32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Nakhoda dan Mualim Ditemukan Mengapung

korban kapal tenggelam-sumutposBELAWAN, SUMUTPOS.CO- Petugas tim SAR menemukan 2 dari 9 anak buah kapal (ABK) KM Kumala Endah yang tenggelam setelah menabrak bangkai kapal pada dua hari lalu. Kedua jasad awak kapal diduga, Sutimin menjabat nakhoda dan Isak Sula selaku mualim ditemukan tewas mengapung di sekitar perairan Bouy 2 Belawan, Kamis (26/3) kemarin.

Dari amatan Sumut Pos, kedua jasad ABK KM Kumala Endah yang ditemukan diperairan Bouy 2 Belawan dievakuasi menggunakan kapal patrol Ditpolairdasu dan Basarnas. Selanjutnya, jenazah awak kapal didaratkan melalui dermaga terminal penumpang Pelabuhan Ujung Baru Belawan dan diangkut menggunakan ambulans untuk kemudian dibawa ke RS Bhayangka Medan.

Kepala Basarnas Medan, Rochmali mengatakan, lokasi penemuan jasad ABK KM Kumala Endah berjarak sekitar satu mill laut dari posisi tenggelamnya kapal bermuatan 650 ton barang kontruksi. Ketika ditemukan jenazah dalam kondisi mengapung.

“Saat ditemukan posisi jasadnya mengapung. Kita lalu mengevakuasi dan membungkus pakai kantung jenazah, selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian,” terangnya.

Upaya pencarian terhadap 7 ABK dan kapal KM Kumala Endah yang ditenggelam, sambung Rochmali masih terus dilakukan tim SAR gabungan. Bahkan, untuk mengetahui keberadaan kapal, Basarnas menurunkan alat scanner bawah air guna mendeteksi keberadaan posisi kapal yang tenggelam.

“Posisi kapal sudah diketahui setelah terdeteksi oleh alat scanner bawah air. Tim penyelam sudah diturunkan, karena kemungkinan besar awak kapal yang belum ditemukan terjebak di dalam kapal,” ujar Rochmali.

“Kendala yang dihadapi masalah cuaca dan gelombang tinggi. Begitupun, upaya pencarian terus dilakukan Basarnas, Polair dan Syahbandar,” katanya.

Kepala Urusan Disaster Victim Identification (DVI) Biddokes Polda Sumut, Kompol Jauhari Ginting menyebutkan, pihaknya belum dapat memastikan identitas kedua jasad yang ditemukan. Karena akan terlebih dulu melakukan tes darah (DNA).

“Identifikasi korban nantinya, apabila secara kasat mata sudah susah dikenali, akan kita periksa. Kita sudah ambil sampel pembanding dari keluarga korban,” kata Jauhari di Belawan.

Jauhari menambahkan, jenazah pria yang ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB itu, belum diketahui identitasnya. Namun, saat ditemukan dari saku celananya ada dua unit handphone. “Jadi belum bisa kita pastikan itu jasad siapa. Cuma dari saku celananya ada ditemukan dua unit handpone,” jelasnya.

Datangi Posko
Sementara, keluarga ABK korban tenggelamnya KM Kumala Endah mulai berdatangan ke Posko Bencana di terminal penumpang Pelabuhan Ujung Baru Belawan. Salah satunya adalah keluarga Mat Muhtaruddin bertugas sebagai juru minyak di kapal tersebut.

Khoniatul Kharimah (32), adik kandung Mat Muhtaruddin mengungkapkan, satu hari sebelum musibah tenggelamnya kapal, abangnya sempat mengirimkan pesan singkat (SMS) lewat handpone untuk memberitahukan jadwal keberangkatan kapal tempat korban bekerja.

“Untuk firasat tak ada. Cuma hari, Senin abang saya SMS bilang kapal berangkat pada hari Selasa. Dan, sore saat keberangkatan kapal dikabarkan KM Kumala Endah tenggelam,” ucap Khoniatul.

Dari peristiwa tenggelamnya kapal itu, Mat Muhtaruddin pria berdomisili di Jalan Beo Medan dinyatakan hilang. Pihak keluarga pun terkejut begitu menerima kabar musibah kecelakaan kapal tersebut dari
pihak kepolisian.

“Keluarga bingung begitu mendapat kabar itu. Apalagi, dua anaknya masih masih kecil. Istrinya, Nursadiah di rumah syok,” sebutnya.

