KARO, SUMUTPOS.CO – Suasana duka menyelimuti rumah korban pekerja proyek yang tertimbun longsor di Kabupaten Karo. Akibat kejadian nahas ini, 5 orang menjadi korban, yakni Riswan (23), Agus (22), Rehan (19), Rian (21), dan Reza (19). Saat peristiwa, 2 korban sudah dievakuasi, yakni Riswan (23) dan Agus (22). Riswan mengalami patah kaki, sementara Agus dinyatakan meninggal dunia.
Senin (27/9), proses pencarian kembali dilanjutkan. Hasilnya, Rehan (19) dan Reza (19) dikabarkan sudah ditemukan dan dinyatakan meninggal dunia. Terakhir Rian (21), warga Dusun 1 Adimulyo, Desa Pasar 6 Kwala Mencirim, Sei Bingai, Kabupaten Langkat, hingga kini masih dalam proses pencarian.
Kabar duka ini sudah sampai ke telinga keluarga. Ayah Rian, Ruslan sudah merapikan rumah, dan mendirikan tenda sembari menunggu kabar anaknya yang menjadi korban longsor di proyek pembangunan irigasi, serta perbaikan penahan tebing itu.
Rian merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Menurut sang ayah, korban selama ini bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Menurut Ruslan, anak pertamanya sudah tutup usia sejak kecil. Karena itu, Rian pun ikut mencari nafkah setelah meluluskan bangku sekolah. Bagi dia, Rian merupakan anak yang baik dan selalu memberi perhatian besar kepada kedua orang tua, serta adiknya.
“Sejak tamat sekolah, Rian selalu bekerja menjadi buruh bangunan, dan sering merantau ke luar daerah,” ungkap Ruslan, yang tak kuasa menahan air mata jatuh membasahi pipinya.
Selama bekerja merantau di Tanah Karo, lanjut Ruslan, Rian pernah pulang ke rumah. Bahkan, dia berjanji akan pulang ke rumah setelah menyelesaikan pekerjaannya pada November 2021 mendatang.
Saat pulang sebentar ke rumah beberapa waktu lalu, istri Ruslan merasakan hal aneh. Rian meminta kepada ibunya untuk mencetak foto dan dipajang di rumah. Namun demikian, Ruslan menganggap hal tersebut biasa saja. Tidak ada firasat lebih, terkait permintaan cetak foto hingga dipajang di rumah.
“Namun ibunya (istri Ruslan), sempat merasa janggal, karena permintaan foto untuk dicetak dan dipajang di rumah,” ujarnya mengenang.
Sementara, jasad Agus sudah tiba di rumah duka, Dusun 1 Adimulyo, Desa Pasar 6 Kwala Mencirim, Sei Bingai, Kabupaten Langkat, pukul 02.00 dini hari WIB. Jasad korban sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat, yang diiringi isak tangis dari kedua orang tua dan warga.
Kepala Dusun 1 Sidomulyo, Suyono menjelaskan, Agus, Rian, dan Rehan yang menjadi korban adalah warganya. Agus anak tunggal, sementara Rehan anak pertama dari 2 bersaudara. Menurutnya, ketiga korban juga menjadi tulang punggung masing-masing keluarga dalam membantu perekonomiannya, sejak meluluskan bangku sekolah. Bahkan, Suyono menjelaskan, mereka tidak takut merantau demi bekerja meningkatkan taraf ekonomi keluarga.
“Mereka sudah bekerja lebih kurang sebulan. Sebagian besar anak-anak muda di sini memang bekerja sebagai kuli bangunan dan sering merantau, karena faktor ekonomi keluarga yang mengharuskan mereka bekerja dengan cara merantau,” katanya.
Teman seorang korban, Bayu, tak menyangka mendengar peristiwa nahas tersebut. Dia menilai, ketiga korban adalah teman sepermainannya yang dikenal sosok mudah akrab dan bergaul.
“Mereka orang baik,” seru dia.
Kabar jasad Rehan dan Reza yang sudah ditemukan, pun terdengar sampai ke telinga keluarga. Ibunda Reza, Evi, menunggu kedatangan jasad anaknya di rumah, Jalan Gunung Bendahara, Binjai Selatan. Dia mendapat kabar kalau anaknya sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe, Tanah Karo.
Ibunda Reza masih terlihat dirundung sedih yang mendalam. Kepergian anak pertama dari 2 bersaudara ini, juga menjadi tulang punggung keluarga. Menurutnya, Reza berjanji akan membeli handphone saat pulang dari perantauan.
“Dia rencananya mau beli handphone saat pulang nanti,” ujar Evi sambil menangis sedih.
Bagi dia, Reza merupakan sosok anak yang manja.
“Bahkan sesekali suka meluk saya dan tidur juga kadang-kadang dengan saya,” beber Evi lagi, seraya berharap, agar jenazah anaknya segera tiba di rumah duka, untuk segera dikebumikan.
Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Binjai, Dian Amperansyah menyatakan, pihaknya mengirimkan bantuan personel untuk membantu evakuasi pada bencana alam longsor Tanah Karo itu.
“Kami menerjunkan Satgas PB yang dilepas langsung Pak Sekda, dalam rangka membantu pencarian korban bencana longsor di Tanah Karo. Dalam misi kemanusiaan, BPBD Binjai menerjunkan sebanyak 15 Satgas,” pungkasnya. (ted/saz)