25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

INAMPA Harapkan Zero Accident

Indonesian Maritime Pilots Association (INAMPA) pada usia ke-19 ini mengharapkan Zero Accident atau tidak ada kecelakaan dalam dunia kemaritiman Indonesia yang berkaitan dengan perwira pandu. Karena, keselamatan maritim sebagai daya saing bangsa di kancah internasional.

President INAMPA, Pasoroan Herman Harianja mengatakan tidak ada kecelakaan dalam dunia kemaritiman bukanlah hal yang mudah, malah cenderung mustahil. Tapi, bukan berarti tidak bisa bila kita bersatu untuk mewujudkannya.

“Kalau kecelakaan yang terjadi karena perwira pandu kita hanya 0,00 persen. Kecelakaan terjadi karena infrastruktur, seperti tali kapal, tangga pandu, dan lainnya,” ujarnya.

Dijelaskannya, keselamatan dalam dunia maritim itu sangat penting, karena perputaran perekonomian di perairan Indonesia sangat besar. Herman menambahkan, sebagai bagian dari masyarakat profesi nasional dan internasional, INAMPA turut serta bertanggungjawab untuk terus menggelorakan keselamatan dan keamanan, perlindungan maritim serta keberlangsungan maritim di perairan Indonesia.

“Perdagangan dunia melalui perairan Indonesia mencapai 40-50 persen. Dan dalam satu riset oleh CSIS, pada Januari 2020 menyebutkan Maritime safety terus berkembang dari US $16.17 Billiton tahun 2016 menjadi US$23.67 pada tahun 2021,” jelasnya.

Herman menambahkan, keselamatan maritim itu berdasarkan literature yang ada mencakup maritime safety as a regulatory, maritime safety as a situation dan maritime safet as an section.

Diketahui, INAMPA sebagai profesi Perwira Pandu Maritim bertugas memandu kapal yang bernavigasi di muara, sungai, kanal, pelabuhan, laut dan offshort pilotage.

INAMPA Didirikan pada 11 Maret 2003

Herman mengatakan, pada HUT INAMPA ke- 19, pihaknya telah menggelar webinar yang diikuti oleh 2.044 orang yang terdiri dari pemerintah pusat, daerah, direksi BUMN, BUMD, BUMS, para eksekutif, dosen pasca sarjana, mahasiswa S3, S2, S1, taruna, taruni dari akademi program kemaritimam dan stakeholders lainnya.

“INAMPA memaknai Indonesia sebagai poros maritim dunia. Bahwa, samudera, laut, selat dan teluk serta perairan lainnya harus dapat memberikan nilai tambah kepada masyarakat Indonesia dan dunia, baik dalam perspektif ekonomi, sosial, politik, Hankam dan juga keselamatan,” jelas Herman. (ram)

Indonesian Maritime Pilots Association (INAMPA) pada usia ke-19 ini mengharapkan Zero Accident atau tidak ada kecelakaan dalam dunia kemaritiman Indonesia yang berkaitan dengan perwira pandu. Karena, keselamatan maritim sebagai daya saing bangsa di kancah internasional.

President INAMPA, Pasoroan Herman Harianja mengatakan tidak ada kecelakaan dalam dunia kemaritiman bukanlah hal yang mudah, malah cenderung mustahil. Tapi, bukan berarti tidak bisa bila kita bersatu untuk mewujudkannya.

“Kalau kecelakaan yang terjadi karena perwira pandu kita hanya 0,00 persen. Kecelakaan terjadi karena infrastruktur, seperti tali kapal, tangga pandu, dan lainnya,” ujarnya.

Dijelaskannya, keselamatan dalam dunia maritim itu sangat penting, karena perputaran perekonomian di perairan Indonesia sangat besar. Herman menambahkan, sebagai bagian dari masyarakat profesi nasional dan internasional, INAMPA turut serta bertanggungjawab untuk terus menggelorakan keselamatan dan keamanan, perlindungan maritim serta keberlangsungan maritim di perairan Indonesia.

“Perdagangan dunia melalui perairan Indonesia mencapai 40-50 persen. Dan dalam satu riset oleh CSIS, pada Januari 2020 menyebutkan Maritime safety terus berkembang dari US $16.17 Billiton tahun 2016 menjadi US$23.67 pada tahun 2021,” jelasnya.

Herman menambahkan, keselamatan maritim itu berdasarkan literature yang ada mencakup maritime safety as a regulatory, maritime safety as a situation dan maritime safet as an section.

Diketahui, INAMPA sebagai profesi Perwira Pandu Maritim bertugas memandu kapal yang bernavigasi di muara, sungai, kanal, pelabuhan, laut dan offshort pilotage.

INAMPA Didirikan pada 11 Maret 2003

Herman mengatakan, pada HUT INAMPA ke- 19, pihaknya telah menggelar webinar yang diikuti oleh 2.044 orang yang terdiri dari pemerintah pusat, daerah, direksi BUMN, BUMD, BUMS, para eksekutif, dosen pasca sarjana, mahasiswa S3, S2, S1, taruna, taruni dari akademi program kemaritimam dan stakeholders lainnya.

“INAMPA memaknai Indonesia sebagai poros maritim dunia. Bahwa, samudera, laut, selat dan teluk serta perairan lainnya harus dapat memberikan nilai tambah kepada masyarakat Indonesia dan dunia, baik dalam perspektif ekonomi, sosial, politik, Hankam dan juga keselamatan,” jelas Herman. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/