MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga kemarin, Briptu Roger Marseno Purba (34) personel Shabara Polres Binjai yang ngaku dianiaya Wakapolres Binjai, Kompol Sutrisno Hadi dan Kabag Ops Kompol Adenan AS, masih menjalani perawatan intensif di RS Advent Jl. Gatot Subroto Medan.
Saat ditemui, Rabu (29/1) siang, Roger tampak meraung-raung menahan sakit pada perutnya. Roger membantah melakukan pungli seperti yang dituduhkan atasannya. Menurutnya, kabar itu hanya beredar dari mulut ke mulut dan tak ada bukti dan laporan.
“Seharusnya kan ada laporan baru saya diperiksa. Ini nggak ada laporannya, tapi saya sudah diperiksa. Padahal, sesuai prosedur harus ada yang keberatan baru bisa dilakukan lidik,” kesal Roger seraya meringis menahan sakit di perutnya.
Saat disinggung terkait hasil tes urinnya di Polres Binjai positif mengandung narkoba? Ayah 3 anak itu menyatakan hasil tes urine tersebut tidak memiliki unsur yang kuat. Sebab, menenggak minuman kaleng (penambah stamina-red) saja, hasil tes urine juga bisa positif. “Itukan hanya hasil tes urine. Kalau saya tadi ketangkap tangan sedang memakai narkoba, barulah bisa,” ungkapnya.
Dibeber Roger lagi, sejak Sutrisno Hadi menjabat Wakapolres Binjai, sudah banyak personel yang mengeluh. Karena itu, ia mengaku hanya dijadikan tumbal. “Kayak bandit besar saja aku dibuat. Padahal banyak polisi di Binjai sana yang main narkoba. Ini aku pulak yang ditumbalkan,” protesnya.
Tapi Roger menolak membeber nama-nama polisi yang terlibat tersebut. Karena itu, Roger menegaskan tudingan terhadapnya tidaklah duduk secara hukum. “Kalau yang ditudingkan ke aku mengenai narkoba kan tidak duduk. Soalnya hanya tes urine saja. Selain itu tudingan pungli pun tak terbukti. Tak ada yang keberatan. Walaupun gitu, aku bukannya ada tertangkap tangan,” pungkasnya.
Sementara itu, istri Roger, Sulastri boru Sihombing (33) yang setia mendampingi korban menilai, perbuatan yang dilakukan atasan suaminya tersebut bukanlah tindakan seorang pemimpin. Seharusnya, para atasan itu membimbing dan menasehati jika memang salah. “Ini kok main hakim sendiri. Kan ada sidang kode etik,” kesalnya.
Lebih lanjut, wanita yang bekerja sebagai perawat RS Advent itu mengatakan, jika memang banyak masalah yang dilakukan Roger kenapa tidak ditembak mati saja suaminya. “Kalau memang banyak masalahnya, ya ditembak mati sajalah. Kenapa musti dianiaya seperti ini. Pokoknya tidak terima aku,” ucapnya.
Kemudian, Sulastri menyebutkan, saat ini pihaknya sudah membuat laporan ke Propam Polres Binjai. “Sudah saya buat laporan ke Propam Polres Binjai. Tadi suda ada yang datang kemari memfoto perut suami saya,” terangnya. Sementara itu, masih kata Sulastri, saat ini pihaknya masih menunggu hasil diagnosa dokter.
“Kalau dokter yang merawatnya bilang rusuknya tidak ada apa-apa. Makanya dokter bilang untuk menunggu hasil diagnosanya, apakah ada ususnya bocor apa tidak?” ucapnya. Diceritakan Sulastri, pada Senin (27/1) malam kemarin, dirinya melihat Roger pulang ke rumah dengan kondisi pucat pasi sembari mengeluh sakit pada perutnya. Karena itulah, ia pun kemudian mendatangi Polres Binjai.
“Sesampainya di Polreslah baru tau aku kalau suamiku dianiaya sama Wakapolres dan Kabag Ops. Itu aku dapat dari teman-temannya sesama personel,” ucapnya. Kemudian, Sulastri mengatakan, dirinya sangat terkejut mendengar keterangan dari teman-teman suaminya yang menyebutkan kalau Rozer dianiaya seperti binatang.
“Seperti binatang dia dianiaya kata kawannya. Soalnya, uda disuruh guling-guling baru perutnya diinjak-injak habis itu dia disuruh masuk ke kolam. Itu dilakukan atasannya itu di depan teman-temannya sesama polisi. Kan kayak binatang dia,” pungkasnya.
