27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Air Bah Datang,Warga Lari Berhamburan

Banjir juga menggenangi 202 rumah di Tiganagori se-Kecamatan Siloukahean, Simalungun Selasa (29/1) sekira pukul 21.00 WIB. Sebanyak 723 warga penduduk harus mengungsi hingga pukul 00.00 WIB. Tidak ada korban jiwa sementara kerugian ditaksir ratusan juta rupiah.

Banjir juga merobohkan 100 meter tembok penahan banjir yang dibangun tepat di bantaran sungai. Supio (65) warga Bahsarimah menuturkan banjir diakibatkan oleh hujan deras yang turun di daerah itu selama 5 jam sehingga Bahsarimah yang melintasi Tiganagori meluap dan menggenangi pemukiman penduduk.

“ini banjir terbesar yang pernah terjadi di daerah ini. Ketinggian air mencapai 1,5 meter dan datang secara tiba-tiba sehingga warga tidak sempat menyelamatkan barang barang yang berada di dalam rumah. Rusaklah seluruh peralatan dirumahku” ujarnya sedih.

Dikatakan air bah yang datang secara tiba-tiba juga membuat warga panik dan berhamburan ke luar rumah. “Cucuku yang berumur 5 tahun nyaris hanyut terlepas dari pegangan ibunya. Beruntung hanyutnya belum jauh sehingga sempat ditolong dengan menggunakan tali dan broti” lanjutnya.

Camat Silou Kahean Belman Saragih mengatakan ada 4 Huta di Tiganagori yang menjadi korban banjir. “Di Huta Blok V Nagori Siloudunia 37 rumah yang dihuni 153 jiwa, lalu di Hutanagori Hanopan Nagori Siloudunia 42 rumah dengan 123 jiwa, kemudian di Huta Bahdarimah 81 rumah termasuk kantor pangulu, Puskesmas pembantu dan pesantren dengan 306 jiwa dan Huta Blok XX Nagori Bahsarimah dengan 141 jiwa menjadi korban banjir. “ ujarnya didampingi Kapolsek Silou Kahean AKP Lamin.

Senada Sugiat (59) mengatakan hal serupa. Menurutnya intensitas hujan yang tinggi beberapa waktu belakangan ini membuat warga was was dan kerap memantau ketinggian air disungai.

“Biasanya kalau hujan deras secara bergantian warga memantau ketinggian sungai. Malam itu debit air disungai tidak begitu dalam hingga banyak warga yang memilih istrahat didalam rumah. Tiba-tiba air bah datang seperti yang dicurahkan sehingga warga panik menyelamatkan diri keluar rumah.

Tak ada barang yang bisa diselamatkan. Sekitar 4 jam kemudian air mulai surut dan warga mulai membersihkan rumahnya hingga subuh agar lumpur yang turut bersama air tidak mengendap didalam rumah” ungkapnya. (hp/smg)

Banjir juga menggenangi 202 rumah di Tiganagori se-Kecamatan Siloukahean, Simalungun Selasa (29/1) sekira pukul 21.00 WIB. Sebanyak 723 warga penduduk harus mengungsi hingga pukul 00.00 WIB. Tidak ada korban jiwa sementara kerugian ditaksir ratusan juta rupiah.

Banjir juga merobohkan 100 meter tembok penahan banjir yang dibangun tepat di bantaran sungai. Supio (65) warga Bahsarimah menuturkan banjir diakibatkan oleh hujan deras yang turun di daerah itu selama 5 jam sehingga Bahsarimah yang melintasi Tiganagori meluap dan menggenangi pemukiman penduduk.

“ini banjir terbesar yang pernah terjadi di daerah ini. Ketinggian air mencapai 1,5 meter dan datang secara tiba-tiba sehingga warga tidak sempat menyelamatkan barang barang yang berada di dalam rumah. Rusaklah seluruh peralatan dirumahku” ujarnya sedih.

Dikatakan air bah yang datang secara tiba-tiba juga membuat warga panik dan berhamburan ke luar rumah. “Cucuku yang berumur 5 tahun nyaris hanyut terlepas dari pegangan ibunya. Beruntung hanyutnya belum jauh sehingga sempat ditolong dengan menggunakan tali dan broti” lanjutnya.

Camat Silou Kahean Belman Saragih mengatakan ada 4 Huta di Tiganagori yang menjadi korban banjir. “Di Huta Blok V Nagori Siloudunia 37 rumah yang dihuni 153 jiwa, lalu di Hutanagori Hanopan Nagori Siloudunia 42 rumah dengan 123 jiwa, kemudian di Huta Bahdarimah 81 rumah termasuk kantor pangulu, Puskesmas pembantu dan pesantren dengan 306 jiwa dan Huta Blok XX Nagori Bahsarimah dengan 141 jiwa menjadi korban banjir. “ ujarnya didampingi Kapolsek Silou Kahean AKP Lamin.

Senada Sugiat (59) mengatakan hal serupa. Menurutnya intensitas hujan yang tinggi beberapa waktu belakangan ini membuat warga was was dan kerap memantau ketinggian air disungai.

“Biasanya kalau hujan deras secara bergantian warga memantau ketinggian sungai. Malam itu debit air disungai tidak begitu dalam hingga banyak warga yang memilih istrahat didalam rumah. Tiba-tiba air bah datang seperti yang dicurahkan sehingga warga panik menyelamatkan diri keluar rumah.

Tak ada barang yang bisa diselamatkan. Sekitar 4 jam kemudian air mulai surut dan warga mulai membersihkan rumahnya hingga subuh agar lumpur yang turut bersama air tidak mengendap didalam rumah” ungkapnya. (hp/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/