25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Program CSR Inalum Bertahan di Pandemi Covid-19

PEWARNA ALAMI: Sejumlah penenun ulos di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan binaan Dekranasda Dairi serta PT Inalum menggunakan bahan alami pewarna bahan tenun.
PEWARNA ALAMI: Sejumlah penenun ulos di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan binaan Dekranasda Dairi serta PT Inalum menggunakan bahan alami pewarna bahan tenun.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – PT Indonesia Asahan Aluminium menilai program corporate sosial responsibility (CSR) yang disalurkan perusahaan kepada para penenun Ulos Silalahi di Desa Silalahi 1, Kecamatan Silahisabungan sudah sesuai dalam mendukung pengembangan masyarakat dengan bantuan yang disalurkan.

Kepala Departemen CSR PT Inalum, Ismail Midi menyampaikan, aktivitas para penenun yang saat ini masih berlangsung, menjadi salah satu indikator bahwa bantuan CSR tersebut akan memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Jika tetap bekerja dan dan masih berlanjut itu artinya masih sesuai dengan yang kita harapkan. Artinya jika bisa bertahan saja di kondisi yang sulit sekarang ini di masa pandemi corona virus disiase 2019 (covid-19) itu sudah bagus. Berarti jika tidak di kondisi yang tidak sulit barangkali menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Menurutnya, program eco-fashion salah satu inovasi dan terobosan dalam program CSR yang dicetuskan hasil kerjasama PT Inalum dengan Dekranasda Dairi serta Yayasan Merdi Sihombing sebagai pihak ketiga dengan penerapan bahan alami untuk pewarna benang tenun yang akan digunakan dalam pembuatan Ulos Silalahi menjadi salah satu nilai tambah dalam program CSR ini, ujarnya.

Dimana penerapan pewarna alami ini salah satu komitmen bersama yang merupakan program ramah lingkungan yang merupakan fokus PT Inalum dalam memberikan program bantuan yang dikenal dengan program go-green. Point plus ini menjadi ketertarikan sendiri bagi PT Inalum agar program CSR ini berkelanjutan, sebut Ismail.

Terobosan dan inovasi dilakukan Dekranasda Dairi serta Yayasan Merdi Sihombing memperkenalkan dan mempromosikan hasil produk penenun Ulos Silalahi ke event nasional maupun luar negeri hal positif yang memberikan dampak besar atas keberlangsungan program ini, ungkap Ismail.

Kedepan, kata Ismail, sebagai tahapan lanjutan, atas produk yang dihasilkan oleh para penenun Ulos Silalahi, berupa dukungan dari Pemerintah Daerah menampung hasil penenun Ulos Silalahi tersebut. Program CSR dari PT Inalum kepada para penenun di Silalahi diharapkan bisa terus berlanjut. Para penenun berada dan tinggal di sekitar pinggiran Danau Toba, dimana lokasi ini menjadi salah satu tanggung jawab sosial perusahaan dalam melakukan pengembangan dan bantuan kepada masyarakat, pungkasnya.

Sepanjang masyarakat untuk lebih baik, kami pasti mendukung, dan berharap tetap berlanjut. Apalagi Dairi merupakan daerah salahsaty daerah penopang PT Inalum.

Ismail Midi mengatakan, salahsatu koordinator penenun di Silalahi, Rizal Boru Purba, beberapa waktu lalu mengakui, program CSR ini masih terus berjalan meski di tengah Covid-19 dan program ini juga berkesinambungan, baik dalam hal pelatihan, pemberian bantuan benang, dan pembelian hasil produk dari para pengrajin atau penenun Ulos Silalahi.

Kegiatan ini sudah berlangsung dari setahun lalu, dan berkesinambungan, bahkan penenun lain yang tidak ikut dalam program ini sudah mulai ingin bergabung, karena hasil tenunan mereka tidak terjual akibat tidak adanya pesta adat selama Covid-19.

