MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemprovsu telah mulai mendistribusikan ribuan Alat Pelindung Diri (APD) dan alat rapid test Covid-19 ke kabupaten/kota se-Sumatera Utara. APD dan alat rapid test ini diharapkan mempercepat penanganan penyebaran dan pengendalian Covid-19 di Sumut. Kepulauan Nias menjadi daerah pertama yang menerima APD dan alat rapid test (test cepat).
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Whiko Irwan mengatakan, APD tersebut adalah sebagian dari jumlah yang dipesan Pemprov Sumut. APD ini sudah didistribusikan ke kabupaten/kota dan rumah sakit rujukan seperti RS Dr GL Tobing PTPN II, RS Haji Medan, RSAL Komang Makes, RS TNI AU Lanud Soewondo, RS Sari Mutiara dan RS Putri Hijau.
“Sampai saat ini baju coverall box ada 4.650 pcs, sarung tangan karet 4.650 pcs, sarung tangan trasti protect 10, helm 51, goggle (kacamata pelindung) 60, sepatu boot safety 597, masker tipe N95 50 pieces. Ini masih sebagian dari yang dipesan Pemprov Sumut. Sisanya menunggu pengiriman dari produsen,” ujar Whiko di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Medan, Sabtu (28/3).
Alat rapid test sudah sampai di Sumut dengan jumlah 3.600 unit dan sudah didistribusikan ke RS rujukan. “Untuk rapid test Covid-19 juga sudah disebarkan ke kabupaten/kota dan RS rujukan dan beberapa daerah sudah melakukan test dengan alat tersebut,” ungkapnya.
Pemprov Sumut semakin intens melakukan penanganan dan pengendalian penyebaran Covid-19 karena ada kenaikan ODP, PDP dan positif Covid-19. Kasus positif 14 orang (meninggal 2 orang), PDP 77 orang, dan sembuh 22 orang.
Nias Daerah Pertama Penerima
Pada Jumat (27/3), Pemprov Sumut telah mengirimkan 125 paket APD berupa baju coverall dan sepatu boot untuk Kepulauan Nias. APD diserahkan Kadis Pariwisata Sumut, Ria Telaumbanua, kepada Wakil Bupati Nias Arosekhi Waruwu di Pendopo Bupati Nias, Ononamolo I Gunung Sitoli.
“Pertama saya sampaikan salam Bapak Gubernur. Dua hari lalu beliau menelpon saya, memberikan instruksi langsung agar membawakan APD ke Kepulauan Nias. Sebenarnya ini bisa dikirimkan lewat paket. Namun beliau ingin saya mewakilkannya untuk memberikan langsung kepada bupati/wali kota yang ada di Kepulauan Nias,” ujar Ria.
Dikatakannya, Pemprov Sumut saat ini baru menerima bantuan sekitar 1000 APD dari pemerintah pusat dan langsung didistribusikan ke daerah kabupaten/kota. Nias adalah daerah pertama yang mendapat kiriman APD tersebut.
Ria berpesan kepada para bupati dan wali kota se Kepulauan Nias agar serius mengantisipasi penyebaran Covid-19. “Penyebaran virus corona tidak bisa dianggap main-main. Untuk itu saya ingin seluruh kabupaten/kota yang ada di Kepulauan Nias ini serius menanggulanginya. Kepulauan ini harus kita jaga. Itu yang paling dipesankan oleh Bapak Gubernur,” tambahnya.
Gubernur juga meminta agar ODP yang masuk ke Nias dipantau ketat. “Yang penting saat ini adalah pencegahan. Setiap orang masuk harus benar-benar diidentifikasi. Yang berstatus ODP kalau perlu ditelepon tiga kali sehari. Pastikan dia terus berada di rumah. Jangan sampai ada yang positif di pulau ini,” ujarnya.
Ria pun mengajak agar terus berpikir inovatif dan berhenti untuk mengeluh. “Saat ini masker adalah barang yang langka. Seberapa banyak pun uang bapak takkan mudah untuk mendapatkannya. Untuk itu mulailah berdayakan warga kita yang bisa menjahit, buat masker yang berbahan kain. Yang terbuat dari kain bisa dicuci dan dipakai lagi,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Ria juga memberikan elektric sprayer kepada kabupaten/Kota se Kepulauan Nias, Museum Pusaka Nias, Polres Nias dan Kodim 0213/Nias.
