26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Bayi Berkepala Dua Tewas dalam Kandungan

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Setelah sempat ditangani pihak rumah sakit, bayi kembar siam berkepala dua jenis kelamin laki-laki meninggal dunia di RSUD FL Tobing, Rabu (29/1) sekitar pukul 13.00 WIB.  Anak keempat pasangan suami istri Rinal Purba (30) dan Magdalena br Pasaribu (28) warga Desa Sogar, Kec. Andam Dewi, Tapteng ini meninggal dalam kandungan.

Informasi dihimpun dari orangtua bayi, Rinal mengatakan, selama hamil, istrinya tidak pernah mengeluhkan hal-hal aneh. Demikian “Selama mengandung, istri saya baik-baik saja. Mimpi aneh pun tak pernah,” kata pria yang sehari-harinya bekerja sebagai petani karet ini saat ditemui di RSUD FL Tobing, Rabu (29/1).

Senada disampaikan mertua perempuan Rinal (orangtua istrinya, red), Boru Situmorang.

Hanya saja, Rabu (29/1) sekita pukul 04.00 WIB, anaknya itu sudah merasakan sakit seperti orang hendak melahirkan. Kemudian, suaminya membawa ke rumah salah seorang bidan di kampung itu. Oleh bidan menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit Barus. “Saat di rumah sakit, kepala bayi sebelah kiri keluar. Tapi badannya sulit dikeluarkan. Oleh pihak rumah sakit menyarankan agar anak saya dibawa ke rumah sakit di Sibolga. Katanya di rumah sakit itu peralatannya lebih lengkap. Dia pun kami bawa ke Sibolga dengan menggunakan mobil ambulan,” kata Boru Situmorang.

Begitu tiba di RSUD FL Tobing sekira pukul 11.00 WIB, pihak rumah sakit langsung memberikan pertolongan. Beberapa saat kemudian, sebelah tangan bayi mulai keluar. Sehingga pihak rumah sakit harus segera melakukan pertolongan untuk segera mengeluarkan bayi. Karena kepala bayi tersebut dua, maka proses persalinan sedikit mengalami kesulitan. Kemudian diambil tindakan dengan memperbesar jalan keluar si bayi. “Anakku melahirkan normal. Cucu saya dikeluarkan dengan cara memperbesar jalan keluar bayi. Begitu bayi itu lahir, aku lihat tidak bernyawa lagi. Saya tidak tahu apakah dia meninggal dalam kandungan atau tidak,” ucapnya.

Meski begitu, tambah Boru Situmorang, ia masih bersyukur karena anaknya masih selamat. “Yang pasti ibunya bisa selamat dan sampai sekarang kondisinya baik-baik saja,” pungkasnya.

Sekira pukul 13.45 WIB, jasad bayi dibawa ke kampung halamannya di Desa Sogar. Sementara, ibu bayi masih menjalani perawatan intensif di RSUD Sibolga.  Terpisah, salah seorang dokter RSUD Barus dr Marwati saat dikonfirmasi kru koran ini,mengatakan, pasien tiba di RSUD Barus sekira pukul 08.10 WIB dan kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan Magdalena. “Setelah kita periksa sekitar 20 menit, kita melihat kondisi pasien dan bayi tidak memungkinkan ditangani di RSUD Barus, sehingga kita merujuknya ke RSUD dr FL Tobing sebagai RSU terdekat untuk dilakukan operasi,” beber Marwati.

Sebelumnya, bidan J br Simangunsong yang bertugas di Pustu Desa Sogar, Andam Dewi mengatakan, awalnya sekitar pukul 07.40 WIB Magdalena datang ke Pustu setempat. “Namun setelah kita melihat sepertinya ada kelainan terhadap pasien, makanya kita menyarankan supaya dibawa ke RSU Barus agar penanganannya bisa lebih baik. Apalagi perlengakapan kita di Pustu tidak memadai,” tukasnya.

Dia mengatakan, selama masa kehamilan Magdalena hanya satu kali melakukan pemeriksaan di Pustu Desa Sogar. “Datang ke Pustu ini hanya sekali saja chek up, itupun beberapa bulan lalu. Setelah itu, baru tadilah Magdalena datang kembali disaat dia mau melahirkan,” jelasnya. Sementara Op Wisno br Tarihoran, mertua dari Magdalena kepada awak koran ini di rumah duka mengatakan, selama menantunya mengandung tidak ada terlihat hal-hal yang aneh atau kelainan di kandungannya.

“Selama boru Pasaribu (Magdalena, red) mengandung, tidak ada kami lihat kejanggalan dan biasa saja seperti perempuan hamil lainnya,” ujarnya singkat.

Hal itu dibenarkan Direktur RSUD FL Tobing, drg Tunggul Sitanggang. “Bayi meninggal dalam kandungan. Kita hanya membantu memperlebar jalan si bayi itu saja,” singkatnya dihubungi via selulernya tadi malam. Amatan di rumah duka, sekira pukul 16.30 WIB jasad bayi kembar siam itupun dikebumikan di sekitar pekarangan rumah orang tuanya, setelah sebelumnya disepakati oleh pihak keluarga dan penatua kampung. (toga/gid/des)

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Setelah sempat ditangani pihak rumah sakit, bayi kembar siam berkepala dua jenis kelamin laki-laki meninggal dunia di RSUD FL Tobing, Rabu (29/1) sekitar pukul 13.00 WIB.  Anak keempat pasangan suami istri Rinal Purba (30) dan Magdalena br Pasaribu (28) warga Desa Sogar, Kec. Andam Dewi, Tapteng ini meninggal dalam kandungan.

