Megawati Puji Danau Toba
SAMOSIR- Ketua umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarno Putri kagum melihat Danau Toba. Hal ini ditunjukkannya dalam kunjungan ke Samosir. Dalam kesempatan itu, Mega dan Cagubsu Effendi Simbolon pun diulosi oleh tokoh adat setempat.
“Saya beruntung bisa mengunjungi berbagai negara, tapi ternyata tidak ada danau yang bisa mengimbangi Danau Toba, baik dari segi keindahan, kedalaman maupun luasnya Danau Toba,” ujar Megawati, Sabtu (26/1) saat berkunjung ke Samosir.
Megawati menumpangi pesawat dari Jakarta dan mendarat di Bandara International Silangit, yang merupakan bandara baru ditingkatkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan menjadi Bandara International. Sebelumnya, Bandara Silangit adalah bandara rintisan yang dikelola Kementerian Perhubungan, kini dikelola oleh PT Angkasa Pura 2.
Usai mendarat di Bandara International Silangit, Megawati bersama rombongan menuju Pulau Samosir yang berada di Danau Toba. Kehadirannya, untuk menebar ikan nila dan mas sebanyak 3 ribu benih.
“Karena Danau Toba ini tak ada duanya, sudah seharusnya masyarakat baik yang tinggal dan memanfaatkan Danau Toba sebagai sumber mata pencarian maupun yang hanya berkunjung agar menjaga keindahannya,” pintanya.
Megawati punya cerita sendiri, untuk mendapatkan ikan batak yang biasa disebut ihan, ia harus mencari ke beberapa negara seperti China,Thailand maupun Vietnam dan bertanya kepada pejabat negara yang bersangkutan. Tapi, ternyata tidak ada yang jenisnya menyerupai ihan tersebut. Karena itulah, ia hanya menyebar benih ikan pora-pora. Karena itu,meski benih ikan pora-pora yang pernah ditebarnya di danau toba sudah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitaran danau toba, Megawati justru meminta agar bupati Samosir Mangindar Simbolon memberlakukan penghentian sementara aktivitas menangkap ikan pora-pora, agar ikan tersebut bisa berkembang biak lebih banyak.
Agenda lainnya, Megawati juga diulosi oleh tokoh Batak. Selain Mega, Cagubsu Effendi Simbolon pun mendapatkan kesempatan diulosi. Effendi diulosi marga Limbong yang merupakan tulang dari marga Simbolon di Pusuk Buhit.
Sebelumnya Cagubsu dari PDI-Perjuangan, yang merupakan Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P kelahiran Banjarmasin itu menyebutkan, untuk memberikan ulos harus berhati-hati, apalagi ulos memiliki nilai sakral. Bila disebut tokoh harus diuji ketokohannya, kemudian bila dianggap tokoh apakah sudah berkontribusi terhadap tanah Batak. Selain itu, kontribusinya juga harus dinilai. “Ulos itu memiliki nilai sakral, pemberian ulos itu diberikan kepada tokoh yang teruji ketokohannya dan berkontribusi untuk pembangunan tanah Batak,” katanya kepada Sumut Pos beberapa waktu lalu di Hotel Grand Antares, Medan.
Anggota DPR RI asal Jakarta itu didampingi istrinya, Desi Boru Tobing saat dinobatkan sebagai penerima bulang-bulang dari marga Limbong yang merupakan tulang Simbolon. Tulang Simbolon diwakili oleh Jatorus Limbong memberikan nasihat dalam bahasa Batak yang artinya agar Effendi MS Simbolon tidak tergelincir dalam kubangan korupsi jika nantinya terpilih sebagai gubernur. “Untukmu bere, kami tulangmu cuma bisa mendoakan supaya sehat-sehat dan bisa tercapai niatmu menjadi parhobas masyarakat Sumatera Utara,” kata Jatorus Limbong.
“Kamu pun boru Tobing, kemanapun Effendi pergi harus kamu berangkatkan dengan baik, sehingga suamimu tetap semangat. Karena itulah kamu kami kasih ulos parompa, yang diartikan bisa mengayomi masyarakat Sumatera Utara,” sambung Jatorus Limbong.
Mendapat kehormatan menerima bulang-bulang dari paman (tulang), Effendi MS Simbolon hanya mampu mengucapkan terima kasih dan mengungkapkan bahwa bulang-bulang itu semakin menambah semangatnya untuk bertarung melawan ketidakadilan pada Pilgubsu mendatang. “Mauliate ma tulang, sudah berkenan mendoakan dan memberangkatkan bere kalian ini dari tanah asal bangsa Batak, ini menjadi penyemangat aku di Pilgub nanti,” kata Effendi MS Simbolon. (rel/ril)