25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Tebingtinggi Tergenang

BANJIR kiriman Seipadang juga menggenangi Kota Tebingtinggi di lima kecamatan yang terbagi dari 15 kelurahan. Ribuan rumah warga terendam banjir. Data semen tara tercatat rumah terendam mencapai 710 kepala keluarga (KK) di Kota Tebingtinggi.

Bukan rumah warga saja yang terendam banjir, aktivitas perekonomian warga jadi terganggu seperti di Pasar Tradisional Inpres Jalan Gurami air mencapai ketinggian selutut orang dewasa.

Pedagang mengaku lesu karena sejumlah barang dagangan terendam banjir, Rabu (30/1) sekira pukul 06.00 WIB. Empat sekolah yang ada, SMA Negeri 4, SMP Negeri 6 di Jalan Gatot Subroto, Yayasan Sekolah Dipanegara di Jalan Bulian, dan MTS Negeri di Jalan AMD. Proses belajar mengajar terpaksa dihentikan.

Banjir terparah melanda Kelurahan Bandarutama Kecamatan Tebingtinggi Kota di tiga lingkungan, sebanyak hampir kurang lebih 400 KK rumahnya terendam air dengan ketianggian hingga mencapai 1 meter hingga 1,5 meter.

Pemerintah Kota Tebingtinggi mengungsikan korban ditenda pengungsian dengan menurunkan tima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebingtinggi, Dinas Kesehatan, Tagana dan pihak kelurahan untuk membantu warga kebanjiran.

Lisa (40) warga Lingkungan III Kelurahan Bandarutama Kota Tebingtinggi mengaku rumahnya mulai terendam air banjir kiriman, Rabu pagi (30/1) sekitar pukul 04.00 WIB. Sebelumnya, ketinggian air hanya biasa, tetapi air terus naik hingga pada pukul 08.00 WIB mencapai 1,5 meter.

“Banjir kiriman datang begitu cepat, kami hanya bisa menyelamatkan barang-barang elektronik dan surat-surat penting, banyak barang yang terendam air,”ujar Lisa.

Menurut Lisa kembali, banjir yang merendam rumah warga di bantara Seipadang Kota Tebingtinggi sudah sering terjadi, akibat cepatnya air naik kepemukiman warga dikarenakan kondisi sungai mulai mengalami pendangkalan dan tidak pernah dikorek walaupun dipinggiran sungai sudah dipasang benteng terbuat dari cor semen.

“Kalau dilakukan pengorekan sungai kemungkinan banjir akan cepat surut. Sudah lebih dari 30 tahun kata warga Seipadang tidak pernah dikorek,”jelas Lisa.

Hatta Purba KTU MTS Negeri di Jalan AMD Kota Tebingtinggi mengaku terpaksa meliburkan siswa sekolahnya. (mag-3)

BANJIR kiriman Seipadang juga menggenangi Kota Tebingtinggi di lima kecamatan yang terbagi dari 15 kelurahan. Ribuan rumah warga terendam banjir. Data semen tara tercatat rumah terendam mencapai 710 kepala keluarga (KK) di Kota Tebingtinggi.

Bukan rumah warga saja yang terendam banjir, aktivitas perekonomian warga jadi terganggu seperti di Pasar Tradisional Inpres Jalan Gurami air mencapai ketinggian selutut orang dewasa.

Pedagang mengaku lesu karena sejumlah barang dagangan terendam banjir, Rabu (30/1) sekira pukul 06.00 WIB. Empat sekolah yang ada, SMA Negeri 4, SMP Negeri 6 di Jalan Gatot Subroto, Yayasan Sekolah Dipanegara di Jalan Bulian, dan MTS Negeri di Jalan AMD. Proses belajar mengajar terpaksa dihentikan.

Banjir terparah melanda Kelurahan Bandarutama Kecamatan Tebingtinggi Kota di tiga lingkungan, sebanyak hampir kurang lebih 400 KK rumahnya terendam air dengan ketianggian hingga mencapai 1 meter hingga 1,5 meter.

Pemerintah Kota Tebingtinggi mengungsikan korban ditenda pengungsian dengan menurunkan tima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebingtinggi, Dinas Kesehatan, Tagana dan pihak kelurahan untuk membantu warga kebanjiran.

Lisa (40) warga Lingkungan III Kelurahan Bandarutama Kota Tebingtinggi mengaku rumahnya mulai terendam air banjir kiriman, Rabu pagi (30/1) sekitar pukul 04.00 WIB. Sebelumnya, ketinggian air hanya biasa, tetapi air terus naik hingga pada pukul 08.00 WIB mencapai 1,5 meter.

“Banjir kiriman datang begitu cepat, kami hanya bisa menyelamatkan barang-barang elektronik dan surat-surat penting, banyak barang yang terendam air,”ujar Lisa.

Menurut Lisa kembali, banjir yang merendam rumah warga di bantara Seipadang Kota Tebingtinggi sudah sering terjadi, akibat cepatnya air naik kepemukiman warga dikarenakan kondisi sungai mulai mengalami pendangkalan dan tidak pernah dikorek walaupun dipinggiran sungai sudah dipasang benteng terbuat dari cor semen.

“Kalau dilakukan pengorekan sungai kemungkinan banjir akan cepat surut. Sudah lebih dari 30 tahun kata warga Seipadang tidak pernah dikorek,”jelas Lisa.

Hatta Purba KTU MTS Negeri di Jalan AMD Kota Tebingtinggi mengaku terpaksa meliburkan siswa sekolahnya. (mag-3)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/