MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut tengah merancang aplikasi untuk mengatasi penyebaran virus Corona. Aplikasi yang dirancang untuk melakukan tracing terhadap orang-orang yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19 dan tanpa gejala.
“Kita sedang merancang aplikasi untuk tracing Covid-19. Jadi, setiap masyarakat yang dilakukan tracing dimasukkan data atau identitasnya lengkap pada aplikasi tersebut,” ujar Juru Bicara (Jubir) GTPP Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah kepada wartawan, kemarin.
Menurut Aris, dengan aplikasi tersebut tidak sulit lagi untuk mencari keberadaan orang yang tanpa gejala dengan hasil swab positif. “Kita tinggal lacak dari aplikasi tersebut, langsung tahu di mana posisinya. Kemudian, dijemput lalu dibawa untuk ditangani secara medis,” katanya.
Menurut dia, sistem aplikasi tracing ini sedang dibuat, kemungkinan dalam waktu dekat sudah bisa berjalan. Kalau aplikasi ini sudah ada, maka tidak akan kesulitan lagi. Selain itu, didukung tim Satgas Penanganan Covid-19 Mebidang yang sudah dibentuk dengan melibatkan pimpinan TNI/Polri di wilayah tersebut. Jadi, terhadap mereka yang positif tanpa gejala dicari sampai dapat. “Apalagi dengan jumlah sekitar 1.200 hotel yang dijadikan tempat isolasi terpusat bagi pasien positif tanpa gejala, tentunya sangat mendukung karena akan terus bergulir setiap 14 hari,” ungkapnya.
Diutarakan Aris, pihaknya memiliki data sampel populasi pasien Covid-19. Siapa orang yang berisiko tinggi menularkan, umur berapa, jenis kelaminnya apa, ada datanya. Mereka inilah yang dikejar, bukan orang-orang yang tidak berisiko menularkan.
“Misalnya, orang yang berisiko menularkan adalah laki-laki dengan umur di atas 45 tahun. Carrier atau pembawa virus ini berpotensi menularkan kepada orang-orang terdekatnya, seperti keluarganya. Oleh sebab itu, mereka kita kejar. Jika ini bisa kita tangani, maka besar kemungkinan dapat selesai,” akunya.
Kemudian, sambung dia, fokus terhadap wilayah zona merah Covid-19 misalnya di Medan. Selanjutnya, dikerucutkan lagi targetnya di wilayah mana. Sebagai contoh, saat ini wilayah Kecamatan Medan Selayang. Maka, penanganan intens di wilayah tersebut untuk mencari pusat atau tempat carrier agar segera ditangani. Setelah selesai dan angka kasus baru menurun, berlanjut ke wilayah dan begitu seterusnya. “Tahun ini target kita Sumut harus zona hijau dari Covid-19,” tegasnya.
OTG Dikarantina Terpusat
Aris juga mengungkapkan, sekitar 70 persen pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut tanpa gejala. Hal ini tentunya berisiko tinggi untuk menularkan kepada orang lain. Untuk itu, terhadap pasien Covid-19 tanpa gejala harus dilakukan karantina terpusat.
“Orang-orang yang positif Covid-19 sekitar 70 persen tanpa gejala, sehingga penanganannya tidak sama dengan mereka yang bergejala. Karena itu, pemerintah provinsi sedang menyiapkan tempat karantina terpusat di hotel. Tidak dibolehkan lagi isolasi mandiri di rumah, melainkan di hotel selama 14 hari,” kata Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah kepada wartawan, kemarin.
Disebutnya, berdasarkan hasil rapat mereka dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut, ada sekitar 1.200 kamar hotel yang akan disiapkan untuk isolasi terpusat ini. Aris mencontohkan, misalnya kasus seorang pedagang Pasar Melati yang meninggal dunia dalam kondisi terkonfirmasi positif Covid-19. Oleh karena itu, dilakukan tracing terhadap keluarga pasien yang meninggal, para pedagang di pasar tersebut dan masyarakat. Apabila dari hasil tracing ditemukan kasus positif baru tanpa gejala, maka langsung dilakukan karantina terpusat.
“Kita sudah berulang kali lakukan edukasi dan sosialisasi pencegahan penularan Covid-19 di masyarakat. Akan tetapi, masih ada saja yang bandel tidak mematuhi protokol kesehatan. Maka dari itu, tindakan yang dilakukan dengan melakukan pemeriksaan rapid test dan swab PCR. Jika hasilnya positif Covid-19, selanjutnya dibawa untuk dilakukan tindakan medis,” jelasnya.
Menurut dia, apa yang tengah dilakukan di Sumut terkait penanganan Covid-19 sama halnya seperti di Jakarta. Penanganan tidak lagi fokus di hilir atau rumah sakit, melainkan di hulu yaitu mencari dan mendeteksi dini kasus sebanyak mungkin dan secepatnya. “Orang-orang dengan hasil swab positif tanpa gejala langsung dikarantina terpusat, sehingga tidak lagi menularkan ke yang lain,” kata Aris.
Disebutkannya, selama ini sudah dilakukan isolasi mandiri terhadap pasien positif tanpa gejala. Akan tetapi, ternyata tidak efektif. Sebab, di Sumut ini rata-rata setiap rumah penghuninya lebih dari 2 orang. Sementara angka reproduksi Covid-19 1 banding 1. Artinya, 1 orang berpotensi menularkan 1. Apabila ini terus meningkat, maka habislah. “Untuk itu, dilakukan karantina terpusat sehingga tidak menularkan lagi dan secara otomatis angka kasus terkonfirmasi baru menurun,” pungkasnya.
Perkembangan Data Terbaru
Meski angka kesembuhan penderita Covid-19 di Sumut terus meningkat signifikan, namun penambahan kasus positif masih saja terus terjadi. Berdasarkan data Kemenkes RI yang disampaikan BNPB, akumulasi kasusnya pada Minggu (27/9) telah menembus angka ke 10.038 orang.
Angka kasus konfirmasi ini diperoleh, setelah didapatkan sebanyak 97 orang yang positif terinfeksi virus corona. Jumlah ini masih menempatkan Sumut pada posisi ketujuh terbanyak kasus Covid-19, di bawah Kalimantan Selatan yang menempati posisi keenam dengan sebanyak 10.197 kasus.
Untuk jumlah kasus konfirmasi terbanyak, masih diduduki oleh DKI Jakarta dengan 70.441 kasus. Disusul, Jawa Timur 42.890 kasus, Jawa Tengah 21.626 kasus, Jawa Barat 20.954 kasus, dan Sulawesi Selatan 15.295 kasus. Adapun total kasus secara nasional telah mencapai 27.5213 kasus.
Sementara, untuk angka kesembuhan, di Sumut tercatat telah mencapai 6.443 orang, setelah kembali didapatkan penambahan sebanyak 181 orang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sedangkan kasus meninggal, saat ini sudah mencapai 420 setelah didapatkan penambahan 3 orang. (ris)