25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Pasar Pangkalan Berandan Sepi

SEPI: Suasana Pasar Pangkalanbrandan sangat sepi dari aktivitas jual-beli. ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS
SEPI: Suasana Pasar Pangkalanbrandan sangat sepi dari aktivitas jual-beli. ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Sejak beberapa pekan terakhir, pasar tradisional di Pangkalan Berandan sepi dari pembeli. Hal ini sejak merebaknya virus corona, yang kemudian diperkuat dengan imbauan pemerintah untuk menjauhi keramaian.

Hal ini pun diakui sejumlah ibu rumah tangga. Menurut mereka, biasanya setiap hari suasana di pasar itu terbilang sangat ramai, baik di luar maupun dalam. Sebab yang berbelanja di pasar ini bukan hanya orang Pangkalan Berandan, tapi juga dari Sei Lepan, Berandan Barat, Besutang, dan Pematang Jaya.

“Karena itu, setiap hari mulai habis Salat Subuh, sampai jam 10.00 pagi, pasar ini penuh sesak dengan ibu-ibu yang berbelanja kebutuhannya. Akibatnya, arus lalu lintas di kawasan ini sering macet,” ungkap Betty, seorang ibu rumah tangga di Pangkalan Berandan, Minggu (29/3).

Tapi, sejak virus corona melanda hampir di semua daerah Sumut, termasuk Kabupaten Langkat, dan Pangkalan Berandan, akhirnya para ibu rumah tangga menjadi takut ke luar rumah untuk berbelanja.

“Karena itu, pasar Pangkalan Berandan yang biasanya ramai, padat, dan penuh sesak, kini menjadi sepi dan tak ada pembeli,” imbuh Betty.

Sementara itu, Sintong Sihombing dan beberapa pedagang kaki lima (PKL), mengaku, virus corona ini memang sangat besar dam- paknya terhadap pendapatan mereka.

“Biasanya di tempat kami berjualan selalu ramai pembeli, dan dagangan yang kami jual selalu habis. Tapi sejak perkembangan virus corona yang sudah sampai ke mana-mana ini, masyarakat pun menjadi takut belanja ke pasar. Dan ini sangat berdampak negatif bagi kami,” katanya.

Dia juga mengaku, baru kondisi seperti ini saja mereka sudah kelimpungan, karena dagangan tidak laku.

“Bagaimana kalau sempat pemerintah nanti tidak lagi mengizinkan warga ke luar rumah, karena mewabahnya virus corona? Bisa-bisa kami para PKL di Pangkalan Berandan ini, mati terduduk, karena tak ada pembeli,” keluh Sintong.

Hal senadan diungkapkan Saiman, pedagang bakso di Pasar Tradisional Pangkalan Berandan. Dia mengaku, sejak sebulan terakhir, omzet penjualannya terus menurun dan cendrung anjlok.

“Biasanya beberapa bulan lalu, omzet kami tinggi dan bisa sedikit menabung. Kini jangankan menabung untuk bayar ini dan itu, untuk makan dan bayar sewa tempat saja tak dapat. Karena orang-orang takut masuk warung untuk beli bakso,” bebernya.

“Semoga saja wabah virus corona ini segera berakhir, agar kami para pedagang kecil ini bisa berdagang seperti biasa, dan bisa hidup sebagaimana layaknya,” harap Saiman. (yas/saz)

SEPI: Suasana Pasar Pangkalanbrandan sangat sepi dari aktivitas jual-beli. ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS
SEPI: Suasana Pasar Pangkalanbrandan sangat sepi dari aktivitas jual-beli. ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Sejak beberapa pekan terakhir, pasar tradisional di Pangkalan Berandan sepi dari pembeli. Hal ini sejak merebaknya virus corona, yang kemudian diperkuat dengan imbauan pemerintah untuk menjauhi keramaian.

Hal ini pun diakui sejumlah ibu rumah tangga. Menurut mereka, biasanya setiap hari suasana di pasar itu terbilang sangat ramai, baik di luar maupun dalam. Sebab yang berbelanja di pasar ini bukan hanya orang Pangkalan Berandan, tapi juga dari Sei Lepan, Berandan Barat, Besutang, dan Pematang Jaya.

“Karena itu, setiap hari mulai habis Salat Subuh, sampai jam 10.00 pagi, pasar ini penuh sesak dengan ibu-ibu yang berbelanja kebutuhannya. Akibatnya, arus lalu lintas di kawasan ini sering macet,” ungkap Betty, seorang ibu rumah tangga di Pangkalan Berandan, Minggu (29/3).

Tapi, sejak virus corona melanda hampir di semua daerah Sumut, termasuk Kabupaten Langkat, dan Pangkalan Berandan, akhirnya para ibu rumah tangga menjadi takut ke luar rumah untuk berbelanja.

“Karena itu, pasar Pangkalan Berandan yang biasanya ramai, padat, dan penuh sesak, kini menjadi sepi dan tak ada pembeli,” imbuh Betty.

Sementara itu, Sintong Sihombing dan beberapa pedagang kaki lima (PKL), mengaku, virus corona ini memang sangat besar dam- paknya terhadap pendapatan mereka.

“Biasanya di tempat kami berjualan selalu ramai pembeli, dan dagangan yang kami jual selalu habis. Tapi sejak perkembangan virus corona yang sudah sampai ke mana-mana ini, masyarakat pun menjadi takut belanja ke pasar. Dan ini sangat berdampak negatif bagi kami,” katanya.

Dia juga mengaku, baru kondisi seperti ini saja mereka sudah kelimpungan, karena dagangan tidak laku.

“Bagaimana kalau sempat pemerintah nanti tidak lagi mengizinkan warga ke luar rumah, karena mewabahnya virus corona? Bisa-bisa kami para PKL di Pangkalan Berandan ini, mati terduduk, karena tak ada pembeli,” keluh Sintong.

Hal senadan diungkapkan Saiman, pedagang bakso di Pasar Tradisional Pangkalan Berandan. Dia mengaku, sejak sebulan terakhir, omzet penjualannya terus menurun dan cendrung anjlok.

“Biasanya beberapa bulan lalu, omzet kami tinggi dan bisa sedikit menabung. Kini jangankan menabung untuk bayar ini dan itu, untuk makan dan bayar sewa tempat saja tak dapat. Karena orang-orang takut masuk warung untuk beli bakso,” bebernya.

“Semoga saja wabah virus corona ini segera berakhir, agar kami para pedagang kecil ini bisa berdagang seperti biasa, dan bisa hidup sebagaimana layaknya,” harap Saiman. (yas/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/