28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Demam pun Sembuh Minum Air Rendaman Akik

Wiiliam BarjoMEDAN, SUMUTPOS.CO – William Barjo, pengusaha toko Royal Kramik ini ternyata sudah mencintai batu akik sejak dirinya berumur 10 tahun. Namun, semula warga Jalan Jamin Ginting Km 8 ini malu-malu untuk memakai batu berukuran besar.

Begitu batu akik lagi trend-trendnya, pria 34 tahun ini pun mulai memakainya. “Dari saya umur 10 tahun saya sudah menyukai batu akik. Itu pertama kali dikasih oleh almarhum ibu saya,” ucap William memulai pembicaraan, kemarin.

Saat itu, ketika William mengalami sakit, ibunya S br Ketaren selalu memberikan air mineral yang dicelupkan batu berwarna merah ke dalamnya. “Kalau saya sakit demam, ibu saya memasukkan batu warna merah lalu saya minum. Mudah-mudahan sembuh, sejak itu saya mulai menyukainya,” sambungnya.

Akan tetapi, batu akik berwarna merah pemberian ibunya tersebut hilang. “Sekitar 3 atau 4 tahun sama aku batunya, hilang. Lepas dari cangkangnya dia, entah dimana jatuhnya,” bebernya.

Semenjak itu, bapak beranak dua ini mulai mengoleksi batu-batu akik. “Yang paling saya suka batu giok, karena menurut orang tua saya batu giok itu cocok untuk usaha dan dingin dipakai. Yang paling bagus giok birma,” jelasnya.

Awalnya, William takut memakai batu yang besar-besar. Namun, begitu banyaknya masyarakat memakai batu cincin yang besar-besar membuat pria bertubuh besar ini tanpa ragu-ragu lagi untuk memakai. Bahkan, menjadikannya sebagai mata kalung.

“Setiap batu bewarna hijau saya jadikan koleksi. Ini batu black jade super, pemberian paman saya. Saya dapat gambar kangguru, itu tahunya begitu digosok,” ucap pria berkumis ini.

Trendnya masyarakat mengoleksi batu-batu akik, membuat pengusaha keramik ini lalu membuka tukang gosok sekalian menjual batu-batu akik. “Karena hoby, saya pun buka sendiri. Tukang gosoknya pun kebetulan dekat rumah saya ini dan mempunyai keterampilan yang lumayan bagus,” ujarnya.

Memang, bukan hanya orang tua, bahkan anak-anak pun datang ke toko milik William tersebut untuk menggosok batu. “Pak, batu apa ini?” tanya siswa yang memakai baju pramuka ini kepada Sayan (64), tukang gosok batu. Setelah dijelaskan batu kepunyaannya, pria yang ditaksir berumur 14 tahun itu pun langsung pulang. “Kalau bapak baru tiga bulan menjadi tukang gosok, sebelumnya tidak ada pekerjaan,” celotehnya. Namun, untuk hasil gosok Sayan lumayan bagus. Buktinya, satu persatu orang tak berhenti untuk mengosok batu akik miliknya.(eza)

Wiiliam BarjoMEDAN, SUMUTPOS.CO – William Barjo, pengusaha toko Royal Kramik ini ternyata sudah mencintai batu akik sejak dirinya berumur 10 tahun. Namun, semula warga Jalan Jamin Ginting Km 8 ini malu-malu untuk memakai batu berukuran besar.

Begitu batu akik lagi trend-trendnya, pria 34 tahun ini pun mulai memakainya. “Dari saya umur 10 tahun saya sudah menyukai batu akik. Itu pertama kali dikasih oleh almarhum ibu saya,” ucap William memulai pembicaraan, kemarin.

Saat itu, ketika William mengalami sakit, ibunya S br Ketaren selalu memberikan air mineral yang dicelupkan batu berwarna merah ke dalamnya. “Kalau saya sakit demam, ibu saya memasukkan batu warna merah lalu saya minum. Mudah-mudahan sembuh, sejak itu saya mulai menyukainya,” sambungnya.

Akan tetapi, batu akik berwarna merah pemberian ibunya tersebut hilang. “Sekitar 3 atau 4 tahun sama aku batunya, hilang. Lepas dari cangkangnya dia, entah dimana jatuhnya,” bebernya.

Semenjak itu, bapak beranak dua ini mulai mengoleksi batu-batu akik. “Yang paling saya suka batu giok, karena menurut orang tua saya batu giok itu cocok untuk usaha dan dingin dipakai. Yang paling bagus giok birma,” jelasnya.

Awalnya, William takut memakai batu yang besar-besar. Namun, begitu banyaknya masyarakat memakai batu cincin yang besar-besar membuat pria bertubuh besar ini tanpa ragu-ragu lagi untuk memakai. Bahkan, menjadikannya sebagai mata kalung.

“Setiap batu bewarna hijau saya jadikan koleksi. Ini batu black jade super, pemberian paman saya. Saya dapat gambar kangguru, itu tahunya begitu digosok,” ucap pria berkumis ini.

Trendnya masyarakat mengoleksi batu-batu akik, membuat pengusaha keramik ini lalu membuka tukang gosok sekalian menjual batu-batu akik. “Karena hoby, saya pun buka sendiri. Tukang gosoknya pun kebetulan dekat rumah saya ini dan mempunyai keterampilan yang lumayan bagus,” ujarnya.

Memang, bukan hanya orang tua, bahkan anak-anak pun datang ke toko milik William tersebut untuk menggosok batu. “Pak, batu apa ini?” tanya siswa yang memakai baju pramuka ini kepada Sayan (64), tukang gosok batu. Setelah dijelaskan batu kepunyaannya, pria yang ditaksir berumur 14 tahun itu pun langsung pulang. “Kalau bapak baru tiga bulan menjadi tukang gosok, sebelumnya tidak ada pekerjaan,” celotehnya. Namun, untuk hasil gosok Sayan lumayan bagus. Buktinya, satu persatu orang tak berhenti untuk mengosok batu akik miliknya.(eza)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/