25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

8 Petugas PPS di Sumut Meninggal Akibat Kelelahan

tedy/sumut posJENGUK:
Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri Nuryanto menjenguk anggota PPK Binjai Kota di RSUD Djoelham, setelah pingsan saat bertugas.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak pemungutan suara Pemilu Serentak pada tanggal 17 April lalu, hingga saat ini total 8 orang petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang meninggal di seluruh wilayah di Sumatera Utara. Petugas yang meninggal terdiri dari berbagi usia, mulai dari usia 28 tahun hingga 54 tahun.

“Total ada 8 petugas PPS kita di Sumatera Utara yang meninggal dunia. Kami semua turut berduka cita atas meninggalnya para pahlawan demokrasi kita tersebut. Mereka sudah berjuang untuk berlangsungnya pesta demokrasi di Sumatera Utara,” ucap komisioner KPU Sumatera Utara, Mulia Banurea kepada Sumut Pos, Jumat (26/4).

Ditanya penyebab meninggalnya para petugas PPS tersebut, Mulia menyebutkan, akibat kelelahan. “Rata-rata karena kelelahan, karena tingginya tingkat intensitas pekerjaan mereka di saat-saat penghitungan suara seperti ini,” ujarnya singkat.

Adapun nama-nama petugas PPS di Sumut yang meninggal dunia yakni, Zulkifli Salamuddin (45) dari TPS Medan Johor kota Medan, Eva Arnaz (35) dari TPS Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu, Jalakon Sinaga dari TPS Berampu kabupaten Dairi, Zainuddin Keliat (52) dari TPS Pancur Batu kabupaten Deliserdang, Putra Sipayung (28) dari TPS Purba kabupaten Simalungun, Sutrisno dari TPS Medan Selayang kota Medan, Uswatun Hasanah Harahap (30) dan Sayur Nasution dari TPS di kabupaten Mandailing Natal.

Pemilu Serentak Belum Layak Diterapkan

Menanggapi kejadian itu, pengamat sosial politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Sohibul Ansor Siregar, mengatakan pemilu serentak belum layak diterapkan di Indonesia. Pasalnya, jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, membuat jumlah surat suara yang harus dihitung juga banyak.

“Belum lagi surat suaranya ada 5 yang harus dihitung untuk tiap-tiap pemilih. Kita belum siap untuk itu,” ujar Sohibul.

Sohibul membenarkan, pelaksanaan pemilu secara serentak memang berdampak pada penghematan biaya. “Tapi percuma juga kalau imbasnya seperti ini. Penghematan biaya itu penting, tapi keselamatan para petugas PPS lebih penting,” ujarnya.

Tak hanya keselamatan nyawa petugas PPS, Sohibul juga menyebutkan, pelaksanaan pemilu secara serentak membuat kurangnya antusiasme masyarakat terhadap pemilihan legislatif.

“Dulu Pileg itu disambut meriah oleh masyarakat. Tapi karena berbenturan dengan pilpres, Pileg menjadi berkurang gairahnya. Padahal, pemilihan legislatif juga sangat berpengaruh bagi pembangunan bangsa,” tutupnya.

Kapolres Jenguk Anggota PPK di RS

Terpisah, Iskandaria Paloh (49), anggota PPK Binjai Kota yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham, dijenguk Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri Nuryanto. Perwira menengah itu menjenguk Paloh didampingi Kasi Provos Polres Binjai, Ipda Riyatno, Jumat (26/4).

Iskandar Paloh dilarikan ke RSUD Djoelham, setelah jatuh pingsan saat menjalankan tugas. Saat kejadian, wajah Paloh tampak pucat dan badan lemas.

Dengan kondisi tangan masih terpasang selang infus, Iskandar sudah mulai dapat diajak bicara dan menceritakan kejadian yang menimpanya. “Saya atas nama pribadi dan Polres Binjai turut berduka cita pada anggota KPPS maupun PPK yang jatuh sakit akibat kelelahan merekapitulasi suara,” ujar mantan Danyon A Pelopor Satbrimobdasu ini.

