BERASTAGI, METRODAILY.id – Pembelajaran daring yang sudah berlangsung selama setahun hingga saat ini sebagai strategi menjauhi kerumunan di tengah pandemi covid-19, menjadi tantangan tersendiri bagi guru dan siswa. Mulai dari ketersediaan peralatan digital, kuota internet dan rendahnya keterlibatan orangtua.
Namun pembelajaran harus tetap berlangsung. Identifikasi perlu dilakukan guru agar mampu melakukan pemetaan terhadap semua kebutuhan siswa.
Hasil pemetaan yang dilakukan Serma Ulipa Simbolon, guru kelas VI SD Negeri 040460 Berastagi, ada beberapa strategi pembelajaran yang dibutuhkan sesuai kebutuhan dan kondisi siswa. Baik pembelajaran secara daring maupun luring.
“Selama pelaksanaan pembelajaran daring, siswa kelas VI SD Negeri 040460 Berastagi menggunakan grup WA dan melakukan tatap maya daring menggunakan aplikasi teams dan google meet. Aplikasi ini membantu guru dalam menjelaskan dan menyajikan materi secara langsung. Guru dan siswa dapat berkomunikasi secara interaktif seperti layaknya tatap muka di dalam kelas,” kata Serma Ulipa Simbolon kepada Sumut Pos, kemarin.
Dalam penilaian pembelajaran siswa secara daring, lanjutnya, banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk melihat hasil belajar. Seperti google form, kahoot, quizizz dan mentimeter.
“Dari beberapa aplikasi yang telah kami gunakan, siswa lebih tertarik dengan aplikasi quizizz untuk melakukan tes online. Karena selain tampilannya yang menarik, ada music yang memicu adrenalin siswa untuk menyelesaikan soal sesuai durasi. Juga terdapat emoticon sebagai apresiasi dari setiap hasil jawaban siswa serta siswa dapat melihat skor hasil tes baik secara langsung maupun tidak langsung,” terangnya.
Aplikasi quizizz, kata dia lagi, dapat disesuaikan dengan kebutuhan guru dan keadaan siswa. Kuis bisa dilakukan secara live/langsung pada saat berlangsung tatap maya dan dijadikan tugas/PR, sehingga dapat dijadwalkan sesuai waktu yang ditentukan.
“Pada waktu kami lakukan kuis secara live, siswa sangat antusias. Mereka dapat melihat semua nama, skor, jawaban dan peringkat siswa, sehingga memicu siswa berusaha untuk mendapat skor tertinggi,” terangnya bersemangat.
Semangat itu tercermin dari respon siswa saat mendapat skor tertinggi. “Horeee… saya peringkat pertama,” teriak siswa bernama Mayelva kegirangan, pada menit-menit pertama.
Namun ternyata beberapa detik kemudian, tampilan berubah. Nama Glen menggeser Mayelva di peringkat pertama. Alhasil, siswa bersorak-sorai memberi semangat.
“Tapi ada juga siswa yang terkendala jaringan. Siswa tersebut berteriak: “Tampilan di hape ngga jelas, Bu,” keluhnya.
“Mungkin karena jaringan,” jawab Serma menenangkan.
Beberapa siswa yang lain mengamati nilai dan skor mereka dengan malu-malu. Suasana sangat riuh dan terasa menyenangkan bagi pata siswa. Pada saat tes berakhir, beberapa siswa dengan nada berharap membujuk guru: “Besok buat kuis lagi ya, Bu…!” pinta mereka manis.
Dari pengalaman itu, Serma yang juga fasilitator daerah (fasda) Komunikasi Karo Program Pintar Tanoto, menyimpulkan kuis pada quizizz dapat dijadikan sebagai PR/tugas.
“Cara ini membuat waktu siswa fleksibel dalam mengerjakan kuis. Siswa dapat mengatur waktu dengan pemilik hape untuk pengerjaan tes. Namun guru perlu mengingatkan jadwal berakhirnya penyelesaian tes. Agar siswa mengerjakan tes sesuai dengan waktu yang ditentukan. Jika tes sudah berakhir, guru dapat melihat dan merekap nilai siswa dengan mudah. Dengan cara mengunduh format nilai dengan lengkap dalam bentuk excel pada aplikasi quizizz,” terangnya panjang lebar.
Penggunaan Quizizz, lanjutnya, mampu membantu dan memudahkan guru dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa secara online. Membuat siswa merasa senang dalam mengikuti tes hasil belajar, sehingga pembelajaran daring tidak monoton tetapi menyenangkan.
“Tujuan pembelajaran tercapai. Dan disiplin menerapkan protokol kesehatan yakni menjauhi kerumunan, tercapai,” katanya kalem. (Rel/mea)