30 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Dipandu Guru, Siswa Kelas 6 SD di Berastagi Sukses Merangkai Listrik

PRAKTIK: Guru SD Negeri 040460 Berastagi, Serma Ulipa Simbolon, saat membimbing siswa dalam praktik merangkai listrik sederhana, rangkaian seri.

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Puluhan siswa kelas 6 SD Negeri 040460 Berastagi, sukses merangkai listrik sederhana, yakni rangkaian seri, di rumah masing-masing, belum lama ini. Praktik merangkai listrik itu, dipandu dan didemonstrasikan langsung oleh guru kelas mereka, Serma Ulipa Simbolon, secara tatap maya menggunakan aplikasi Microsoft Teams.

“Pada materi pembelajaran merangkai listrik sederhana melalui pembelajaran daring, saya menggunakan metode demonstrasi dengan menyajikan cara merangkai listrik sederhana, yakni rangkaian seri. Metode ini saya pilih sebagai pola pembelajaran yang berpusat pada siswa, agar siswa memiliki kemampuan untuk berbuat,” ungkap Serma Ulipa Simbolon, kepada Sumut Pos, Rabu (28/4).

Pembelajaran IPA atau sains, lanjut Serma, bukan hanya sekadar kumpulan pengetahuan berupa fakta dan konsep. Namun merupakan suatu proses penemuan. Karena itu, pembelajaran sains harus fokus pada keterampilan psikomotorik, agar pengetahuan yang diperoleh mampu bertahan lama melekat pada diri siswa.

“Guru harus mampu memanfaatkan sarana atau prasarana yang tersedia secara optimal, untuk melaksanakan percobaan maupun demonstrasi,” jelas seorang Fasilitator Daerah Komunikasi Kabupaten Karo, Program Pintar Tanoto Foundation ini, seraya tersenyum.

Sebelum pembelajaran berlangsung secara tatap maya, Serma memberi penjelasan tentang materi listrik sederhana, yakni rangkaian seri dan paralel menggunakan voice note.

“Saya menjelaskan perbedaan rangkaian seri dan paralel dengan mengirimkan gambar melalui grup WhatsApp kelas. Kemudian menyampaikan bahan-bahan yang perlu disediakan siswa,” tuturnya, menjelaskan konsep pembelajaran yang dilakukannya.

Adapun bahan-bahan yang mesti disiapkan siswa di rumah, yakni 2 baterai tipe D, 4 kabel halus berukuran 15 centimeter, 2 fitting bola lampu senter, serta papan letakan. Setelah memastikan siswa mempersiapkan bahan-bahannya, dia menentukan jadwal pembelajaran tatap maya dan mengirimkan link pertemuan di grup WhatsApp kelas.

Siswa kelas IV SD memamerkan rangkaian listrik yang sudah menyala, hasil karyanya.

Setelah menyapa dan mengecek kehadiran siswa pada jadwal praktik, Serma menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengajak siswa menunjukkan bahan-bahan yang mereka sediakan untuk belajar. Kemudian dia memberi stimulus dengan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi pelajaran yang sudah dibahas di grup WhatsApp.

“Apakah jenis rangkaian listrik di rumahmu?” tanyanya.

Sebahagian siswa terlihat bingung, dan siswa lain asal menjawab.

Seorang siswa perempuan bernama Herpiyanti menjawab.

“Rangkaian paralel, Bu.”

Ada juga siswa yang menjawab rangkaian seri.

Selanjutnya Serma menunjukkan contoh lampu kelap-kelip dengan menyalakannya agar terlihat di layar handphone. Kemudian dia bertanya lagi.

“Termasuk rangkaian apakah lampu kelap-kelip?”

“Rangkaian seri, Bu.” jawab siswanya serentak.

Sebagai guru, Serma senang siswanya sudah mulai memahami.

“Terima kasih untuk jawaban kalian anak-anak. Bagus, ternyata kalian sudah mengetahui ciri-ciri rangkaian seri. Nah, kali ini kita akan mempraktikkan cara membuat rangkaian seri dengan bahan-bahan yang sudah tersedia,” lanjutnya.

Kemudian, Serma mendemonstrasikan langkah-langkah membuat listrik rangkaian seri. Sambil praktik, dia memandu para siswa agar mengikuti. Pertama-tama, kulit pada kedua ujung kabel dikupas menggunakan gunting atau cutter. Kedua, pasang seluruh bohlam pada fitting. Ketiga, pasang baterai pada tempatnya, dan tempelkan seluruh komponen pada papan yang sudah disediakan.

Keempat, pada tahap perakitan awal, setiap fitting disambungkan dengan kabel yang sebelumnya sudah dipotong. Dengan demikian, seluruh lampu saling tersambung antara lampu yang satu dengan lampu yang lainnya, menggunakan kabel.

