25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Srikandi Ganjar Sumut Ajak Generasi Muda Simalungun Buat Kuliner Adat ‘Dayok Nabinatur’

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Sukarelawan Srikandi Ganjar Sumatera Utara (Sumut) kembali mengadakan kegiatan yang bertujuan memberdayakan kalangan perempuan milenial di Sumut.

Sukarelawan itu membuka kelas pelatihan memasak makanan adat khas Simalungun, Dayok Nabinatur. Kegiatan tersebut dilangsungkan di daerah Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumut, Sabtu (29/7).

Pengurus Srikandi Ganjar Sumut, Bina Safrina menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan kuliner yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Simalungun tersebut.

Dia berharap agar pelatihan ini bisa menjadi modal untuk mewarisi keterampilan membuat makanan adat Dayok Nabinatur kepada generasi muda Simalungun yang belum tahu cara membuatnya.

“Supaya milenial-milenial di Simalungun ini lebih mengedepankan masakan daerah. Juga beberapa milenial itu kan sudah keluar dari daerah, tapi setelah keluar dari daerah, mereka tetap tahu cara masaknya,” kata Bina.

Perempuan milenial tersebut menuturkan, Dayok Nabinatur memiliki nilai sejarah dan filosofi tersendiri bagi masyarakat Simalungun. Sebab, dahulu kuliner ini hanya dihidangkan untuk kalangan raja dan kaum bangsawan.

Namun, dia melanjutkan, Dayok Nabinatur kini menjadi makanan yang biasa dihidangkan pada saat acara-acara adat dan pesta masyarakat Simalungun.

“Makanan ini sudah dibuat dari nenek moyang terdahulu. Filosofinya itu ayam yang dipotongnya lengkap, dimasak dengan lengkap ada kepalanya, paha, dada, hingga kakinya itu semua dimasak,” ujar Bina.

“Jadi, itu menggambarkan kesempurnaan, setelah mereka merasakan syukur, syukur mereka masih sempurna,” tambahnya.

Dalam kelas tersebut, relawan menggandeng salah satu tokoh adat Simalungun untuk mengajar para milenial cara memasak Dayok Nabinatur, mulai dari bahan-bahan hingga cara pengolahannya.

Lebih lanjut, Bina menyebut kegiatan yang terinspirasi dari sosok Ganjar Pranowo akan terus berlanjut. Dia merencanakan akan terus menggelar kegiatan yang memberdayakan perempuan milenial.

“Seperti kegiatan pelestarian kebudayaan, belajar teknik marketing, cara mereka berjualan, atau cara mendapatkan cuan di usia muda,” katanya.

Usai kegiatan memasak selesai, Srikandi Ganjar Sumut juga mengajak para peserta untuk makan bersama Dayok Nabinatur yang telah mereka buat.

Keseruan dan kebersamaan antar peserta dan relawan nampak terlihat saat mereka duduk bersama menyantap Dayok Nabinatur.

“Saya merasa senang, saya juga merasa bahagia, happy, semoga selesai dari acara ini, saya boleh masak di rumah dengan resep yang sudah diberikan panitianya,” kata salah satu peserta, Fuspa Esika Manik (24).

Fuspa berharap agar Srikandi Ganjar bisa kembali hadir menggelar kelas memasak untuk jenis makanan lainnya. “Semoga setelah acara ini, ada juga acara-acara selanjutnya tentang memasak-masak yang lain, bukan cuma makanan khas Simalungun ini saja,” pungkasnya. (rel/tri)

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Sukarelawan Srikandi Ganjar Sumatera Utara (Sumut) kembali mengadakan kegiatan yang bertujuan memberdayakan kalangan perempuan milenial di Sumut.

Sukarelawan itu membuka kelas pelatihan memasak makanan adat khas Simalungun, Dayok Nabinatur. Kegiatan tersebut dilangsungkan di daerah Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumut, Sabtu (29/7).

Pengurus Srikandi Ganjar Sumut, Bina Safrina menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan kuliner yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Simalungun tersebut.

Dia berharap agar pelatihan ini bisa menjadi modal untuk mewarisi keterampilan membuat makanan adat Dayok Nabinatur kepada generasi muda Simalungun yang belum tahu cara membuatnya.

“Supaya milenial-milenial di Simalungun ini lebih mengedepankan masakan daerah. Juga beberapa milenial itu kan sudah keluar dari daerah, tapi setelah keluar dari daerah, mereka tetap tahu cara masaknya,” kata Bina.

Perempuan milenial tersebut menuturkan, Dayok Nabinatur memiliki nilai sejarah dan filosofi tersendiri bagi masyarakat Simalungun. Sebab, dahulu kuliner ini hanya dihidangkan untuk kalangan raja dan kaum bangsawan.

Namun, dia melanjutkan, Dayok Nabinatur kini menjadi makanan yang biasa dihidangkan pada saat acara-acara adat dan pesta masyarakat Simalungun.

“Makanan ini sudah dibuat dari nenek moyang terdahulu. Filosofinya itu ayam yang dipotongnya lengkap, dimasak dengan lengkap ada kepalanya, paha, dada, hingga kakinya itu semua dimasak,” ujar Bina.

“Jadi, itu menggambarkan kesempurnaan, setelah mereka merasakan syukur, syukur mereka masih sempurna,” tambahnya.

Dalam kelas tersebut, relawan menggandeng salah satu tokoh adat Simalungun untuk mengajar para milenial cara memasak Dayok Nabinatur, mulai dari bahan-bahan hingga cara pengolahannya.

Lebih lanjut, Bina menyebut kegiatan yang terinspirasi dari sosok Ganjar Pranowo akan terus berlanjut. Dia merencanakan akan terus menggelar kegiatan yang memberdayakan perempuan milenial.

“Seperti kegiatan pelestarian kebudayaan, belajar teknik marketing, cara mereka berjualan, atau cara mendapatkan cuan di usia muda,” katanya.

Usai kegiatan memasak selesai, Srikandi Ganjar Sumut juga mengajak para peserta untuk makan bersama Dayok Nabinatur yang telah mereka buat.

Keseruan dan kebersamaan antar peserta dan relawan nampak terlihat saat mereka duduk bersama menyantap Dayok Nabinatur.

“Saya merasa senang, saya juga merasa bahagia, happy, semoga selesai dari acara ini, saya boleh masak di rumah dengan resep yang sudah diberikan panitianya,” kata salah satu peserta, Fuspa Esika Manik (24).

Fuspa berharap agar Srikandi Ganjar bisa kembali hadir menggelar kelas memasak untuk jenis makanan lainnya. “Semoga setelah acara ini, ada juga acara-acara selanjutnya tentang memasak-masak yang lain, bukan cuma makanan khas Simalungun ini saja,” pungkasnya. (rel/tri)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/