32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Polres Madina Buru Aktor Utama

Kerusuhan di Suka Makmur Madina

PENYABUNGAN-Peristiwa pembakaran base camp PT Anugrah Langkat Makmur (Alam) yang terjadi Rabu (14/12) lalu di Desa Suka Makmur, Kecamatan Muara Batang Gadis akan terus diusut Polres Madina saat ini terus memburu aktor intelektual dan penyandang dana pembakaran tersebut yang memicu warga melakukan aksi inap tiga hari di Gedung DPRD Madina serta ditahannya lima warga di Polres Madina.
“Dalam mengungkapkan pembakaran base camp dan alat berat milik CV Karya Jasa Utama selaku sub kontraktor PT Alam itu, kita memiliki rekaman. Berangkat dari sini, kita telah menetapkan empat orang masuk DPO dan satu orang diduga kuat sebagai penyandang dana yang kita masih terus memburunya,” kata Kasat Reskrim
Polres Madina AKP Sarluman Siregar, saat dengar pendapat dengan Tim Pencari Fakta (TPF ) DPRD Madina yang diketuai Ali Mutiara Rangkuty yang juga merupakan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Madina.

Pertemuan itu dihadiri Wakil Bupati Madina Drs Dahlan Hasan Nasution, Waka Polres Madina Kompol Hariyatmoko, Kepala BPN Madina Joharnel dan Kadis Dishutbun Gozali Pulungan SH.

Kasat reskrim di hadapan TPF mengungkapkan, pada Rabu (14/12) sekitar pukul 12.00 WIB terjadi pembakaran dua alat berat, pembakaran base camp, pembakaran pos jaga, dan mobil Mitsubishi yang dibuang ke sungai. “Sedangkan sekitar pukul 15.00 WIB pada saat kejadian itu, warga menahan tiga orang karyawan perusahaan dan menyekap
dalam satu ruangan ketiga orang itu. Mereka Martulus Manalu, Bitler Manulang, dan Romeo Siagian,” jelaskan Sarluman.

Dia melanjutkana, pada Jumat (16/12) dipimpin langsung oleh Kapolres Madina dengan kekuatan personel 50 orang dari Polres Madina ditambah satu pleton brimob, masuk ke Desa Suka Makmur Muara Batang Gadis. “Alhamdulillah masuknya kami ke desa sekitar tiga kilometer dari base camp PT Alam tidak ada perlawanan, masyarakat sangat menerima kedatangan kami dan langsung mengadakan koordinasi dengan pak sekdes karena kades sudah lari,” imbuhnya.

Menurut Sarluman, empat orang provokator dan aktor intelektual terdiri dari Parlindungan Hasibuan, Kepala Desa Kahirun Nasution, Zikron Batubara, Drs Tajuddin Siregar dan masih ada yang diduga kuat peyandang dana. “Aktor intelektual saat ini sedang di Jakarta, kemungkinan bertemu dengan Komisi III DPR. Kita ketahui mereka di Jakarta berdasarkan saat siaran langsung di TV One dan saat ini kita masih terus memburu mereka,” imbuhnya.
Dia mengatakan, banyak pihak berharap agar otak ataupun aktor intelektual kejadian di Desa Suka Makmur, Kecamatan Muara Batang Gadis tersebut secepatnya ditangkap.

Soal aktor intelektual ini juga diungkapkan Sekretaris Komisi I DPRD Kabupaten Mandailing Natal Iskandar Hasibuan. Setidaknya hal ini diungkapkannya setelah mendapat informasi usai Komisi I DPRD Madina yang mengikuti rombongan Wakil Bupati ke lokasi kejadian. Dari informasi yang didapat, apa yang dituduhkan warga yang melakukan demo ke DPRD baik perusakan lahan perkebunan dan persawahan oleh PT Alam, sama sekali tidak benar. Karena Wakil Bupati langsung mengecek ke lahan yang dipersoalkan sehingga sempat membuat Wakil Bupati kesal.