Kelima, hubungkan kabel yang berasal dari fitting menuju ke satu kutub baterai. Misalnya ke kutub positif. Kabel lainnya dihubungkan ke kutub negatif baterai. Dan keenam, untuk pengganti saklar (kancing peniti, kawat), potong kabel yang menuju ke kutub positif baterai.

“Lilitkan potongan kabel ke masing-masing ujung saklar,” pandunya.

Ketujuh, pastikan semua kabel sudah tersambung dengan tepat. Kedelapan, lihat hasil rangkaian seri yang telah disusun dan mastikan kabel sudah melekat pada ujung baterai. Kesembilan, satukan kancing peniti dengan kawat sebagai pengganti saklar.

“Jika lampu menyala maka susunan rangkaian seri sudah berhasil,” katanya, seraya menunjukkan hasil praktiknya melalui layar handphone.

Siswa langsung praktik merangkai listrik sesuai peragaan dan arahan Serma.

Siswa langsung praktik merangkai listrik sesuai peragaan dan arahan Serma. Terkadang dia harus mengulang peragaan, karena sinyal terkadang tidak stabil, mengakibatkan suara dan video kurang jelas.

Setelah siswa mengikuti seluruh peragaan, beberapa siswa berhasil menyalakan lampu. Mereka sangat antusias dan senang melihat hasil praktiknya.

“Lampu saya menyala, Bu,” seru siswa bernama Herpiyanti, dengan bersemangat.

Serma ikut tersenyum senang. Namun beberapa siswa lain panik, karena belum berhasil menyalakan lampunya. Serma pun dengan sabar membimbing siswa melalui grup WhatsApp kelas, hingga semua berhasil mencoba.

Usai melakukan percobaan merangkai listrik, dia menugaskan siswa untuk mendeskripsikan kembali melalui tulisan, langkah-langkah merangkai listrik sederhana, rangkaian seri. Tugas diminta dikirim melalui grup WhatsApp kelas. Untuk menutup kegiatan pembelajaran, dia melakukan refleksi dan memberi umpan balik atas hasil percobaan siswa.

“Pembelajaran dengan metode demonstrasi mengaktifkan siswa dalam belajar. Siswa langsung mencoba dan mengetahui pemahaman sendiri melalui hasil percobaan. Dengan proses belajar yang berpusat pada siswa, akan mengembangkan seluruh kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik anak,” pungkasnya. (rel/mea)

PRAKTIK: Guru SD Negeri 040460 Berastagi, Serma Ulipa Simbolon, saat membimbing siswa dalam praktik merangkai listrik sederhana, rangkaian seri.

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Puluhan siswa kelas 6 SD Negeri 040460 Berastagi, sukses merangkai listrik sederhana, yakni rangkaian seri, di rumah masing-masing, belum lama ini. Praktik merangkai listrik itu, dipandu dan didemonstrasikan langsung oleh guru kelas mereka, Serma Ulipa Simbolon, secara tatap maya menggunakan aplikasi Microsoft Teams.

“Pada materi pembelajaran merangkai listrik sederhana melalui pembelajaran daring, saya menggunakan metode demonstrasi dengan menyajikan cara merangkai listrik sederhana, yakni rangkaian seri. Metode ini saya pilih sebagai pola pembelajaran yang berpusat pada siswa, agar siswa memiliki kemampuan untuk berbuat,” ungkap Serma Ulipa Simbolon, kepada Sumut Pos, Rabu (28/4).

Pembelajaran IPA atau sains, lanjut Serma, bukan hanya sekadar kumpulan pengetahuan berupa fakta dan konsep. Namun merupakan suatu proses penemuan. Karena itu, pembelajaran sains harus fokus pada keterampilan psikomotorik, agar pengetahuan yang diperoleh mampu bertahan lama melekat pada diri siswa.

“Guru harus mampu memanfaatkan sarana atau prasarana yang tersedia secara optimal, untuk melaksanakan percobaan maupun demonstrasi,” jelas seorang Fasilitator Daerah Komunikasi Kabupaten Karo, Program Pintar Tanoto Foundation ini, seraya tersenyum.

Sebelum pembelajaran berlangsung secara tatap maya, Serma memberi penjelasan tentang materi listrik sederhana, yakni rangkaian seri dan paralel menggunakan voice note.

“Saya menjelaskan perbedaan rangkaian seri dan paralel dengan mengirimkan gambar melalui grup WhatsApp kelas. Kemudian menyampaikan bahan-bahan yang perlu disediakan siswa,” tuturnya, menjelaskan konsep pembelajaran yang dilakukannya.