Namun kami di tengah Covid-19 kami masih bisa terus berlanjut, karena program eco-fashion dimana hasil tenunan dari para penenun tidak hanya pembuatan Ulos untuk komoditas pesta adat, namun untuk bahan busana dan fashion, terang Ibu Rizal.

Bahkan melalui program ini, berbagai capaian pun telah diraih untuk pengembangan dan promosi hasil tenunan pengrajin ulos Silalahi. Hasil penenun Silalahi di pameran Kriya Nusa 11-15 September 2019 di Balai Kartini Jakarta yang dibuka langsung oleh Ibu Negara RI.

Di acara Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia yang bekerjasama dengan DUta Besar Belgia pada Eco Fashion Indonesia 2019 di Belgia, ulos Silalahi juga dipamerkan dan mendapatkan sambutan yang cukup baik dari para pengunjung.

Begitu juga di Filantropi Eco Fashion Week 2019 Kuningan, Jakarta pada 2-3 November 2019 lalu, Ulos Silalahi hasil karya para penenun Ulos Silalahi, begitu juga Ulos Fest 2019 di Museum Nasional Indonesia, Jakarta 12-16 November 2019 ulos Silalahi dipamerkan. Ulos Silalahi hasil tenunan pengrajin Ulos Silalahi juga dipamerkan di Eco Fashion Week Indonesia 3 (5 Desember sd 7 Desember 2019) di Sarinah Thamrin, Jakarta yang dihadiri oleh Menteri Desa PDTT, Jajaran BUMN dan Wakil Gubernur Sumut.

Produk diversifikasi tenun silahisabungan yang dikerjakan oleh 25 orang penenun Silahisabungan juga dipamerkan di I Fashion Festival dan The Masterpiece 2019, Jakarta pada 11 Desember 2019. Bahkan dalam event itu Sere Kalina yang menjadi Host dalam acara itu yang merupakan peserta Miss Indonesia 2015 dengan bangga menggunakan pakaian berbahan hasil tenun penenun Silahisabungan. (rud/ram)

PEWARNA ALAMI: Sejumlah penenun ulos di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan binaan Dekranasda Dairi serta PT Inalum menggunakan bahan alami pewarna bahan tenun.
PEWARNA ALAMI: Sejumlah penenun ulos di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan binaan Dekranasda Dairi serta PT Inalum menggunakan bahan alami pewarna bahan tenun.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – PT Indonesia Asahan Aluminium menilai program corporate sosial responsibility (CSR) yang disalurkan perusahaan kepada para penenun Ulos Silalahi di Desa Silalahi 1, Kecamatan Silahisabungan sudah sesuai dalam mendukung pengembangan masyarakat dengan bantuan yang disalurkan.

Kepala Departemen CSR PT Inalum, Ismail Midi menyampaikan, aktivitas para penenun yang saat ini masih berlangsung, menjadi salah satu indikator bahwa bantuan CSR tersebut akan memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Jika tetap bekerja dan dan masih berlanjut itu artinya masih sesuai dengan yang kita harapkan. Artinya jika bisa bertahan saja di kondisi yang sulit sekarang ini di masa pandemi corona virus disiase 2019 (covid-19) itu sudah bagus. Berarti jika tidak di kondisi yang tidak sulit barangkali menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Menurutnya, program eco-fashion salah satu inovasi dan terobosan dalam program CSR yang dicetuskan hasil kerjasama PT Inalum dengan Dekranasda Dairi serta Yayasan Merdi Sihombing sebagai pihak ketiga dengan penerapan bahan alami untuk pewarna benang tenun yang akan digunakan dalam pembuatan Ulos Silalahi menjadi salah satu nilai tambah dalam program CSR ini, ujarnya.

Dimana penerapan pewarna alami ini salah satu komitmen bersama yang merupakan program ramah lingkungan yang merupakan fokus PT Inalum dalam memberikan program bantuan yang dikenal dengan program go-green. Point plus ini menjadi ketertarikan sendiri bagi PT Inalum agar program CSR ini berkelanjutan, sebut Ismail.

