Site icon SumutPos

Jamal & Marihati Kehilangan Anak Lelaki Satu-satunya

Foto: New Tapanuli/JPNN Jenazah sejumlah pelajar yang tewas setelah truk yang mereka tumpangi terguling di Tapteng, ditangisi orangtua dan sanak saudaranya, Jumat (29/5/2015).
Foto: New Tapanuli/JPNN
Jenazah sejumlah pelajar yang tewas setelah truk yang mereka tumpangi terguling di Tapteng, ditangisi orangtua dan sanak saudaranya, Jumat (29/5/2015).

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Gebriel Laia (12) dan kakaknya Vilinia Laia (16) juga sepupu mereka Yupiana Laia (15), putri dari adik sang ayah, Jamal Laia dimakamkan di Nias. Ketiga jenazah dari 17 korban tewas dalam tragedi truk yang mereka tumpangi ke sekolah mengalami pecah ban itu, telah diberangkatkan ke kampung halamannya menggunakan mobil ambulans, Jumat (29/5) siang. Pelepasan jenazah ketiganya diwarnai jerit tangis.

Yaatulo, saudara Marihati Zebua, ibu dari Gebriel dan Vilinia saat ditemui di rumah duka mengatakan segala fasilitas dan biaya ditanggung oleh Pemkab Tapteng, seperti yang disebutkan Sekdakab Hendri Lumban Tobing saat melayat bersama sejumlah SKPD. “Dibawa ke Nias, ke kampung. Kalau biaya katanya ditanggung Pemkab. Itunya yang dikatakan Sekda kemarin,” kata Yaatulo, Jumat (29/5).

Vilinia merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Yang paling sedih lagi, Gebriel yang merupakan anak ke 4 itu merupakan anak laki-laki satu-satunya dari pasangan Jamal dan Marihati. Sedangkan, Upiyana Laia adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara pasangan Elizaro Laia dan Adira Nakhe. Ketiganya adalah anak-anak periang dan rajin membantu orangtua sepulang sekolah.

“Hanya si Gebriel ini anak laki-laki satu-satunya. Kalau pulang sekolah, dia (Gebriel) membantu orangtuanya menjaga kambing. Sedangkan Viliania dan Upiyana membantu ibu mereka di rumah, seperti menyapu dan menyuci,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.

Sementara di rumah duka dua korban tewas lain, yakni Rosalina Manik (16) dan Hariantius Manalu (16), yang berhadap-hadapan di afdeling 1 juga masih dipenuhi para pelayat. Sebab ini adalah hari terakhir keluarga yang ditinggal melihat wajah kedua siswa SMAN 1 Manduamas tersebut.

Di rumah duka Hariantius, tangis terpecah, seluruh teman-teman sekelasnya yang datang melayat menangis tersedu memandang wajah rekannya yang sudah terbaring kaku di dalam peti jenazah. Mereka teringat saat bermain dan bercanda bersama Hariantius yang telah meninggalkan mereka untuk selamanya.

Seperti yang disampaikan Putri Waty (16), teman yang duduk persis di sebelah bangku belajarnya nangis tersedu saat menyampaikan kata perpisahan mewakili teman-temannya yang lain.

Terungkap, kalau korban semasa hidup merupakan anak yang jahil. Namun dib alik itu, korban juga dikenal baik, yang membuat semua tak semudah itu melupakannya.

“Kadang maunya kau menendang kaki kami, tapi aku tahu itu hanya biar kita bisa bercanda. Kuingatnya semua, bagimana waktu kita bermain bersama,” ucap Putri tersedu-sedu.

Begitu juga dengan rekan-rekannya yang lain tak kuasa menahan air mata mendengar apa yang disampaikan Putri. Karena mereka juga merasakan hal yang sama, yang mereka kenang dari sosok almarhum.

Menurut pihak keluarga, jenazah Hariantius akan dibawa ke Sibintang, Barus untuk dikebumikan di kampung halaman keluarganya.

Sebelumnya diberitakan, tragedi mengerikan terjadi di Desa Masnauli, Kecamatan Manduamas, Tapanuli Tengah (Tapteng). Sebanyak 17 siswa tewas dalam perjalanan ke sekolah Kamis (28/5) pagi, setelah truk yang ditumpangi terbalik dan tercebur ke parit sedalam 2,5 meter.

Truk dengan bak terbuka nahas yang mengangkut para pelajar tersebut adalah milik PT Sinar Gunung Sawit Raya (SGSR). Meski bukan angkutan penumpang, setiap hari truk bernopol BK 8912 EA itu mengantar jemput putra-putri karyawan PT SGSR ke sekolah. Berdasar informasi yang dihimpun, truk dikemudikan Ramadhani. Seorang saksi, A. Pasaribu, 37, mengungkapkan, saat itu Ramadhani berusaha menyalip truk lain di depannya. Beberapa saat kemudian, as roda depan kanan truk patah. Ramadhani pun kehilangan kendali. Truk lalu terjungkal ke dalam parit.

”Puluhan anak sekolah yang dibawa truk itu terlempar. Sebagian lagi ikut terbalik dan tertimpa truk. Truk tersebut tertanam di lumpur parit kebun itu,” ujar Pasaribu. Para korban harus menunggu cukup lama untuk mendapat pertolongan. Sebab, lokasi kecelakaan berada di tengah areal perkebunan yang sepi. Korban baru bisa dievakuasi dari bawah bak truk setelah satu unit alat berat mengangkat badan truk. ”Yang masih hidup dan kritis langsung dilarikan ke puskesmas dan bidan setempat,” ujar Pasaribu.

Kapolsek Manduamas AKP Endah Iwan Tarigan menjelaskan, di antara total 40 penumpang, 17 anak meninggal. Enam lainnya selamat dan seorang lagi mengalami patah kaki. (ts/rs/gp/gir/deo)

Exit mobile version