26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Masjid Raya Kejeruan Selesai Dibangun 1906, Tetap Terjaga Keaslian Bangunannya

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Masjid Raya Kejeruan Selesai yang berada di Kelurahan Pekan Selesai, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, tampak indah dan megah. Meski telah berusia 117 tahun, namun corak, ornamen hingga pondasi masjid, masih terjaga keasliannya.

SUMUT POS berkesempatan menunaikan ibadah Shalat Ashar berjamaah di masjid yang dibangun tahun 1906 ini, pada 6 Ramadan 1444 Hijriah, Selasa (28/3). Ornamen khas Melayu berwarna kuning dipadu hijau terpancar ketika memasuki pelataran Masjid Raya Kejeruan Selesai. Tampilan yang indah menarik hati untuk melihat sekitarannya.

Sepintas bentuknya mirip dengan Masjid Al Osmani di Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, dan Masjid Raya Azizi Tanjungpura, Langkat. Tengku Dachmad Kejeruan Selesai yang membangun masjid indah ini pada 1326 Hijriah atau tahun 1906.

Sempat terjadi perbaikan oleh Tengku Burhanuddin pada 1386 Hijriah atau tahun 1966. Sang pendiri juga dimakamkan di pekarangan Masjid Raya Selesai, persisnya di luar depan shaf imam masjid. “Masjid Raya Kejeruan Selesai ini dibangun pada saat kejayaan kesultanan Langkat,” kata Ahmad Darman, pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM).

Dia menjelaskan, bentuk dan ornamennya masjid ini terjadi perubahan pada bagian teras. Sementara corak, ornamen hingga pondasi masjid, masih terjaga keasliannya sejak awal dibangun. “Kalau perubahan dari ornamen dan bentuk hanya di bagian teras. Tetapi dari bentuk asli corak masjid, dan coran masjid tidak ada perubahan masih asli, termasuk pintu tengahnya ini masih asli,” ujar Darman.

Dia menguraikan, Masjid Raya Selesai dibangun dengan gaya bangunan dari Timur Tengah, Eropa, Hindustan hingga Tionghoa. Dia juga menunjukkan salah satu sudut yang keasliannya masih tetap terjaga.

Ada pada tulisan lafaz Allah SWT yang berada di dalam masjid. Juga ada tertulis tanggal pembangunan masjid salam bentuk tulisan Arab. Dan tulisan itu hingga sekarang tak pernah tersentuh ataupun diubah. Darman menambahkan, Masjid Raya Selesai masih ada hubungannya dengan Masjid Azizi di Tanjungpura.

Namun demikian, Masjid Azizi dibangun pada era kesultanan Abdul Aziz Kabupaten Langkat. “Masjid Raya Selesai, dan karena berada di Kejeruan Selesai raja kecil, tatanan kecil di wilayah Kesultanan Langkat. Hubungannya dari pada leluhur mereka, di antara leluhur Kesultanan Langkat, Tengku Indra Bungsu. Indra Bungsu itu generasi kesultanan Langkat, sedangkan di wilayah Kejeruan Selesai yaitu Rajawan Jabar,” sambungnya.

Rajawan Jabar dan Indra Bungsu adalah abang beradik. “Rajawan selaku abang yang ada di Kejeruan Selesai,” urainya.

Selama Ramadan, Masjid Raya Kejeruan Selesai ada melakukan beberapa rutinitas setiap tahunnya yang selalu dilaksanakan. Di antaranya, seperti buka bersama, tadarus setelah selesai salat Terawih, dan tausiah yang dimulai sebelum salat terawih. “Jadi setiap malam Jumat kita tausyiah dengan ustad dari luar. Artinya bukan ustad yang berada di sekitaran Kecamatan Selesai,” ujar Darman.

Tidak ada menu khas setiap berbuka puasa bersama di Masjid Raya Kejeruan Selesai. “Menu makanan khas kalau tiap harinya tidak ada, tapi menu khas makanan melayu itu memang bubur pedas,” ujar Darman.

Dia menambahkan, makanan khas bubur pedas tidak dibuat di Masjid Raya Selesai. Tapi, kata dia, bubur pedas dibuat oleh Keluarga Kejeruan Selesai yang saat ini bernama H Tengku Zulkarnain di kediamannya, Kota Binjai. “Mereka membuat bubur pedas di rumahnya dan dibawa kemari pada malam 17 Ramadan dan ataupun di malam 27 Ramadan,” tukasnya. (ted/adz)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Masjid Raya Kejeruan Selesai yang berada di Kelurahan Pekan Selesai, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, tampak indah dan megah. Meski telah berusia 117 tahun, namun corak, ornamen hingga pondasi masjid, masih terjaga keasliannya.

