MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penambahan angka orang terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara belum berhenti. Hingga Rabu (27/5) sore, tercatat sudah mencapai 332 orang positif terinfeksi virus corona. Meski demikian, di tengah bertambahnya jumlah pasien positif, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih dirawat justru turun drastis. Karena itu, pandemi Covid-19 di Sumut diduga sedang masuk puncak wabah di bulan Mei ini.
“Angka PDP dirawat saat ini menurun drastis, dari sebelumnya 181 orang turun 35 orang menjadi 146 orang. Penurunan terjadi karena ada PDP dirawat yang dipulangkan lantaran telah sembuh. Selain itu, ada juga yang negatif serta positif Covid-19. Jadi karena masih terjadi peningkatan jumlah orang yang terpapar Covid-19, sepertinya Sumut sedang menuju puncak wabah,” kata Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, Rabu (27/5).
Untuk itu, Aris mengajak agar masyarakat terus menguatkan imunitasnya dan terus menerapkan protokol kesehatan supaya tidak mudah terpapar virus tersebut. “Melihat kondisi yang terjadi terkini, sudah saatnya kita mulai pola hidup baru dengan patuh mengikuti protokol kesehatan,” katanya.
Adapun data terkini Covid-19 di Sumut hingga kemarin, angka 332 orang positif Covid-19, bertambah 17 orang dibanding hari sebelumnya yakni 315 orang.
“Jumlah kasus terbanyak di Medan yakni 227 orang. Disusul Deliserdang 41 orang, Siantar 16 orang, Simalungun 16 orang, Langkat 6 orang, dan seterusnya (lihat grafis, red),” ujar Aris, Rabu (27/5).
Penambahan juga terjadi pada angka Covid-19 yang sembuh sebanyak dua orang. Saat ini jumlahnya mencapai 116 orang, naik dari hari sebelumnya 114 orang.
Begitu juga dengan angka Covid-19 meninggal dunia, naik 1 orang dari hari sebelumnya 34 orang, kini menjadi 35 orang.
Rapid Test Massal di Medan
Terpisah, ratusan orang warga Kota Medan dari beberapa kecamatan, menjalani rapid test massal Covid-19 di Gedung Rumah Pintar Tunas Cendekia Bukit Barisan, Jalan Kapten Muslim, Medan, Rabu (27/5). Rapid test massal digelar Dharma Pertiwi Kodam I Bukit Barisan (Kodam I/BB).
Ketua Dharma Pertiwi Kodam I/BB, Tri Sasanti MS Fadhilla, mengatakan, kegiatan ini serentak dilakukan di seluruh Indonesia. Tujuannya, agar masyarakat bisa mendeteksi dini apakah dirinya terjangkit Covid-19 atau tidak. “Dalam pelaksanaan kegiatan, kami berkoordinasi dengan GTPP Covid-19 Sumut dan Rumah Sakit TNI AD. Lewat rapid test ini, kami juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya Covid-19,” ujarnya.
Kata Tri, menghadapi Covid-19 masyarakat tidak boleh dianggap sepele dan main-main. Sebab bisa saja si pasien tidak mengalami gejala, tetapi ternyata ketahuan terjangkit setelah menjalani tes. Jika ada yang terbukti terpapar corona, warga diminta tidak berkecil hati, karena bakal ada penanganan lanjutan.
“Jumlah yang ikut rapid test saat ini ditargetkan sebanyak 250 orang untuk masyarakat umum dari beberapa daerah di Kota Medan selama satu hari. Seluruh koramil dilibatkan untuk mengundang masyarakat,” ungkapnya.
Tri menyebutkan, masyarakat yang mengikuti rapid test diutamakan yang selalu beraktivitas di luar rumah atau banyak bekerja di luar. “Terpenting dari kegiatan ini adalah mengedukasi masyarakat. Kalau cuma ikut rapid test tapi setelah itu mengabaikan protokoler kesehatan, sama saja tidak membantu pemerintah, keluarga, hingga diri sendiri,” sebutnya.
Apabila masyarakat ada yang reaktif Covid-19, akan diserahkan kepada Tim GTPP Covid-19 Sumut. “Di sini ‘kan ada tim gugus tugas. Nanti tim gugus yang melakukan protokol kesehatan,” pungkas Tri.
Di lokasi, warga yang menjalani pemeriksaan rapid test juga mendapatkan bantuan sembako.
Kepling V Kecamatan Medan Helvetia, Yuswarso (55) yang menjadi peserta rapid test berterima kasih atas upaya Dharma Pertiwi. “Dengan rapid test ini, kita jadi tahu kondisi kesehatan kita apakah terindikasi Covid-19 atau sebaliknya,” akunya.
Hal yang sama dikatakan Reseno (61), warga Jalan Setia Luhur. “Pastinya kita berterima kasih kepada pihak penyelenggara, karena kita jadi mengetahui kondisi kesehatan terkait Covid-19. Apalagi setiap hari saya di luar rumah mencari nafkah,” ujar pria yang mengaku bekerja sebagai wiraswasta ini. (ris)