Terobosan dan inovasi dilakukan Dekranasda Dairi serta Yayasan Merdi Sihombing memperkenalkan dan mempromosikan hasil produk penenun Ulos Silalahi ke event nasional maupun luar negeri hal positif yang memberikan dampak besar atas keberlangsungan program ini, ungkap Ismail.

Kedepan, kata Ismail, sebagai tahapan lanjutan, atas produk yang dihasilkan oleh para penenun Ulos Silalahi, berupa dukungan dari Pemerintah Daerah menampung hasil penenun Ulos Silalahi tersebut. Program CSR dari PT Inalum kepada para penenun di Silalahi diharapkan bisa terus berlanjut. Para penenun berada dan tinggal di sekitar pinggiran Danau Toba, dimana lokasi ini menjadi salah satu tanggung jawab sosial perusahaan dalam melakukan pengembangan dan bantuan kepada masyarakat, pungkasnya.

Sepanjang masyarakat untuk lebih baik, kami pasti mendukung, dan berharap tetap berlanjut. Apalagi Dairi merupakan daerah salahsaty daerah penopang PT Inalum.

Ismail Midi mengatakan, salahsatu koordinator penenun di Silalahi, Rizal Boru Purba, beberapa waktu lalu mengakui, program CSR ini masih terus berjalan meski di tengah Covid-19 dan program ini juga berkesinambungan, baik dalam hal pelatihan, pemberian bantuan benang, dan pembelian hasil produk dari para pengrajin atau penenun Ulos Silalahi.

Kegiatan ini sudah berlangsung dari setahun lalu, dan berkesinambungan, bahkan penenun lain yang tidak ikut dalam program ini sudah mulai ingin bergabung, karena hasil tenunan mereka tidak terjual akibat tidak adanya pesta adat selama Covid-19.

Namun kami di tengah Covid-19 kami masih bisa terus berlanjut, karena program eco-fashion dimana hasil tenunan dari para penenun tidak hanya pembuatan Ulos untuk komoditas pesta adat, namun untuk bahan busana dan fashion, terang Ibu Rizal.

Bahkan melalui program ini, berbagai capaian pun telah diraih untuk pengembangan dan promosi hasil tenunan pengrajin ulos Silalahi. Hasil penenun Silalahi di pameran Kriya Nusa 11-15 September 2019 di Balai Kartini Jakarta yang dibuka langsung oleh Ibu Negara RI.

Di acara Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia yang bekerjasama dengan DUta Besar Belgia pada Eco Fashion Indonesia 2019 di Belgia, ulos Silalahi juga dipamerkan dan mendapatkan sambutan yang cukup baik dari para pengunjung.

Begitu juga di Filantropi Eco Fashion Week 2019 Kuningan, Jakarta pada 2-3 November 2019 lalu, Ulos Silalahi hasil karya para penenun Ulos Silalahi, begitu juga Ulos Fest 2019 di Museum Nasional Indonesia, Jakarta 12-16 November 2019 ulos Silalahi dipamerkan. Ulos Silalahi hasil tenunan pengrajin Ulos Silalahi juga dipamerkan di Eco Fashion Week Indonesia 3 (5 Desember sd 7 Desember 2019) di Sarinah Thamrin, Jakarta yang dihadiri oleh Menteri Desa PDTT, Jajaran BUMN dan Wakil Gubernur Sumut.

Produk diversifikasi tenun silahisabungan yang dikerjakan oleh 25 orang penenun Silahisabungan juga dipamerkan di I Fashion Festival dan The Masterpiece 2019, Jakarta pada 11 Desember 2019. Bahkan dalam event itu Sere Kalina yang menjadi Host dalam acara itu yang merupakan peserta Miss Indonesia 2015 dengan bangga menggunakan pakaian berbahan hasil tenun penenun Silahisabungan. (rud/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/