Wakil Bupati Nias Arosekhi Waruwu mengucapkan terimakasih atas perhatian Gubernur Sumut pada Kepulauan Nias. “Saya mewakili kabupaten/kota se Kepulauan Nias sangat berterimakasih kepada Bapak Gubernur yang telah memprioritaskan dan mengawasi kami untuk penanganan penyebaran wabah Covid-19 ini. Puji Tuhan sampai hari ini belum ada warga kita yang terinfeksi virus corona,” ujarnya.
Menurutnya, anak-anak sekolah telah belajar dari rumah mulai dari TK hingga SMA. Warga diminta menunda pesta, dan melakukan ibadah di rumah masing-masing.
“Harapan kami, Pemprov Sumut membantu memfasilitasi alat di RSUD Gunung Sitoli. Cuma satu RS yang memungkinkan menjadi rujukan penanganan Covid-19di Kepulauan Nias. Untuk itu kiranya Pemprovsu dapat membantu melengkapi fasilitas,” pungkasnya.
RS GL Tobing Mulai Beroperasi
Sementara itu, Rumah Sakit (RS) GL Tobing PTPN II Tanjungmorawa, Deliserdang yang ditunjuk sebagai salahsatu rujukan penanganan Covid-19, mulai beroperasi, Sabtu (28/3). RS ini hanya diperuntukkan bagi Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
“PDP yang masuk adalah rujukan dari rumah sakit lain, dan mendapat konfirmasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan, Sabtu (28/3) sore.
Adapun logistik GL Tobing dalam menangani PDP Covid-19, seperti Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju antivirus, sarung tangan karet, sarung tangan trasti protect, helm, kacamata pelindung, sepatu boot safety dan masker N95, sudah diterima dari Pemprov Sumut.
“RS GL Tobing dengan kapasitas 49 kamar, selain selektif dalam menerima pasien rujukan, juga dijaga ketat oleh TNI dan Polri. Tujuannya agar penanganan PDP Covid-19 berjalan dengan baik sehingga mampu memberikan hasil yang positif. Jadi tidak boleh ada sembarangan yang masuk. Ini juga berguna agar penanganan PDP Covid-19 berjalan dengan baik di RS GL Tobing,” tambahnya.
Setelah RS GL Tobing, RS rujukan dan tempat isolasi PDP lain akan segera menyusul, seperti RS Martha Friska 1 dan 2, RS Sari Mutiara, RS Haji Medan, Asrama Haji Medan, Wisma Atlet, gedung BPSDM Sumut, Siti Hajar, SPN Sampali Sumut, hotel dan lainnya.
“Setelah logistik disalurkan, RS dan tempat isolasi lain akan segera menyusul,” katanya.
Mengenai jumlah kamar isolasi guna penanganan pasien Covid-19 di Sumut, Gubernur Edy Rahmayadi sebelumnya menegaskan akan berupaya menyiapkan 1.000 ruangan isolasi, dari beberapa lokasi yang telah ditetapkan tersebut. Pemprov Sumut juga sedikitnya membutuhkan dokter dan tenaga kesehatan sebanyak 720 orang yang nantinya akan ditugaskan di 11 tempat isolasi RS, sebagai antisipasi apabila terjadi lonjakan pasien untuk penanganan warga yang PDP dan ODP.
“APD dan fasilitas kesehatan berangsur akan kita upayakan. Kita datangkan dan usahakan dari berbagai sumber. Tapi kita masih butuh banyak dokter dan perawat, khususnya untuk mengantisipasi nanti jika terjadi eskalasi,” ujar Gubsu.
Bagi tenaga medis dan paramedis yang terlibat dalam penanganan Covid-19, ditegaskannya agar tidak perlu khawatir karena akan disiapkan insentif dan pendukung lainnya. “Karena kalau kita tak sigap menghadapi di awal ini, lebih kewalahan lagi nanti kalau semakin banyak yang terinfeksi,” ujarnya.
Sebagai langkah menjamin ketersediaan SDM, Edy mengatakan akan menyurati RS dan berkoordinasi dengan berbagai organisasi himpunan dokter untuk mengirimkan kontribusi berupa perawat dan dokter. (prn/ris)