Soal Ladang Migas di Kecamatan Binjai
BINJAI-Bupati Langkat Ngogesa Sitepu beserta sejumlah jajaran SKPD di lokasi eksplorasi ladang migas di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat. Soalnya, sejak ekplorasi dilakukan, Pemkab Langkat tidak pernah menerima laporan hasil perkembangan eksplorasi dari pihak rekanan Pertamina yang melakukan eksplorasi di Benggala 01.
“Sesuai surat izin yang dikeluarkan Pemkab Langkat terkait eksplorasi migas di Benggala 01, seharusnya perkembangan hasil eksplorasi diberitahukan kepada Pemkab Langkat per triwulan. Tapi, sekian lama eksplorasi berjalan, tidak ada laporan apapun kepada kami tentang perkembangan hasil eksplorasi ini,” kata Bupati Langkat Ngogesa Sitepu yang didampingi Kadis Pertambangan dan Energi Iskandar, Kamis (27/12).
Atas dasar itulah, sambung Ngogesa, pihaknya berkunjung ke eksplorasi BGL-01 Tanjung Jati, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan hasil eksplorasi yang telah dilaksanakan. “Hal ini untuk menghindari adanya miskomunikasi data antara pihak eksplorasi sumur migas BGL-01 dan Pemkab Langkat,” ucap Ngogesa.
Meski sempat tegang, Ngogesa tidak mempersoalkan miskomunikasi yang telah terjadi. Dia berharap, ke depan, pihak eksplorasi migas Benggala dapat memberikan laporan per triwulan sesuai izin yang telah diterbitkan Pemkab Langkat.
Mengenai sumur migas BGL-10 ini, Ngogesa Sitepu menjelaskan, pihaknya sangat bersyukur dengan ditemukannya hidrokarbon di daerahnya. Hal ini tentunya menjadi salah satu andalan atau sebuah kebanggaan bagi masyarakat Langkat, mengingat daerahnya menjadi salah satu daerah penghasil migas di Indonesia.
“Kita berharap, kejayaan Pangkalan Berandan yang mendunia, kembali terulang di Benggala dan daerah lainnya yang menjadi objek eksplorasi hidrokarbon di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Langkat,” harapnya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Syafrizal anggota Komisi II Bid Kesra DPRD Langkat, tak dapat menutupi kegembiraannya terkait penemuan ladang minyak tersebut. “Wah, siapa yang tidak bangga dengan keberadaan sumur migas tersebut. Namun perlu diingat, pengelolaannya harus berkualitaslah jangan sampai lebih banyak mudaratnya buat warga. Untuk itu, harus ada penelaahan yang benar-benar cermat dari pemerintah,” kata Syafrizal.
Sejatinya, eksplorasi sumur migas Benggala (BGL) sejatinya sudah memasuki tahap kompleksi (persiapan sumur). Saat ini pengerjaan eksplorasi tinggal menunggu hasil uji produksi di dua titik pencarian yaitu di titik 10 dan 11.
“Saat ini kita sudah masuk ke tahapan kompleksi setelah sembilan dari titik pencarian sudah diuji produksi oleh Pertamina. Jadi tinggal menunggu hasil dua uji produksi lainnya,” kata Research Ekplorasi Benggala 01, Teguh, saat menyampaikan hasil eksplorasi migas di sumur BGL-10 kepada Bupati Langkat Ngogesa Sitepu.
Ditambahkan Teguh, selama proses eksplorasi dilakukan, memang ada beberapa titik yang diketahui sebagai sumber migas. Namun, temuan ini belum bisa dipastikan seberapa besar cadangan yang terkandung di didalamnya.
“Seperti yang telah dipublis sejumlah media, memang kita ada menemukan sumber migas di BGL-10 ini, namun sampai saat ini kita belum bisa memastikan seberapa besar cadangan migas yang terkandung di dalamnya. Makanya kita masih menunggu hasil uji produksi yang dilakukan Pertamina,” paparnya.
Terkait hasil yang didapat dari eksplorasi, Teguh mengungkapkan, sejauh ini pihaknya masih menemukan bahan hidrokarbon berupa gas dan kondensat. Sedangkan untuk jenis lainnya, tidak ada. “Berepa besar cadangannya? Kita belum bisa pastikan. Tapi lagi-lagi, seperti yang dirilis kemarin, kandungan migas yang diterbanyak berada di titik 8 di kedalaman sekitar 2.400 MD (meter deep) pada obyektif reservoir Formasi Tampur, Parapat, dan Belumai,” jelasnya.
Mengenai out on exploration, dia menjelaskan, hasil ekplorasi ini nantinya akan dihubungkan dengan pipa EP Pertamina Pangkalan Susu. “Kalau hasilnya nanti, akan dihubungkan ke EP Pangkalan Susu,” ungkapnya. (ndi/mag-4)