Informasi dihimpun dari orangtua bayi, Rinal mengatakan, selama hamil, istrinya tidak pernah mengeluhkan hal-hal aneh. Demikian “Selama mengandung, istri saya baik-baik saja. Mimpi aneh pun tak pernah,” kata pria yang sehari-harinya bekerja sebagai petani karet ini saat ditemui di RSUD FL Tobing, Rabu (29/1).

Senada disampaikan mertua perempuan Rinal (orangtua istrinya, red), Boru Situmorang.

Hanya saja, Rabu (29/1) sekita pukul 04.00 WIB, anaknya itu sudah merasakan sakit seperti orang hendak melahirkan. Kemudian, suaminya membawa ke rumah salah seorang bidan di kampung itu. Oleh bidan menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit Barus. “Saat di rumah sakit, kepala bayi sebelah kiri keluar. Tapi badannya sulit dikeluarkan. Oleh pihak rumah sakit menyarankan agar anak saya dibawa ke rumah sakit di Sibolga. Katanya di rumah sakit itu peralatannya lebih lengkap. Dia pun kami bawa ke Sibolga dengan menggunakan mobil ambulan,” kata Boru Situmorang.

Begitu tiba di RSUD FL Tobing sekira pukul 11.00 WIB, pihak rumah sakit langsung memberikan pertolongan. Beberapa saat kemudian, sebelah tangan bayi mulai keluar. Sehingga pihak rumah sakit harus segera melakukan pertolongan untuk segera mengeluarkan bayi. Karena kepala bayi tersebut dua, maka proses persalinan sedikit mengalami kesulitan. Kemudian diambil tindakan dengan memperbesar jalan keluar si bayi. “Anakku melahirkan normal. Cucu saya dikeluarkan dengan cara memperbesar jalan keluar bayi. Begitu bayi itu lahir, aku lihat tidak bernyawa lagi. Saya tidak tahu apakah dia meninggal dalam kandungan atau tidak,” ucapnya.

Meski begitu, tambah Boru Situmorang, ia masih bersyukur karena anaknya masih selamat. “Yang pasti ibunya bisa selamat dan sampai sekarang kondisinya baik-baik saja,” pungkasnya.

Sekira pukul 13.45 WIB, jasad bayi dibawa ke kampung halamannya di Desa Sogar. Sementara, ibu bayi masih menjalani perawatan intensif di RSUD Sibolga.  Terpisah, salah seorang dokter RSUD Barus dr Marwati saat dikonfirmasi kru koran ini,mengatakan, pasien tiba di RSUD Barus sekira pukul 08.10 WIB dan kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan Magdalena. “Setelah kita periksa sekitar 20 menit, kita melihat kondisi pasien dan bayi tidak memungkinkan ditangani di RSUD Barus, sehingga kita merujuknya ke RSUD dr FL Tobing sebagai RSU terdekat untuk dilakukan operasi,” beber Marwati.

Sebelumnya, bidan J br Simangunsong yang bertugas di Pustu Desa Sogar, Andam Dewi mengatakan, awalnya sekitar pukul 07.40 WIB Magdalena datang ke Pustu setempat. “Namun setelah kita melihat sepertinya ada kelainan terhadap pasien, makanya kita menyarankan supaya dibawa ke RSU Barus agar penanganannya bisa lebih baik. Apalagi perlengakapan kita di Pustu tidak memadai,” tukasnya.

Dia mengatakan, selama masa kehamilan Magdalena hanya satu kali melakukan pemeriksaan di Pustu Desa Sogar. “Datang ke Pustu ini hanya sekali saja chek up, itupun beberapa bulan lalu. Setelah itu, baru tadilah Magdalena datang kembali disaat dia mau melahirkan,” jelasnya. Sementara Op Wisno br Tarihoran, mertua dari Magdalena kepada awak koran ini di rumah duka mengatakan, selama menantunya mengandung tidak ada terlihat hal-hal yang aneh atau kelainan di kandungannya.

“Selama boru Pasaribu (Magdalena, red) mengandung, tidak ada kami lihat kejanggalan dan biasa saja seperti perempuan hamil lainnya,” ujarnya singkat.

Hal itu dibenarkan Direktur RSUD FL Tobing, drg Tunggul Sitanggang. “Bayi meninggal dalam kandungan. Kita hanya membantu memperlebar jalan si bayi itu saja,” singkatnya dihubungi via selulernya tadi malam. Amatan di rumah duka, sekira pukul 16.30 WIB jasad bayi kembar siam itupun dikebumikan di sekitar pekarangan rumah orang tuanya, setelah sebelumnya disepakati oleh pihak keluarga dan penatua kampung. (toga/gid/des)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/