SEI RAMPAH, SUMUTPOS.CO – Wakil Bupati Serdangbedagai (Sergai) Adlin Umar Yusri Tambunan, didampingi Kepala Dinas Sosial Arianto, yang mewakili Pemkab Sergai, memberikan apresiasi kepada 39 Keluarga Penerima Mamfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), yang melakukan graduasi secara sukarela atau mandiri di Aula Dinas Sosial Kabupaten Sergai, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Sergai, Jumat (27/8).
Adlin mengatakan, apresiasi yang disampaikan tersebut, karena ke-39 KPM PKH tersebut perekonomiannya sudah meningkat.
“Bupati dan Wakil Bupati memiliki program Sergai Maju, Mandiri, Sejahtera, dan Religius. Graduasi mandiri ini merupakan bagian dari program kemandirian. Harus terus berpikir positif, banyak di luar sana yang seharusnya lebih berhak menerimanya (PKH). Kita harus meningkatkan kesadaran kemandirian kita, agar bisa membantu semua yang berhak,” ungkap Adlin.
Lebih lanjut Adlin menjelaskan, pihaknya terus berupaya memperbaiki berbagai sektor, mulai dari jalan, irigasi, jembatan, peningkatan teknologi pertanian, dan lain sebagainya. Hal ini bagian dari upaya dalam meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami minta juga kepada pendamping, untuk sama-sama menanamkan kesadaran dan kemandirian, sehingga masyarakat tidak hanya mengharapkan bantuan, namun berusaha secara mandiri,” harapnya.
Sementara Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sergai, Arianto mengatakan dari 19.806 KPM Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan PKH yang ada di Kabupaten Sergai, sekitar 237 KPM di antaranya berpotensi untuk graduasi, karena perekonomiannya yang sudah meningkat. Dan hingga kini, sekitar 39 KPM di antaranya sudah graduasi mandiri.
“KPM yang selama ini dapat bantuan PKH, bersuka cita dan rela melakukan graduasi mandiri, karena kehidupan mereka sudah membaik. Perekonomian mereka meningkat. Ada pedagang bakso, pedang ikan, udang, serta lainnya,” bebernya.
Sahdiah, seorang penerima PKH dari Desa Arah Payung, Kecamatan Pantai Cermin, mengaku, dia memilih graduasi mandiri, karena taraf kehidupannya sudah membaik.
“Saya merima PKH sejak 2013, hingga akhir tahun lalu. Mulai dari Rp300 ribu sampai Rp1,2 juta, diterima setiap bulannya. Semua itu saya gunakan untuk membiaya anak sekolah dan sisanya ditabung. Dari tabungan itu, saya memulai usaha udang,” pungkasnya. (ian/saz)