Adapun bahan-bahan yang mesti disiapkan siswa di rumah, yakni 2 baterai tipe D, 4 kabel halus berukuran 15 centimeter, 2 fitting bola lampu senter, serta papan letakan. Setelah memastikan siswa mempersiapkan bahan-bahannya, dia menentukan jadwal pembelajaran tatap maya dan mengirimkan link pertemuan di grup WhatsApp kelas.

Siswa kelas IV SD memamerkan rangkaian listrik yang sudah menyala, hasil karyanya.

Setelah menyapa dan mengecek kehadiran siswa pada jadwal praktik, Serma menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengajak siswa menunjukkan bahan-bahan yang mereka sediakan untuk belajar. Kemudian dia memberi stimulus dengan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi pelajaran yang sudah dibahas di grup WhatsApp.

“Apakah jenis rangkaian listrik di rumahmu?” tanyanya.

Sebahagian siswa terlihat bingung, dan siswa lain asal menjawab.

Seorang siswa perempuan bernama Herpiyanti menjawab.

“Rangkaian paralel, Bu.”

Ada juga siswa yang menjawab rangkaian seri.

Selanjutnya Serma menunjukkan contoh lampu kelap-kelip dengan menyalakannya agar terlihat di layar handphone. Kemudian dia bertanya lagi.

“Termasuk rangkaian apakah lampu kelap-kelip?”

“Rangkaian seri, Bu.” jawab siswanya serentak.

Sebagai guru, Serma senang siswanya sudah mulai memahami.

“Terima kasih untuk jawaban kalian anak-anak. Bagus, ternyata kalian sudah mengetahui ciri-ciri rangkaian seri. Nah, kali ini kita akan mempraktikkan cara membuat rangkaian seri dengan bahan-bahan yang sudah tersedia,” lanjutnya.

Kemudian, Serma mendemonstrasikan langkah-langkah membuat listrik rangkaian seri. Sambil praktik, dia memandu para siswa agar mengikuti. Pertama-tama, kulit pada kedua ujung kabel dikupas menggunakan gunting atau cutter. Kedua, pasang seluruh bohlam pada fitting. Ketiga, pasang baterai pada tempatnya, dan tempelkan seluruh komponen pada papan yang sudah disediakan.

Keempat, pada tahap perakitan awal, setiap fitting disambungkan dengan kabel yang sebelumnya sudah dipotong. Dengan demikian, seluruh lampu saling tersambung antara lampu yang satu dengan lampu yang lainnya, menggunakan kabel.

Kelima, hubungkan kabel yang berasal dari fitting menuju ke satu kutub baterai. Misalnya ke kutub positif. Kabel lainnya dihubungkan ke kutub negatif baterai. Dan keenam, untuk pengganti saklar (kancing peniti, kawat), potong kabel yang menuju ke kutub positif baterai.

“Lilitkan potongan kabel ke masing-masing ujung saklar,” pandunya.

Ketujuh, pastikan semua kabel sudah tersambung dengan tepat. Kedelapan, lihat hasil rangkaian seri yang telah disusun dan mastikan kabel sudah melekat pada ujung baterai. Kesembilan, satukan kancing peniti dengan kawat sebagai pengganti saklar.

“Jika lampu menyala maka susunan rangkaian seri sudah berhasil,” katanya, seraya menunjukkan hasil praktiknya melalui layar handphone.

Siswa langsung praktik merangkai listrik sesuai peragaan dan arahan Serma.

Siswa langsung praktik merangkai listrik sesuai peragaan dan arahan Serma. Terkadang dia harus mengulang peragaan, karena sinyal terkadang tidak stabil, mengakibatkan suara dan video kurang jelas.

Setelah siswa mengikuti seluruh peragaan, beberapa siswa berhasil menyalakan lampu. Mereka sangat antusias dan senang melihat hasil praktiknya.

“Lampu saya menyala, Bu,” seru siswa bernama Herpiyanti, dengan bersemangat.

Serma ikut tersenyum senang. Namun beberapa siswa lain panik, karena belum berhasil menyalakan lampunya. Serma pun dengan sabar membimbing siswa melalui grup WhatsApp kelas, hingga semua berhasil mencoba.

Usai melakukan percobaan merangkai listrik, dia menugaskan siswa untuk mendeskripsikan kembali melalui tulisan, langkah-langkah merangkai listrik sederhana, rangkaian seri. Tugas diminta dikirim melalui grup WhatsApp kelas. Untuk menutup kegiatan pembelajaran, dia melakukan refleksi dan memberi umpan balik atas hasil percobaan siswa.

“Pembelajaran dengan metode demonstrasi mengaktifkan siswa dalam belajar. Siswa langsung mencoba dan mengetahui pemahaman sendiri melalui hasil percobaan. Dengan proses belajar yang berpusat pada siswa, akan mengembangkan seluruh kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik anak,” pungkasnya. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/