SIBOLGA, SUMUTPOS.CO -Salah satu korban yang tewas akibat bencana banjir dan longsor di Sibolga Senin (26/3) malam itu, adalah Aura Kasih Ekklesia Simanjuntak.
Bocah berusia dua tahun itu ditemukan sudah tak bernyawa lagi di gorong-gorong depan rumahnya.
Suasana haru dan sedih pun begitu kental dirasakan warga Rawang II atau jalan Toto Harahap, Kelurahan Aek Muara Pinang, Kecamatan Sibolga Selatan, saat jenajah bocah dua tahun itu disemayamkan di rumah duka, Selasa (27/3).
Menurut keterangan warga, sebelum ditemukan tewas, Aura tengah ditinggal sendiri menonton TV di ruang tamu. Ibu dan anggota keluarga lainnya sibuk mengurus urusannya sendiri di dalam rumah. Sedangkan ayahnya, seorang anggota TNI, bertugas di Medan.
Di tengah kuatnya bunyi rintikan hujan, penghuni rumah tersebut tidak sadar kalau Aura telah hilang. Tantenya dan juga ibunya yang saat itu hendak ke warung membeli sesuatu, kaget melihat Aura sudah tidak di depan TV. Saat itu, pintu rumah dan pagar, terbuka. Mereka kemudian meminta bantuan warga sekitar untuk mencari bocah malang tersebut, setelah lelah mencari diseluruh sudut ruangan.
Warga dibantu aparat pemerintahan kemudian beramai-ramai mencari di tengah banjir setinggi dada orang dewasa. Lama mencari, Aura tak juga ditemukan. Di tengah kekawatiran keluarga dan warga sekitar, muncul firasat salah seorang warga untuk memeriksa gorong-gorong tangga rumah korban, yang tingginya sekitar 1,2 meter dari badan jalan. Saking tingginya, rumah korban tidak banjir, beda dengan mayoritas rumah warga lainnya, yang sudah tergenang air.
Ternyata benar, anak kedua dari pasangan Marfin Simanjuntak dan Roseline Miss Kartini Rumapea tersebut ditemukan tersangkut di bawah tangga rumahnya dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Tangisan keluargapun pecah, tak kuasa menahan air mata. “Sudah capek kami mencari, semua parit ini sudah kami periksa. Jembatan-jembatan rumah orangpun sudah kami sisir. Tetap gak ada. Yang datangnya ada nelayan, sudah biasa dia mengerjakan bangunan, membuat tangga rumah orang. Dicarinyalah di bawah tangga rumah korban itu. Disitulah dapatnya, tersangkut. Karena, filingnya jembatan rumah itu 2 lapis, yang lama sama yang baru,” kata A. Manalu, warga sekitar.
Setelah mendapat kabar tentang kejadian memilukan tersebut, Marfin, ayah korbanpun bergegas berangkat pulang ke Sibolga. Dia tiba, Selasa (27/3) sekira pukul 6.30 WIB. Tak mampu berkata-kata, Marfin hanya terpaku memandang tubuh putri kesayangannya tersebut yang telah terbujur kaku di hadapannya.
Roseline yang merupakan Guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Sibolga ini, tidak kuasa membendung air matanya saat rekan-rekan sekerjanya datang melayat. Dia mengingat memorinya bersama Aura, yang sering bersamanya di sekolah tempat mengajar. Rekan-rekan kerjanya juga mengungkapkan memory tersebut sembari berpesan kepada Roseline, yang merupakan Guru agama Kristen tersebut untuk tabah dan tidak larut dalam kesedihan. “Saya ingat kalau Aura sering Ibu Rumapea bawa ke sekolah. Didandani, dipasangkan bando. Ada cita-cita yang Ibu ingat, mungkin Aura nanti akan menggantikan saya jadi guru. Dan anak yang satu lagi menggantikan bapaknya menjadi TNI. Jangan terus bersedih, apalagi sampai sering karena itu. Inilah cara Tuhan untuk memanggil Aura ke pangkuannya,” ucap salah seorang rekan kerja Roseline dalam penyampaian katanya.
Tak hanya itu, mewakili Pemko Sibolga, Camat Sibolga Selatan, Agus Saleh didampingi Lurah Aek Muara Pinang, Dolly Sianturi bersama staf dan kepling sekitar, juga hadir untuk menyampaikan belasungkawa atas insiden tersebut.