Mat Muhtaruddin, merupakan anak pertama dari enam bersaudara. Keseharian ia di lingkungan keluarga dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah. Oleh karenanya, musibah yang terjadi membuat pihak keluarganya merasa sedih. “Harapan keluarga supaya abang saya itu ditemukan dalam kondisi sehat. Karena semenjak kejadian itu anak pertamanya, Khaikal selalu menyebut nama ayahnya,” ungkap Khoniatul.(rul/rbb)

korban kapal tenggelam-sumutposBELAWAN, SUMUTPOS.CO- Petugas tim SAR menemukan 2 dari 9 anak buah kapal (ABK) KM Kumala Endah yang tenggelam setelah menabrak bangkai kapal pada dua hari lalu. Kedua jasad awak kapal diduga, Sutimin menjabat nakhoda dan Isak Sula selaku mualim ditemukan tewas mengapung di sekitar perairan Bouy 2 Belawan, Kamis (26/3) kemarin.

Dari amatan Sumut Pos, kedua jasad ABK KM Kumala Endah yang ditemukan diperairan Bouy 2 Belawan dievakuasi menggunakan kapal patrol Ditpolairdasu dan Basarnas. Selanjutnya, jenazah awak kapal didaratkan melalui dermaga terminal penumpang Pelabuhan Ujung Baru Belawan dan diangkut menggunakan ambulans untuk kemudian dibawa ke RS Bhayangka Medan.

Kepala Basarnas Medan, Rochmali mengatakan, lokasi penemuan jasad ABK KM Kumala Endah berjarak sekitar satu mill laut dari posisi tenggelamnya kapal bermuatan 650 ton barang kontruksi. Ketika ditemukan jenazah dalam kondisi mengapung.

“Saat ditemukan posisi jasadnya mengapung. Kita lalu mengevakuasi dan membungkus pakai kantung jenazah, selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian,” terangnya.

Upaya pencarian terhadap 7 ABK dan kapal KM Kumala Endah yang ditenggelam, sambung Rochmali masih terus dilakukan tim SAR gabungan. Bahkan, untuk mengetahui keberadaan kapal, Basarnas menurunkan alat scanner bawah air guna mendeteksi keberadaan posisi kapal yang tenggelam.

“Posisi kapal sudah diketahui setelah terdeteksi oleh alat scanner bawah air. Tim penyelam sudah diturunkan, karena kemungkinan besar awak kapal yang belum ditemukan terjebak di dalam kapal,” ujar Rochmali.

“Kendala yang dihadapi masalah cuaca dan gelombang tinggi. Begitupun, upaya pencarian terus dilakukan Basarnas, Polair dan Syahbandar,” katanya.

Kepala Urusan Disaster Victim Identification (DVI) Biddokes Polda Sumut, Kompol Jauhari Ginting menyebutkan, pihaknya belum dapat memastikan identitas kedua jasad yang ditemukan. Karena akan terlebih dulu melakukan tes darah (DNA).

“Identifikasi korban nantinya, apabila secara kasat mata sudah susah dikenali, akan kita periksa. Kita sudah ambil sampel pembanding dari keluarga korban,” kata Jauhari di Belawan.

Jauhari menambahkan, jenazah pria yang ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB itu, belum diketahui identitasnya. Namun, saat ditemukan dari saku celananya ada dua unit handphone. “Jadi belum bisa kita pastikan itu jasad siapa. Cuma dari saku celananya ada ditemukan dua unit handpone,” jelasnya.

Datangi Posko
Sementara, keluarga ABK korban tenggelamnya KM Kumala Endah mulai berdatangan ke Posko Bencana di terminal penumpang Pelabuhan Ujung Baru Belawan. Salah satunya adalah keluarga Mat Muhtaruddin bertugas sebagai juru minyak di kapal tersebut.

Khoniatul Kharimah (32), adik kandung Mat Muhtaruddin mengungkapkan, satu hari sebelum musibah tenggelamnya kapal, abangnya sempat mengirimkan pesan singkat (SMS) lewat handpone untuk memberitahukan jadwal keberangkatan kapal tempat korban bekerja.

“Untuk firasat tak ada. Cuma hari, Senin abang saya SMS bilang kapal berangkat pada hari Selasa. Dan, sore saat keberangkatan kapal dikabarkan KM Kumala Endah tenggelam,” ucap Khoniatul.

Dari peristiwa tenggelamnya kapal itu, Mat Muhtaruddin pria berdomisili di Jalan Beo Medan dinyatakan hilang. Pihak keluarga pun terkejut begitu menerima kabar musibah kecelakaan kapal tersebut dari
pihak kepolisian.

“Keluarga bingung begitu mendapat kabar itu. Apalagi, dua anaknya masih masih kecil. Istrinya, Nursadiah di rumah syok,” sebutnya.

Mat Muhtaruddin, merupakan anak pertama dari enam bersaudara. Keseharian ia di lingkungan keluarga dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah. Oleh karenanya, musibah yang terjadi membuat pihak keluarganya merasa sedih. “Harapan keluarga supaya abang saya itu ditemukan dalam kondisi sehat. Karena semenjak kejadian itu anak pertamanya, Khaikal selalu menyebut nama ayahnya,” ungkap Khoniatul.(rul/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/