Proses Pemasangan Pipa Tambang Emas Martabe di Batangtoru Ricuh
BATANGTORU-Pemasangan pipa limbah Tambang Emas G-Martabe ke Sungai Batangtoru, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), akhirnya diwarnai konflik. Mapolsek Batangtoru dirusak massa, bahkan Kantor Camat Batangtoru pun dibakar. Dua personel Brimob terluka dan 37 warga diamankan. Selain itu, kericuhan membuat jalan lintas Sumatera (Jalinsum) Padangsidimpuan-Sibolga lumpuh total.
Aksi penolakan masyarakat bahkan semakin menjurus pada tindakan anarkis seperti aksi bakar ban dan pemblokiran jalan. Selain itu, aksi lempar petugas keamanan yang terjadi di titik jembatan perbatasan Wek IV dan Kampung Napa. Dan semuanya terjadi pada Selasa (30/10) pagi kemarin atau tepatnya pada hari kedua pemasangan pipa.
Pun, ratusan massa melakukan aksi anarkis dengan melempar Mapolsek Batangtoru dan rumah dinas personel. Akibatnya, kaca-kaca di Mapolsek pecah. Kantor Camat Batangtoru yang terletak 50 meter pun menjadi sasaran amuk massa.
Bahkan, beberapa unit mobil termasuk mobil patroli polisi dilempar dan 3 di antaranya digulingkan.
Hal yang sama juga terjadi pada 5 mobil di kantor camat dan satu di antaranya dibakar.
“Warga sudah meminta agar perusahaan tidak menanam pipa pembuangan limbah ke Sungai Batangtoru. Namun, kemarin perusahaan asing itu dibantu polisi menangkap warga yang menghalang-halangi penanaman pipa itu. Warga mengalah kemarin,” ujar Ali Sumurung Sinaga, warga setempat yang berhasil dihubungi via telepon.
Menurut Sinaga, massa terdiri dari tiga kecamatan di sekitar tambang. Tiga kecamatan yang dimaksud adalah Muara Batangtoru, Angkola Sangkunur, dan Batangtoru. Kemarahan massa memuncak setelah dua warga terkena tembakan. “Ada dua warga yang terkena tembakan. Satu bermarga Nasution, satu lagi masih kami identifikasi karena dibawa polisi,” beber Sinaga.
Pantauan METRO (grup Sumut Pos) kemarin sekitar pukul 10.00 WIB, ratusan personel keamanan yang dilengkapi dengan peralatan anti huru-hara dibantu mobil baracuda dan truk damkar datang dari arah Kampung Napa (Sibolga). Seementara di seberang jembatan (arah Pasar Batangtoru atau arah Padangsidimpuan dengan dibatasi kobaran api masyarakat mulai melempari petugas dengan batu.
Tembakan gas air mata serta tembakan peringatan pun dilakukan petugas keamanan untuk membubarkan dan mendesak mundur warga yang semakin anarkis tersebut. Kejar-kejaran terus terjadi hingga akhirnya beberapa warga diamankan serta beberapa petugas juga harus mengalami luka akibat lemparan. Akibat aksi anarkis tersebut, arus lalu lintas sempat lumpuh total di Jalinsum Sidimpuan-Sibolga sekitar 2 jam.
37 Orang Diamankan
Suasana Batangtoru berangsur membaik sekitar pukul 15.00 WIB, namun personel kemanan tetap berjaga-jaga di daerah tersebut. Humas Poldasu Kombes Raden Heru Prakoso menerangkan Polsek Batangtoru yang dirusak yakni ruang Kanit Reserse, ruang Kanit Intel, ruang Kanit Lantas, ruang penjagaan, 6 rumah asrama Polsek, ruang Kapolsek, ruang SI UM, plang Polsek, mobil dinas Polsek Batang Toru, mobil kijang grand BK 446 US, mobil kijang super BK 1557 LV, dan mobil colt diesel BB 9022 FP.
“Sementara, yang dirusak di kantor camat Batangtoru yakni, ruang kantor camat, rumah dinas camat, mobil dinas perpustakaan, mobil Grand Max B 9607 FA, mobil dinas Kesbang Linmas TS Terios BB 1034 G, mobil satpol PP Tapsel L200 Hilux BB 8026 G, Mobil Katana BK 1951 EV (dibakar), mobil kijang Innova BB 668 FA dan ruang tunggu kantor camat,” jelasnya.