“Jika tuduhan warga itu ke PT Alam  tidak benar, kita minta kepada polisi agar mencari aktor yang memprovokasi masyarakat,” ujar Iskandar, akhir pekan lalu di Penyabungan.

Iskandar juga mengungkap aksi warga ditengarai disusupi pihak tak bertanggung jawab. “Kita mendapat laporan dari warga yang tidak ikut demo bahwa warga desa sebelumnya ditakut-takuti oleh oknum Kades dengan mengatakan kalau gak ikut demo akan ditangkap polisi. Makanya, warga yang baru 2 tahun pisah dari Desa Manuncang itu walau dengan berat hati terpaksa ikut demo ke DPRD,” jelas Iskandar.

Menurut Iskandar, persoalan yang timbul di tengah-tengah masyarakat berawal dari adanya temuan tumpukan kayu balok/bulat oleh pihak pekerja PT Alam. Penemuan itu membuat sang pemilik kayu ketakutan dilaporkan ke pihak berwajib. Karena itu, aksi pencurian kayu dan pembakaran alat berat milik PT Alam dibuat oknum-oknum itu sebagai upaya untuk mengaburkan kejadian. Selain melakukan demo menuntut lahan agar polisi melepas warga yang ditangkap karena terkait pembakaran yang disinyalir diprakarsai oleh pengurus LSM dari Padang Sidimpuan. Buktinya, Kades Suka Makmur menghilang. “Kades menghilang, ada apa? Jika benar, kenapa Kades tidak mengawal warganya?” tambah Iskandar.

Kata dia, Komisi I DPRD Madina juga merasa heran dengan kedatangan warga. Sebab sudah 2 tahun 3 bulan DPRD Madina Periode 2009-2014 bertugas, tidak ada sepucuk surat pun pengaduan masuk ke Komisi I. Tiba-tiba yang datang warga demo sampai menginap 3 malam. “Apa kita tidak bingung, gak ada masalah, tiba-tiba muncul demo. Makanya kita minta kepada Tim DPRD yang akan turun harus bersikap independen. Artinya jangan membuat masyarakat dan investor bingung dengan kehadiran tim,” pungkasnya. (bbs)

Kerusuhan di Suka Makmur Madina

PENYABUNGAN-Peristiwa pembakaran base camp PT Anugrah Langkat Makmur (Alam) yang terjadi Rabu (14/12) lalu di Desa Suka Makmur, Kecamatan Muara Batang Gadis akan terus diusut Polres Madina saat ini terus memburu aktor intelektual dan penyandang dana pembakaran tersebut yang memicu warga melakukan aksi inap tiga hari di Gedung DPRD Madina serta ditahannya lima warga di Polres Madina.
“Dalam mengungkapkan pembakaran base camp dan alat berat milik CV Karya Jasa Utama selaku sub kontraktor PT Alam itu, kita memiliki rekaman. Berangkat dari sini, kita telah menetapkan empat orang masuk DPO dan satu orang diduga kuat sebagai penyandang dana yang kita masih terus memburunya,” kata Kasat Reskrim
Polres Madina AKP Sarluman Siregar, saat dengar pendapat dengan Tim Pencari Fakta (TPF ) DPRD Madina yang diketuai Ali Mutiara Rangkuty yang juga merupakan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Madina.

Pertemuan itu dihadiri Wakil Bupati Madina Drs Dahlan Hasan Nasution, Waka Polres Madina Kompol Hariyatmoko, Kepala BPN Madina Joharnel dan Kadis Dishutbun Gozali Pulungan SH.

Kasat reskrim di hadapan TPF mengungkapkan, pada Rabu (14/12) sekitar pukul 12.00 WIB terjadi pembakaran dua alat berat, pembakaran base camp, pembakaran pos jaga, dan mobil Mitsubishi yang dibuang ke sungai. “Sedangkan sekitar pukul 15.00 WIB pada saat kejadian itu, warga menahan tiga orang karyawan perusahaan dan menyekap
dalam satu ruangan ketiga orang itu. Mereka Martulus Manalu, Bitler Manulang, dan Romeo Siagian,” jelaskan Sarluman.