SUMUT POS berkesempatan menunaikan ibadah Shalat Ashar berjamaah di masjid yang dibangun tahun 1906 ini, pada 6 Ramadan 1444 Hijriah, Selasa (28/3). Ornamen khas Melayu berwarna kuning dipadu hijau terpancar ketika memasuki pelataran Masjid Raya Kejeruan Selesai. Tampilan yang indah menarik hati untuk melihat sekitarannya.

Sepintas bentuknya mirip dengan Masjid Al Osmani di Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, dan Masjid Raya Azizi Tanjungpura, Langkat. Tengku Dachmad Kejeruan Selesai yang membangun masjid indah ini pada 1326 Hijriah atau tahun 1906.

Sempat terjadi perbaikan oleh Tengku Burhanuddin pada 1386 Hijriah atau tahun 1966. Sang pendiri juga dimakamkan di pekarangan Masjid Raya Selesai, persisnya di luar depan shaf imam masjid. “Masjid Raya Kejeruan Selesai ini dibangun pada saat kejayaan kesultanan Langkat,” kata Ahmad Darman, pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM).

Dia menjelaskan, bentuk dan ornamennya masjid ini terjadi perubahan pada bagian teras. Sementara corak, ornamen hingga pondasi masjid, masih terjaga keasliannya sejak awal dibangun. “Kalau perubahan dari ornamen dan bentuk hanya di bagian teras. Tetapi dari bentuk asli corak masjid, dan coran masjid tidak ada perubahan masih asli, termasuk pintu tengahnya ini masih asli,” ujar Darman.

Dia menguraikan, Masjid Raya Selesai dibangun dengan gaya bangunan dari Timur Tengah, Eropa, Hindustan hingga Tionghoa. Dia juga menunjukkan salah satu sudut yang keasliannya masih tetap terjaga.

Ada pada tulisan lafaz Allah SWT yang berada di dalam masjid. Juga ada tertulis tanggal pembangunan masjid salam bentuk tulisan Arab. Dan tulisan itu hingga sekarang tak pernah tersentuh ataupun diubah. Darman menambahkan, Masjid Raya Selesai masih ada hubungannya dengan Masjid Azizi di Tanjungpura.

Namun demikian, Masjid Azizi dibangun pada era kesultanan Abdul Aziz Kabupaten Langkat. “Masjid Raya Selesai, dan karena berada di Kejeruan Selesai raja kecil, tatanan kecil di wilayah Kesultanan Langkat. Hubungannya dari pada leluhur mereka, di antara leluhur Kesultanan Langkat, Tengku Indra Bungsu. Indra Bungsu itu generasi kesultanan Langkat, sedangkan di wilayah Kejeruan Selesai yaitu Rajawan Jabar,” sambungnya.

Rajawan Jabar dan Indra Bungsu adalah abang beradik. “Rajawan selaku abang yang ada di Kejeruan Selesai,” urainya.

Selama Ramadan, Masjid Raya Kejeruan Selesai ada melakukan beberapa rutinitas setiap tahunnya yang selalu dilaksanakan. Di antaranya, seperti buka bersama, tadarus setelah selesai salat Terawih, dan tausiah yang dimulai sebelum salat terawih. “Jadi setiap malam Jumat kita tausyiah dengan ustad dari luar. Artinya bukan ustad yang berada di sekitaran Kecamatan Selesai,” ujar Darman.

Tidak ada menu khas setiap berbuka puasa bersama di Masjid Raya Kejeruan Selesai. “Menu makanan khas kalau tiap harinya tidak ada, tapi menu khas makanan melayu itu memang bubur pedas,” ujar Darman.

Dia menambahkan, makanan khas bubur pedas tidak dibuat di Masjid Raya Selesai. Tapi, kata dia, bubur pedas dibuat oleh Keluarga Kejeruan Selesai yang saat ini bernama H Tengku Zulkarnain di kediamannya, Kota Binjai. “Mereka membuat bubur pedas di rumahnya dan dibawa kemari pada malam 17 Ramadan dan ataupun di malam 27 Ramadan,” tukasnya. (ted/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/