SUMUTPOS.CO- Liberia dan sejumlah negara di kawasan Afrika Barat lainnya yang terkena dampak terparah virus Ebola bukan hanya membutuhkan bantuan medis, tapi juga pasokan air bersih.
“Air adalah bagian penting bagi perawatan bagi pasien Ebola. Kita selalu berbicara soal perawatan medis yang memang penting tapi kita jarang melihat pentingnya air bersih,” ujar Regional Communication Specialist UNICEF Laurent Duvillier kepada Russia Today, Selasa (28/10).
Ia menjelaskan, setiap satu pasien penderita Ebola membutuhkan setidaknya 150 liter air bersih. Air tersebut selain untuk minum, membersihkan pakaian serta tubuh pasien penderita Ebola juga digunakan untuk mencuci pakaian, dan mensterilkan tubuh serta pakaian yang dikenakan oleh dokter dan perawat yang mengani Ebola.
Jumlah kebutuhan air satu pasien Ebola sekitar 10 kali lipat kebutuhan air manusia biasa yang memerlukan 15 liter air setiap harinya.
“Itu adalah tantangan besar,” ujarnya sambil menambahkan bahwa jumlah penderita Ebola saat ini semakin meningkat, sehingga tingkat kebutuhan air besih pun semakin tinggi.
“Jadi kita sedang mencari kemungkinan yang berbeda, kita melakukan pengeboran lubang sumur, dan kita juga berurusan dengan perusahaan air untuk memastikan bahwa pasokan tidak ada gangguan,” terang Duvillier.
“Ada dua kekhawatiran saat ini yakni memastikan bahwa tidak akan ada gangguan dalam penyediaan air dan memastikan kualitas air yang dipasok,” tandasnya. (mel/rmo/jpnn)
SUMUTPOS.CO- Liberia dan sejumlah negara di kawasan Afrika Barat lainnya yang terkena dampak terparah virus Ebola bukan hanya membutuhkan bantuan medis, tapi juga pasokan air bersih.
“Air adalah bagian penting bagi perawatan bagi pasien Ebola. Kita selalu berbicara soal perawatan medis yang memang penting tapi kita jarang melihat pentingnya air bersih,” ujar Regional Communication Specialist UNICEF Laurent Duvillier kepada Russia Today, Selasa (28/10).
Ia menjelaskan, setiap satu pasien penderita Ebola membutuhkan setidaknya 150 liter air bersih. Air tersebut selain untuk minum, membersihkan pakaian serta tubuh pasien penderita Ebola juga digunakan untuk mencuci pakaian, dan mensterilkan tubuh serta pakaian yang dikenakan oleh dokter dan perawat yang mengani Ebola.
Jumlah kebutuhan air satu pasien Ebola sekitar 10 kali lipat kebutuhan air manusia biasa yang memerlukan 15 liter air setiap harinya.
“Itu adalah tantangan besar,” ujarnya sambil menambahkan bahwa jumlah penderita Ebola saat ini semakin meningkat, sehingga tingkat kebutuhan air besih pun semakin tinggi.
“Jadi kita sedang mencari kemungkinan yang berbeda, kita melakukan pengeboran lubang sumur, dan kita juga berurusan dengan perusahaan air untuk memastikan bahwa pasokan tidak ada gangguan,” terang Duvillier.
“Ada dua kekhawatiran saat ini yakni memastikan bahwa tidak akan ada gangguan dalam penyediaan air dan memastikan kualitas air yang dipasok,” tandasnya. (mel/rmo/jpnn)