26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Besi Tiang Tower PLN Roboh, Kerugian Rp1 M

Tower PLN di Pangkalanansusu-Binjai rubuh pada Kamis malam (24/10).
Tower PLN di Pangkalanansusu-Binjai rubuh pada Kamis malam (24/10).

MEDAN-Upaya PT PLN (Persero) di regional Sumatera Utara mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara, melalui percepatan penyelesaian proyek PLTU Pangkalansusu berdaya 2×220 MW, tampaknya bakal tertunda akibat ulah pencuri.Pasalnya, tower yang terhubung dengan jaringan transmisi 275 kV Pangkalanansusu-Binjai sepanjang 70 km route sebanyak 217 tower, pada Kamis malam (24/10 rubuh. Tower yang rubuh berada di nomor 168 di Desa Tangkahan Durian Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat. Robohnya tower tersebut karena besi-besi peenyangga dicuri maling.

Manager Konstruksi PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) II Ir Robert Purba yang langsung turun di lokasi, Jumat (25/10),  banyak menemukan kunci-kunci dan baut-baut yang berserakan. Kasus perusakan ini pun telah dilapor ke Polsek Brandan Pada Jumat (25/10) dengan nomor laporan polisi: LP/340/X/2013/SU/LKT/SEK-PKL-Berandan.

“PLN berharap agar polisi segera mengusut tuntas pelaku pengrusakan dan pencurian ini agar hal serupa tidak terulang kembali dan upaya untuk mengatasi krisis listrik dapat dilanjutkan,” harap Manager Konstruksi PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) II Ir Robert Purba.

Dipaparkannya, potensi kerugian yang terjadi akibat rubuhnya tower 168 ini adalah biaya pengadaan tower tipe AA + 12 seberat 18,2 ton dengan harga sekitar Rp25.000 / kg atau setara dengan Rp455 juta dan kegiatan pembongkaran pondasi dan perbaikannya diperkirakan sekitar Rp600 juta, belum termasuk biaya pekerjaan erection tower dan pekerjaan konstruksi pondasinya. “Dengan demikian maka potensi kerugian yang dialami adalah sekitar Rp1 miliar,” papar Robert.

Hal ini, lanjutnya, belum termasuk waktu perbaikan yang harus ditempuh PLN. Akibat pengrusakan dan pencurian ini, dibutuhkan waktu untuk mengganti tower tersebut dan pekerjaan pondasinya sekitar 1,5 bulan, mulai dari pembongkaran tower, perbaikan pondasi, peminjaman material tower dan pemasangannya. “PT PLN (Persero) mengimbau kepada seluruh warga masyarakat untuk mendukung upaya-upaya PT PLN (Persero) untuk mengatasi penyelesaian krisis listrik di Sumut,” kata Robert Purba.

Menurut Robert, hal serupa pernah terjadi di tower no 8 (Binjai) dan tower no 50 (Binjai Utara pada 2011, namun sampai saat ini pelakunya belum tertangkap. Besi yang sempat dibawa pencuri dari tower no 168 ini sekitar 500 kg, dan bisa dijual ke tukang botot. Kalau dijual Rp5.000/kg, maka laku sekitar Rp2,5 juta.

Kapolsek Brandan Akp Zainuddin Lubis ketika dikonfirmasi seputar robohnya tower PLN tersebut, Minggu (27/10) sore mengaku, kalau pihaknya sudah menerima laporan dari korban (PLN). ” Kita sudah terima laporan PLN soal robohnya Tower PLN yang diduga besi-besinya dicuri itu,” katanya.

Ditanya apakah pihaknya sudah ada mencurigai siapa para pelakunya, mantan Kasat Binmas Polres Langkat ini mengatakan belum ada petunjuk yang mengarah ke situ. Bahkan, untuk saksi-saksi saja, Lubis mengaku baru memeriksa saksi korban saja. ” Kejadianya kan baru dua hari, jadi belumlah, belum ada yang kita curigai, untuk saksinya juga baru dari saksi PLN saja yang kita periksa,” akunya. (ila)

Tower PLN di Pangkalanansusu-Binjai rubuh pada Kamis malam (24/10).
Tower PLN di Pangkalanansusu-Binjai rubuh pada Kamis malam (24/10).