Pantauan wartawan di ruang Mawar 1 RS Advent, Rozer terus meraung-raung menahan rasa sakit di perutanya. Bahkan, saat Sulastri memegang perutnya, Rozer makin meringis kesakitan.
WAKAPOLRES BINJAI BUNGKAM
Tudingan penganiayaan ini ditanggapi dingin oleh Wakapolres Binjai, Kompol Sutrisno Hadi. “Apa lagi, kan sudah terbit di berbagai media. Apa lagi yang harus dijelaskan,” kata Sutrisno dari balik meja ruang kerjanya, Rabu (29/1) sekira pukul 11.30 WIB.
“Sudah terbit kok di berbagai media, jadi gak ada lagi yang perlu dijelaskan,” ungkapnya lagi sembari memegang pulpen seraya menandatangani berkas. Meski didesak, tapi Sutrisno tetap memilih bungkam. Tanpa berkata lagi, ia kemudian memerintahkan ajudanya Aidil, menutup pintu ruangannya yang terbuat dari kaca warna hitam itu.
Sama seperti, Kompol Sutrisno Hadi, Kapolres AKBP Marcellino Sampouw SH Sik dan Kabag Ops dan selaku perwira-perwira di Polres Binjai juga terlihat enggan berkomentar soal kasus ini.
Saat ditanya di piket jaga, salah seorang personel mengakui kalau Kapolres Binjai belum ada memasuki ruang kerjanya. Demikian juga dengan Kabag Ops, yang hingga kini belum bisa ditemui wartawan koran ini. “Memang ada si Roger dipukul. Tapi bukan Waka, melainkan perwira yang baru mengikuti pendidikan SGA yang baru mendapatkan pangkat Ipda mantan anggota Polsek Binjai Selatan,” kata salah satu personel yang namanya enggan disebutkan itu.
Menurutnya, jelasnya, pemukulan terjadi saat apel, Selasa (28/1) pagi. Setelah Roger disuruh guling-guling dari tempat apel hingga ruang narkoba. Begitu sampai, disuruh kayang dan perutnya diinjak. Meski harus ada hukuman disiplin, namun beberapa personel menyayangkan tindakan yang tidak sesuai itu. “Kalau dihukum disiplin ya boleh saja, tapi jangan main tangan gitulah,” jelasnya.
Memang, diakui beberapa anggota disana tingkah laku Roger, tidak baik dimata masyarakat dan beberapa anggota lain. Karena selain kerap melakukan pelanggaran, dirinya juga kerap melakukan kesalahan dan memalukan Korps Polri. Namun, apapun itu mereka berharap yang terbaik untuk kedua belah pihak.
“Ada sekitar 4 kasus laporan dari masyarakat kalau tidak salah. Dan yang terakhir tetang dirinya bermasalah dengan anggota TNI,” tandas teman korban. Sementara itu, Kapolres Binjai AKBP Marcellino Sampouw saat dikonfirmasi, Rabu (29/1) malam mengatakan dirinya tidak akan main-main dengan anggotanya yang terlibat dengan narkoba.
“Siapapun dia akan saya tindak tegas, mau ajudan saya sendiri pun saya hukum jika memang terbukti,” tegasnya. Menurutnya, kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan Wakapolres Binjai, Kompol Sutrisno Hadi dan Kabag Ops Kompol Adenan AS terhadap anggotanya Briptu Roger hanya dilakukan tindakan disiplin.
“Yang lihat dia dianiaya siapa, jadi belum tentu dia dianiaya. Saya sudah tanya dengan Kasi Propam, dia cuma dilakukan tindakan disiplin,” ujarnya. Dikatakannya, banyaknya anggota polis yang menjadi bandar dan pengguna narkoba membuatnya harus bertindak tegas.
“Banyak sekarang ini polisi yang pakai narkoba, jadi mau dibiarkan. Mau jadi apa polisi ini, makanya itu mau siapun dia saya tidak akan pilih kasih untuk menindaknya,” janjinya. Mantan Kapolres Tanah Karo ini mengaku akan menindak seluruh anggota Polres Binjai yang terlibat dalam kasus narkoba. “Siapapun dia akan kita tindak, baik perwiranya juga. Polisi sudah pakai narkoba mau melayani masyarakat apa bisa. Makanya itu, kita ambil tindakan tegas bagi polisi yang terlibat kasus narkoba,” tandas perwira dua melati emas di pundaknya itu. (ind/eza/deo)