Heru juga mengatakan atas insiden tersebut polisi mengamankan 37 orang guna dimintai keterangan. Kejadian tersebut juga memakan korban dari pihak polisi. Dua orang korban adalah personel Brimob yakni Bripka Raja Harahap mengalami luka di kepala 5 jahitan dan Briptu Ardiansyah mengalami luka di batang hidung dengan 6 jahitan. Keduanya dirawat oleh tim medis Polres Tapsel. “Anggota dalam mengambil langkah tindak menangani kejadian tersebut menggunakan Protap (SOP). Sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat,” jelas Heru.
Yakin Tambang Tetap Beroperasi
Sebelumnya Kepala Biro Operasional (Karo Ops)Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu), Kombes Pol Iwan Hary Sugiarto mengatakan, dalam proses pemasangan pipa pertambangan emas yang dikelola PT Agincourt Recources itu, pihaknya telah menyiagakan 562 personel polisi. “Ada 562 personel yang disiapkan untuk mengawal proses pemasangan pipa tersebut. Personel kami siapkan sejak 27 Oktober lalu,” ujar Iwan, kemarin.
Iwan mengatakan, 562 personel yang ditugaskan tersebut merupakan gabungan dari Polres Tapsel, Polres Sibolga, Polres Labuhanbatu dan satuan Brimob kompi C. “Semua personel yang ditugaskan di BKO kan ke Polres Tapsel. Mereka akan bertugas selama 14 hari, hingga pemasangan pipa selesai,” ungkapnya.
Lalu, bagaimana sikap Pemprovsu? “Iya kami sudah dapat laporan. Kejadiannya tadi sekitar pukul 10.30 WIB, dan sekarang pukul 14.30 WIB sudah kembali berjalan pemasangan pipanya. Tidak ada korban jiwa. Kita yakin tambang akan tetap beroperasi,” aku Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Kadistamben) Provinsi Sumatera Utara (Provsu), Untungta Kaban.
Saat disinggung sikap riil yang akan dilakukan Pemprovsu dalam menyikapi konflik yang pecah di Batangtoru tersebut, Untungta Kaban mengemukakan, hari ini (31/10) Tim Advance, Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Sumut dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumut akan menggelar rapat membahas penyelesaian persoalan itu.
Malah dikatakan Untungta, Badan Intelijen Negara (BIN) juga akan turut hadir dalam rapat itu. “Nanti rapatnya melibatkan BIN. Kalau waktu dan lokasi, tidak bisalah saya beritahukan,” cetusnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) yang saat ini juga menjabat sebagai Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Nurdin Lubis mengatakan, aksi kerusuhan massa di Batangtoru, Tapsel tidak menghalangi perusahaan untuk terus beroperasi serta melakukan pemasangan pipa untuk sisa air limbah. “Kita yakin ini tidak akan menghalangi program baik dari Agincourt Resources sebagai investasi pemodal internasional dalam melakukan usahanya dan aspirasi masyarakat yang menginginkan tidak ada pencemaran lingkungan,” ungkap Nurdin.
Secara terpisah, melalui Communications Manager tambang emas G-Martabe, Katarina Hardono, menyatakan, meskipun terjadi penentangan dari sejumlah kecil warga sekitar, pemasangan pipa ke Sungai Batangtoru tetap berjalan. “Situasi aman saja Pak, cukup kondusif. Proses pemasangan pipanya sedang berjalan, koordinasi dengan jajaran pemerintah terkait berjalan dengan baik juga. Kalaupun ada sedikit unjuk rasa, itu cuma segelintir saja. Nggak mengganggu jalannya pemasangan pipa,” jawab Katarina.
Saat disinggung ada pengrusakan Kantor Polsek Batangtoru oleh warga saat terjadi konflik, Katarina membantahnya. Dikatakannya, yang terjadi dan dilakukan warga sekitar adalah sebatas pelemparan batu. “Nggak betul itu pak, tadi ada sedikit unjuk rasa. Kantor Polsek Batangtoru dilempari batu, cuma sebentar. Terus yang melempari langsung ditahan polisi. Yang dibakar cuma ban bekas,” pungkasnya. (ran/tan/smg/mag-12/ari/ram)