MEDAN-Upaya PT PLN (Persero) di regional Sumatera Utara mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara, melalui percepatan penyelesaian proyek PLTU Pangkalansusu berdaya 2×220 MW, tampaknya bakal tertunda akibat ulah pencuri.Pasalnya, tower yang terhubung dengan jaringan transmisi 275 kV Pangkalanansusu-Binjai sepanjang 70 km route sebanyak 217 tower, pada Kamis malam (24/10 rubuh. Tower yang rubuh berada di nomor 168 di Desa Tangkahan Durian Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat. Robohnya tower tersebut karena besi-besi peenyangga dicuri maling.

Manager Konstruksi PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) II Ir Robert Purba yang langsung turun di lokasi, Jumat (25/10),  banyak menemukan kunci-kunci dan baut-baut yang berserakan. Kasus perusakan ini pun telah dilapor ke Polsek Brandan Pada Jumat (25/10) dengan nomor laporan polisi: LP/340/X/2013/SU/LKT/SEK-PKL-Berandan.

“PLN berharap agar polisi segera mengusut tuntas pelaku pengrusakan dan pencurian ini agar hal serupa tidak terulang kembali dan upaya untuk mengatasi krisis listrik dapat dilanjutkan,” harap Manager Konstruksi PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) II Ir Robert Purba.

Dipaparkannya, potensi kerugian yang terjadi akibat rubuhnya tower 168 ini adalah biaya pengadaan tower tipe AA + 12 seberat 18,2 ton dengan harga sekitar Rp25.000 / kg atau setara dengan Rp455 juta dan kegiatan pembongkaran pondasi dan perbaikannya diperkirakan sekitar Rp600 juta, belum termasuk biaya pekerjaan erection tower dan pekerjaan konstruksi pondasinya. “Dengan demikian maka potensi kerugian yang dialami adalah sekitar Rp1 miliar,” papar Robert.

Hal ini, lanjutnya, belum termasuk waktu perbaikan yang harus ditempuh PLN. Akibat pengrusakan dan pencurian ini, dibutuhkan waktu untuk mengganti tower tersebut dan pekerjaan pondasinya sekitar 1,5 bulan, mulai dari pembongkaran tower, perbaikan pondasi, peminjaman material tower dan pemasangannya. “PT PLN (Persero) mengimbau kepada seluruh warga masyarakat untuk mendukung upaya-upaya PT PLN (Persero) untuk mengatasi penyelesaian krisis listrik di Sumut,” kata Robert Purba.

Menurut Robert, hal serupa pernah terjadi di tower no 8 (Binjai) dan tower no 50 (Binjai Utara pada 2011, namun sampai saat ini pelakunya belum tertangkap. Besi yang sempat dibawa pencuri dari tower no 168 ini sekitar 500 kg, dan bisa dijual ke tukang botot. Kalau dijual Rp5.000/kg, maka laku sekitar Rp2,5 juta.

Kapolsek Brandan Akp Zainuddin Lubis ketika dikonfirmasi seputar robohnya tower PLN tersebut, Minggu (27/10) sore mengaku, kalau pihaknya sudah menerima laporan dari korban (PLN). ” Kita sudah terima laporan PLN soal robohnya Tower PLN yang diduga besi-besinya dicuri itu,” katanya.

Ditanya apakah pihaknya sudah ada mencurigai siapa para pelakunya, mantan Kasat Binmas Polres Langkat ini mengatakan belum ada petunjuk yang mengarah ke situ. Bahkan, untuk saksi-saksi saja, Lubis mengaku baru memeriksa saksi korban saja. ” Kejadianya kan baru dua hari, jadi belumlah, belum ada yang kita curigai, untuk saksinya juga baru dari saksi PLN saja yang kita periksa,” akunya. (ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/