Karena kejadian ini, Nugie menyerukan agar semua anggota PPK dan KPPS dapat memanfaatkan waktu istirahat, ketika mencapai kelelehan. “Sehingga tidak ada lagi petugas yang sakit akibat kelelahan,” tandasnya. (mag-1/ted)

tedy/sumut posJENGUK:
Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri Nuryanto menjenguk anggota PPK Binjai Kota di RSUD Djoelham, setelah pingsan saat bertugas.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak pemungutan suara Pemilu Serentak pada tanggal 17 April lalu, hingga saat ini total 8 orang petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang meninggal di seluruh wilayah di Sumatera Utara. Petugas yang meninggal terdiri dari berbagi usia, mulai dari usia 28 tahun hingga 54 tahun.

“Total ada 8 petugas PPS kita di Sumatera Utara yang meninggal dunia. Kami semua turut berduka cita atas meninggalnya para pahlawan demokrasi kita tersebut. Mereka sudah berjuang untuk berlangsungnya pesta demokrasi di Sumatera Utara,” ucap komisioner KPU Sumatera Utara, Mulia Banurea kepada Sumut Pos, Jumat (26/4).

Ditanya penyebab meninggalnya para petugas PPS tersebut, Mulia menyebutkan, akibat kelelahan. “Rata-rata karena kelelahan, karena tingginya tingkat intensitas pekerjaan mereka di saat-saat penghitungan suara seperti ini,” ujarnya singkat.

Adapun nama-nama petugas PPS di Sumut yang meninggal dunia yakni, Zulkifli Salamuddin (45) dari TPS Medan Johor kota Medan, Eva Arnaz (35) dari TPS Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu, Jalakon Sinaga dari TPS Berampu kabupaten Dairi, Zainuddin Keliat (52) dari TPS Pancur Batu kabupaten Deliserdang, Putra Sipayung (28) dari TPS Purba kabupaten Simalungun, Sutrisno dari TPS Medan Selayang kota Medan, Uswatun Hasanah Harahap (30) dan Sayur Nasution dari TPS di kabupaten Mandailing Natal.

Pemilu Serentak Belum Layak Diterapkan

Menanggapi kejadian itu, pengamat sosial politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Sohibul Ansor Siregar, mengatakan pemilu serentak belum layak diterapkan di Indonesia. Pasalnya, jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, membuat jumlah surat suara yang harus dihitung juga banyak.

“Belum lagi surat suaranya ada 5 yang harus dihitung untuk tiap-tiap pemilih. Kita belum siap untuk itu,” ujar Sohibul.

Sohibul membenarkan, pelaksanaan pemilu secara serentak memang berdampak pada penghematan biaya. “Tapi percuma juga kalau imbasnya seperti ini. Penghematan biaya itu penting, tapi keselamatan para petugas PPS lebih penting,” ujarnya.

Tak hanya keselamatan nyawa petugas PPS, Sohibul juga menyebutkan, pelaksanaan pemilu secara serentak membuat kurangnya antusiasme masyarakat terhadap pemilihan legislatif.

“Dulu Pileg itu disambut meriah oleh masyarakat. Tapi karena berbenturan dengan pilpres, Pileg menjadi berkurang gairahnya. Padahal, pemilihan legislatif juga sangat berpengaruh bagi pembangunan bangsa,” tutupnya.

Kapolres Jenguk Anggota PPK di RS

Terpisah, Iskandaria Paloh (49), anggota PPK Binjai Kota yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham, dijenguk Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri Nuryanto. Perwira menengah itu menjenguk Paloh didampingi Kasi Provos Polres Binjai, Ipda Riyatno, Jumat (26/4).

Iskandar Paloh dilarikan ke RSUD Djoelham, setelah jatuh pingsan saat menjalankan tugas. Saat kejadian, wajah Paloh tampak pucat dan badan lemas.

Dengan kondisi tangan masih terpasang selang infus, Iskandar sudah mulai dapat diajak bicara dan menceritakan kejadian yang menimpanya. “Saya atas nama pribadi dan Polres Binjai turut berduka cita pada anggota KPPS maupun PPK yang jatuh sakit akibat kelelahan merekapitulasi suara,” ujar mantan Danyon A Pelopor Satbrimobdasu ini.

Karena kejadian ini, Nugie menyerukan agar semua anggota PPK dan KPPS dapat memanfaatkan waktu istirahat, ketika mencapai kelelehan. “Sehingga tidak ada lagi petugas yang sakit akibat kelelahan,” tandasnya. (mag-1/ted)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/