29 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Ngebut Kejar Setoran, Bus RJT Terbalik 3 Tewas

Disinggung terkait tindakan yang akan dilakukan terhadap pengusaha bus, JR mengatakan bahwa hal itulah adalah tugas kepolisian.

“Kepolisian seharusnya memberikan efek jera kepada sopir yang ugal-ugalan. Kalau mobilnya layak, tapi kan itu kembali kepada sopirnya sendiri yang terkadang saling kejar-kejaran karena mengejar setoran,”lanjutnya. Masih di lokasi yang sama, Sumiati boru Sinaga (40) yang pada saat kejadian tengah mengandung 8 bulan terlihat menjalani pemeriksaan intensif di RS Vita Insani.

Ibu 3 anak ini terlihat terbaring di ruangan IGD. Pegawai PDAM Tirtalihou itu sesekali terlihat menahan rasa sakit.

“Belum tahu gimana keadaan kandungannya, belum ada keterangan dari dokter,”ucap sumai korban, H Nainggolan. Tak hanya ke delapan korban itu, 2 korban lainnya yakni Hetti Rosneli (36), warga Jalan Perwira, Kelurahan Siantar Timur yang juga PNS Pemkab Simalungun serta Rohan (37), warga Jalan Asahan, Kecamatan Siantar, Simalungun juga mendaparkan perawatan medis di RS Tentara.

Meski ada 10 korban dalam kejadian ini, namun, sopir bus Tegar Saragih (22), tidak mengalami luka yang cukup berarti. Dan ternyata setelah kejadian naas itu berlangsung, warga Batu 20, Sirpang Sigodang, Kecamatan Panei Tongah, Simalungun itu menyerahkan diri ke kantor Satlantas Polres Simalungun, Jalan Asahan, Siantar Timur.Ia menyerahkan diri hanya beberapa menit usai mengantarkan penumpangnya yang luka-luka ke Rumah Sakit Tentara
Hal ini dikatakannya ketika ditemui di Kantor Satlantas Polres Simalungun, Rabu (29/7) sore. Pria yang mengaku sebagai sopir serap ini mengatakan bahwa pagi itu sekira pukul 08.30 WIB, dia berangkat dari Siantar menuju Raya, Simalungun.

Dan, lantaran hendak mengejar setoran, ia pun mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Ia juga makin mempercepat laju kendaraannya lantaran melihat bus Raja Jaya Trans lainnya menguntit di belakangnya.

“Memang kami saling kejar-kejaran karena memang kami mencari penumpang. Karena kami juga kan mengejar setoran,”ujarnya tanpa merinci berapa setorannya setiap hari.

Saat kedua bus saling mendahului, ia mengaku tidak bisa mengendalikan kendaraannya dan akhirnya menabrak tiang listrik. Akibatnya, bus itu terguling-guling sebanyak tiga kali. “Waktu bus itu berbalik-balik, aku ada di dalam bus itunya. Aku juga ikut membantu warga lainnya yang memberikan pertolongan kepada penumpamg-penumpang itu. Aku juga ikutnya mengantarkan penumpang yang luka-luka itu ke Rumah Sakit Tentara. Habis dari situ, barulah aku datang kesini,”ujarnya.

Sementara itu, menanggapi hal tersebut, Kapolres Simalungun AKBP Heri Sulesmono mengatakan bahwa dugaan sementara terjadinya kecelakaan karena bus yang saling kejar-kejaran untuk mengejar setoran. “Untuk sementara kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kejadian ini,”ucapnya. (mag 05/smg/deo)

Disinggung terkait tindakan yang akan dilakukan terhadap pengusaha bus, JR mengatakan bahwa hal itulah adalah tugas kepolisian.

“Kepolisian seharusnya memberikan efek jera kepada sopir yang ugal-ugalan. Kalau mobilnya layak, tapi kan itu kembali kepada sopirnya sendiri yang terkadang saling kejar-kejaran karena mengejar setoran,”lanjutnya. Masih di lokasi yang sama, Sumiati boru Sinaga (40) yang pada saat kejadian tengah mengandung 8 bulan terlihat menjalani pemeriksaan intensif di RS Vita Insani.

Ibu 3 anak ini terlihat terbaring di ruangan IGD. Pegawai PDAM Tirtalihou itu sesekali terlihat menahan rasa sakit.

“Belum tahu gimana keadaan kandungannya, belum ada keterangan dari dokter,”ucap sumai korban, H Nainggolan. Tak hanya ke delapan korban itu, 2 korban lainnya yakni Hetti Rosneli (36), warga Jalan Perwira, Kelurahan Siantar Timur yang juga PNS Pemkab Simalungun serta Rohan (37), warga Jalan Asahan, Kecamatan Siantar, Simalungun juga mendaparkan perawatan medis di RS Tentara.

Meski ada 10 korban dalam kejadian ini, namun, sopir bus Tegar Saragih (22), tidak mengalami luka yang cukup berarti. Dan ternyata setelah kejadian naas itu berlangsung, warga Batu 20, Sirpang Sigodang, Kecamatan Panei Tongah, Simalungun itu menyerahkan diri ke kantor Satlantas Polres Simalungun, Jalan Asahan, Siantar Timur.Ia menyerahkan diri hanya beberapa menit usai mengantarkan penumpangnya yang luka-luka ke Rumah Sakit Tentara
Hal ini dikatakannya ketika ditemui di Kantor Satlantas Polres Simalungun, Rabu (29/7) sore. Pria yang mengaku sebagai sopir serap ini mengatakan bahwa pagi itu sekira pukul 08.30 WIB, dia berangkat dari Siantar menuju Raya, Simalungun.

Dan, lantaran hendak mengejar setoran, ia pun mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Ia juga makin mempercepat laju kendaraannya lantaran melihat bus Raja Jaya Trans lainnya menguntit di belakangnya.

“Memang kami saling kejar-kejaran karena memang kami mencari penumpang. Karena kami juga kan mengejar setoran,”ujarnya tanpa merinci berapa setorannya setiap hari.

Saat kedua bus saling mendahului, ia mengaku tidak bisa mengendalikan kendaraannya dan akhirnya menabrak tiang listrik. Akibatnya, bus itu terguling-guling sebanyak tiga kali. “Waktu bus itu berbalik-balik, aku ada di dalam bus itunya. Aku juga ikut membantu warga lainnya yang memberikan pertolongan kepada penumpamg-penumpang itu. Aku juga ikutnya mengantarkan penumpang yang luka-luka itu ke Rumah Sakit Tentara. Habis dari situ, barulah aku datang kesini,”ujarnya.

Sementara itu, menanggapi hal tersebut, Kapolres Simalungun AKBP Heri Sulesmono mengatakan bahwa dugaan sementara terjadinya kecelakaan karena bus yang saling kejar-kejaran untuk mengejar setoran. “Untuk sementara kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kejadian ini,”ucapnya. (mag 05/smg/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/