SIANTAR, SUMUTPOS.CO- Anggota DPRD Kota Pematangsiantar Astronout Nainggolan meminta Kementerian Perhubungan dan Pemko Siantar supaya memaksimalkan pengoperasian Terminal Tanjung Pinggir.
Politisi PDI-Perjuangan ini mengaku prihatin atas carut marut lalu lintas di Kota Penatangsiantar. Seolah-olah tidak ada lagi aturan dan yang mengatur.
“Kita lihat sendiri, banyaknya loket-loket bus di inti kota yang menimbulkan kemacetan. Padahal peruntukan jalan tersebut adalah untuk lalu lintas, bukan loket bus,” ujarnya.
Di lain sisi, Pemerintah Pusat sudah berupaya menata perkotaan di Indonesia supaya tertata rapi melalui revitalisasi terminal. Salah satunya Terminal Tanjung Pinggir Tipe A dengan menelan biaya Rp39 Miliar.
Astronout menilai anggaran itu akan sia-sia jika Kementerian Perhubungan tidak serius mengelola termianal.
“Betapa megahnya Terminal itu, tapi sudah lebih setahun tidak berfungsi dengan maksimal.
Lalu Pemko Siantar juga sepertinya tidak mengambil kesempatan. Harusnya loket bus yang ada di inti kota dikerahkan ke Terminal Tanjung Pinggir. Namun yang kita lihat, itu tidak dilakukan. Sehingga terkesan ada pembiaran atas kesemerautan lalu lintas Kota Siantar,” terang Astronout.
“Kalau saya berpendapat, Kementerian Perhubungan abaikan arahan Presiden Jokowi,” tegas Astronout.
Astronout juga mengatakan seharusnya pemko melalui Dinas Perhubungan dan Dinas PUPR melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang pengoperasian terminal tersebut.
“Contohnya pembuatan marka jalan dan rekayasa lalulintas serta perbaikan jalan atau bahkan penambahan ruas jalan, agar terminal baru sebagai pusat sirkulasi angkutan dalam dan luar Kota Siantar berfungsi maksimal,” ujarnya.
“Agar terminal itu berfungsi maksimal, harus ada sinergitas kerja antara Kemenhub, Pemprovsu dan Dishub Kota Pematangsiantar,” terangnya lagi.
Sebagaimana diketahui, sampai saat ini kondisi Terminal Tanjung Pinggir terlihat kosong dan tidak ada aktivitas. Tidak ada terlihat adanya yang turun maupun naik di terminal tersebut.
Hanya ada beberapa bus masuk, itupun hanya melintas saja. Padahal dalam peresmiannya, Presiden Indonesia Joko Widodo meminta agar pembangunan Terminal bisa menjadi solusi mengatasi kemacetan di perkotaan. Akan tetapi, harapan Presiden Jokowi tersebut tidak terlaksana di Kota Siantar. (mag07/han)