MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprov) Sabrina menerima kunjungan dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Selasa (30/7).
di ruang kerjanya lantai 9 Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan. Kunjungan tersebut membahas rencana kerja sama Pemerintah Belanda dan Sumut di bidang pariwisata.
Sabrina menyambut baik niat dan minat Pemerintah Belanda yang ingin menjalin kerja sama dengan Pemprov Sumut. Apalagi, dalam hal pariwisata. “Sektor pariwisata ini memang salah satu prioritas kita. Khususnya, Danau Toba. Pemerintah pusat juga sangat aktif memberikan dukungan. Bahkan, hari ini, Pak Jokowi sedang kunjungan (ke Sumut) salah satunya terkait pengembangan wisata Danau Toba itu,” jelas Sabrina.
Memang tidak mudah dan tentu membutuhkan proses panjang untuk menjadikan Danau Toba sebagai Bali baru. Untuk itu, kata Sabrina, sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah menjadi kunci utama. “Selain itu, kerja sama dan masukan dari pihak luar dan para ahli juga tentu dibutuhkan. Contohnya, seperti kerja sama yang kita bahas hari ini. Mudah-mudahan, dengan sinergi yang baik antar pemerintah dan dukungan serta bantuan kerja sama, bisa membantu mempercepat perwujudan apapun yang menjadi tujuan kita,” tuturnya.
Sebelumya, disampaikan dan presentasikan bidang-bidang atau potensi Sumut yang terbuka untuk menjalin kerja sama. Masing-masing dijelaskan oleh OPD atau yang mewakili dinas-dinas terkait. Kepala Konselor untuk urusan ekonomi Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Hans de Brabender menyampaikan bahwa pihaknya terbuka untuk kerja sama bidang-bidang apa saja yang mendukung pariwisata di Sumut. “Namun, yang ingin kami prioritaskan adalah bidang edukasi yang menunjang percepatan sektor pariwisata,” katanya.
Misalnya, sebut Hans, mengedukasi masyarakat untuk sektor hospitality, mengedukasi masyarakat untuk konservasi dan pelestarian lingkungan, edukasi tentang pengelolaan air, dan bidang lainnya yang pada akhirnya akan menunjang pariwisata. “Karena sebenarnya pariwisata itu tidak berdiri sendiri, banyak hal lain yang mendukung. Hal-hal kecil yang terlupakan. Edukasi itu merupakan investasi jangka panjang, karena yang dibangun adalah karakter SDM atau masyarakat setempat yang akan merawat dan melestarikan daerah wisata itu sendirinya,” ucap Hans.
Pertemuan diakhiri dengan kesepakatan untuk membuat kerangka acuan atau kerangka kegiatan dari masing-masing dinas. Sehingga, pada pertemuan berikutnya, yang direncakan pada akhir tahun 2019 nantinya tinggal membahas teknis dan menjalankan proyek tersebut. Untuk kerja sama tersebut, Belanda mengatakan siap untuk mengucurkan dana sebesar 200.000 Euro atau setara kurang lebih Rp3 miliar .
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tuijl, Konsul Kehormatan Belanda Ony Hindra Kusuma, Senior Advisory of Economic Policy Kedutaan Belanda Charles A Widjaja, Konsulat Belanda Satyananda Kusuma, OPD Pemprov Sumut. (rel)