Dia melanjutkana, pada Jumat (16/12) dipimpin langsung oleh Kapolres Madina dengan kekuatan personel 50 orang dari Polres Madina ditambah satu pleton brimob, masuk ke Desa Suka Makmur Muara Batang Gadis. “Alhamdulillah masuknya kami ke desa sekitar tiga kilometer dari base camp PT Alam tidak ada perlawanan, masyarakat sangat menerima kedatangan kami dan langsung mengadakan koordinasi dengan pak sekdes karena kades sudah lari,” imbuhnya.

Menurut Sarluman, empat orang provokator dan aktor intelektual terdiri dari Parlindungan Hasibuan, Kepala Desa Kahirun Nasution, Zikron Batubara, Drs Tajuddin Siregar dan masih ada yang diduga kuat peyandang dana. “Aktor intelektual saat ini sedang di Jakarta, kemungkinan bertemu dengan Komisi III DPR. Kita ketahui mereka di Jakarta berdasarkan saat siaran langsung di TV One dan saat ini kita masih terus memburu mereka,” imbuhnya.
Dia mengatakan, banyak pihak berharap agar otak ataupun aktor intelektual kejadian di Desa Suka Makmur, Kecamatan Muara Batang Gadis tersebut secepatnya ditangkap.

Soal aktor intelektual ini juga diungkapkan Sekretaris Komisi I DPRD Kabupaten Mandailing Natal Iskandar Hasibuan. Setidaknya hal ini diungkapkannya setelah mendapat informasi usai Komisi I DPRD Madina yang mengikuti rombongan Wakil Bupati ke lokasi kejadian. Dari informasi yang didapat, apa yang dituduhkan warga yang melakukan demo ke DPRD baik perusakan lahan perkebunan dan persawahan oleh PT Alam, sama sekali tidak benar. Karena Wakil Bupati langsung mengecek ke lahan yang dipersoalkan sehingga sempat membuat Wakil Bupati kesal.

“Jika tuduhan warga itu ke PT Alam  tidak benar, kita minta kepada polisi agar mencari aktor yang memprovokasi masyarakat,” ujar Iskandar, akhir pekan lalu di Penyabungan.

Iskandar juga mengungkap aksi warga ditengarai disusupi pihak tak bertanggung jawab. “Kita mendapat laporan dari warga yang tidak ikut demo bahwa warga desa sebelumnya ditakut-takuti oleh oknum Kades dengan mengatakan kalau gak ikut demo akan ditangkap polisi. Makanya, warga yang baru 2 tahun pisah dari Desa Manuncang itu walau dengan berat hati terpaksa ikut demo ke DPRD,” jelas Iskandar.

Menurut Iskandar, persoalan yang timbul di tengah-tengah masyarakat berawal dari adanya temuan tumpukan kayu balok/bulat oleh pihak pekerja PT Alam. Penemuan itu membuat sang pemilik kayu ketakutan dilaporkan ke pihak berwajib. Karena itu, aksi pencurian kayu dan pembakaran alat berat milik PT Alam dibuat oknum-oknum itu sebagai upaya untuk mengaburkan kejadian. Selain melakukan demo menuntut lahan agar polisi melepas warga yang ditangkap karena terkait pembakaran yang disinyalir diprakarsai oleh pengurus LSM dari Padang Sidimpuan. Buktinya, Kades Suka Makmur menghilang. “Kades menghilang, ada apa? Jika benar, kenapa Kades tidak mengawal warganya?” tambah Iskandar.

Kata dia, Komisi I DPRD Madina juga merasa heran dengan kedatangan warga. Sebab sudah 2 tahun 3 bulan DPRD Madina Periode 2009-2014 bertugas, tidak ada sepucuk surat pun pengaduan masuk ke Komisi I. Tiba-tiba yang datang warga demo sampai menginap 3 malam. “Apa kita tidak bingung, gak ada masalah, tiba-tiba muncul demo. Makanya kita minta kepada Tim DPRD yang akan turun harus bersikap independen. Artinya jangan membuat masyarakat dan investor bingung dengan kehadiran tim,” pungkasnya. (bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/