27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Musim Tenggara, Nelayan Merana

LANGKAT- Memasuki musim tenggara (Februari-April), membuat 700-an nelayan di Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, merana. Pasalnya, ratusan nelayan ini  kesulitan mendapatkan hasil tangkapan ikan.
Menurut Kepala Desa Jaring Halus Salim kepada wartaan koran ini, Minggu (27/2),  musim semacam ini berlangsung setiap tahunnya dan biasanya terjadi selama tiga bulan kedepan. “Memang kalau sudah masuk musim tenggara, hasil tangkapan ikan nelayan berkurang, ini bisa terjadi sampai tiga bulan,”kata dia.

Pun begitu, sambung Salim, nelayan yang ada di desa tersebut tetap saja melaut karena memang mayoritas penduduk desa, mengandalkan hidup dari hasil tangkapan laut.”Mau gimana lagi, dapat nggak dapat harus tetap melaut, karena sudah pekerjaannya sebagai nelayan,”jelasnya.

Amat (36) salah seorang nelayan menuturkan, penghasilannya dari menangkap ikan hanya lepas untuk kebutuhan sehari, meski demikian ia bersama nelayan lainnya tetap melaut karena tidak tahu harus bekerja apa. Padahal dari penghasilannya itu ia harus menghidupi istri dan kedua anaknya. “Mau kerja dimana lagi, sebagi nelayan tradisional, saya sudah tidak bisa pindah pekerjaan lain, karena dari kecil sudah melaut. Walaupun hasilnya tidak mencukupi, tapi harus tetap dilakoni,” katanya.(ndi)
demi anak istri,”bilangnya.(ndi)

LANGKAT- Memasuki musim tenggara (Februari-April), membuat 700-an nelayan di Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, merana. Pasalnya, ratusan nelayan ini  kesulitan mendapatkan hasil tangkapan ikan.
Menurut Kepala Desa Jaring Halus Salim kepada wartaan koran ini, Minggu (27/2),  musim semacam ini berlangsung setiap tahunnya dan biasanya terjadi selama tiga bulan kedepan. “Memang kalau sudah masuk musim tenggara, hasil tangkapan ikan nelayan berkurang, ini bisa terjadi sampai tiga bulan,”kata dia.

Pun begitu, sambung Salim, nelayan yang ada di desa tersebut tetap saja melaut karena memang mayoritas penduduk desa, mengandalkan hidup dari hasil tangkapan laut.”Mau gimana lagi, dapat nggak dapat harus tetap melaut, karena sudah pekerjaannya sebagai nelayan,”jelasnya.

Amat (36) salah seorang nelayan menuturkan, penghasilannya dari menangkap ikan hanya lepas untuk kebutuhan sehari, meski demikian ia bersama nelayan lainnya tetap melaut karena tidak tahu harus bekerja apa. Padahal dari penghasilannya itu ia harus menghidupi istri dan kedua anaknya. “Mau kerja dimana lagi, sebagi nelayan tradisional, saya sudah tidak bisa pindah pekerjaan lain, karena dari kecil sudah melaut. Walaupun hasilnya tidak mencukupi, tapi harus tetap dilakoni,” katanya.(ndi)
demi anak istri,”bilangnya.(ndi)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/