28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Nelayan Tanjungbalai Tewas Disambar Petir di Laut

Foto: Ishak Lubis/Metro Asahan Jenazah korban Afriansyah warga Jalan SMAN 3 Kec. Datuk Bandar Tanjungbalai ditangisi keluarga.
Foto: Ishak Lubis/Metro Asahan
Jenazah korban Afriansyah warga Jalan SMAN 3 Kec. Datuk Bandar Tanjungbalai ditangisi keluarga.

TANJUNGBALAI, SUMUTPOS.CO – Seorang anak buah kapal (ABK) nelayan asal Tanjung Balai meninggal dunia akibat disambar petir. Afriansyah (24) tersambar saat bersama dua orang rekannya melaut di perairan setempat. Kesedihan kian menjadi karena bulan depan korban rencananya akan menikah.

Informasi dihimpun di ruang instalasi jenazah RSU dr Tengku Mansyur Tanjung Balai, Selasa (28/10) pukul 03.00 wib, korban berangkat menuju laut bersama Wahyudi (46) tekong kapal, dan Evi (40), bagian kamar mesin.

Keberangkatan mereka dini hari itu bermaksud menjemput hasil tangkapan nelayan di tengah laut, sebagaimana biasanya. Perjalanan kali ini disertai hujan dan angin kencang. Dan tiba-tiba petir menyambar. Duar.. Afriansyah terkena sambaran hingga terlempar dari kapal dan jatuh ke air.

Saat kejadian Wahyudi dan Evi tengah berada di dalam kapal. Mengetahui kejadian itu, keduanya sontak panik dan berupaya melakukan pencarian. Namun usaha mereka tak membuahkan hasil. Wahyudi pun mencoba menghubungi rekan mereka sesama nelayan dan juga Tim Basarnas.

Pencarian pun dilakukan sejak hari Selasa, dan baru ditemukan Kamis (30/10) sekira pukul 10.00 wib. Tubuh Afriansyah ditemukan mengapung oleh para nelayan dan langsung dievakuasi regu Basarnas dan diboyong ke RSU dr Tengku Mansyur Tanjung Balai.

Tak lama, tubuh Afriansyah yang tampak gosong dimandikan dan dikafani, selanjutnya disholatkan sebelum akhirnya dikebumikan.

Menurut Zul Indra, Kordinastor Pos Basarnas Tanjungbalai, menuturkan, penemuan jenazah korban sekitar 1 mil dari Pelabuhan Panton, Tanjung Balai.

Sementara itu, Brigadir Joko S, Polisi Perairan Polairud Tanjungbalai yang berada di ruangan kamar jenazah menyebutkan penyebab kematian korban murni kecelakaan.

“Dilihat dari kondisi korban tidak ada yang luka, bagian tubuh korban menghitam, dugaan sementara disambar petir,” terangnya, sembari menyatakan kalau pihak keluarga sudah mengiklaskan kepergian korban.

Meski telah mengiklaskan kepergian Afriansyah, kedua orangtua korban, Bakri dan Sri terlihat begitu sedih. Dengan berlinang air mata, Sri tampak menangis tersedu-sedu.

Menurut salah seorang kerabat korban, keduanya begitu terpukul dengan kepegian anak lelaki mereka yang sudah berencana melangsungkan pernikahan bulan November 2014. Pihaknya bahkan sudah membicarakan persiapan pernikahan anaknya itu.

“Keluarga sudah sepakat dan mempersiapakan acara resepsi pernikahan, namun takdir tidak dapat ditolak, Allah yang tahu tentang kehidupan dan mati seorang hambanya,” tutur pria yang mengaku pakcik korban. (ilu/smg/bd)

Foto: Ishak Lubis/Metro Asahan Jenazah korban Afriansyah warga Jalan SMAN 3 Kec. Datuk Bandar Tanjungbalai ditangisi keluarga.
Foto: Ishak Lubis/Metro Asahan
Jenazah korban Afriansyah warga Jalan SMAN 3 Kec. Datuk Bandar Tanjungbalai ditangisi keluarga.

TANJUNGBALAI, SUMUTPOS.CO – Seorang anak buah kapal (ABK) nelayan asal Tanjung Balai meninggal dunia akibat disambar petir. Afriansyah (24) tersambar saat bersama dua orang rekannya melaut di perairan setempat. Kesedihan kian menjadi karena bulan depan korban rencananya akan menikah.

Informasi dihimpun di ruang instalasi jenazah RSU dr Tengku Mansyur Tanjung Balai, Selasa (28/10) pukul 03.00 wib, korban berangkat menuju laut bersama Wahyudi (46) tekong kapal, dan Evi (40), bagian kamar mesin.

Keberangkatan mereka dini hari itu bermaksud menjemput hasil tangkapan nelayan di tengah laut, sebagaimana biasanya. Perjalanan kali ini disertai hujan dan angin kencang. Dan tiba-tiba petir menyambar. Duar.. Afriansyah terkena sambaran hingga terlempar dari kapal dan jatuh ke air.

Saat kejadian Wahyudi dan Evi tengah berada di dalam kapal. Mengetahui kejadian itu, keduanya sontak panik dan berupaya melakukan pencarian. Namun usaha mereka tak membuahkan hasil. Wahyudi pun mencoba menghubungi rekan mereka sesama nelayan dan juga Tim Basarnas.

Pencarian pun dilakukan sejak hari Selasa, dan baru ditemukan Kamis (30/10) sekira pukul 10.00 wib. Tubuh Afriansyah ditemukan mengapung oleh para nelayan dan langsung dievakuasi regu Basarnas dan diboyong ke RSU dr Tengku Mansyur Tanjung Balai.

Tak lama, tubuh Afriansyah yang tampak gosong dimandikan dan dikafani, selanjutnya disholatkan sebelum akhirnya dikebumikan.

Menurut Zul Indra, Kordinastor Pos Basarnas Tanjungbalai, menuturkan, penemuan jenazah korban sekitar 1 mil dari Pelabuhan Panton, Tanjung Balai.

Sementara itu, Brigadir Joko S, Polisi Perairan Polairud Tanjungbalai yang berada di ruangan kamar jenazah menyebutkan penyebab kematian korban murni kecelakaan.

“Dilihat dari kondisi korban tidak ada yang luka, bagian tubuh korban menghitam, dugaan sementara disambar petir,” terangnya, sembari menyatakan kalau pihak keluarga sudah mengiklaskan kepergian korban.

Meski telah mengiklaskan kepergian Afriansyah, kedua orangtua korban, Bakri dan Sri terlihat begitu sedih. Dengan berlinang air mata, Sri tampak menangis tersedu-sedu.

Menurut salah seorang kerabat korban, keduanya begitu terpukul dengan kepegian anak lelaki mereka yang sudah berencana melangsungkan pernikahan bulan November 2014. Pihaknya bahkan sudah membicarakan persiapan pernikahan anaknya itu.

“Keluarga sudah sepakat dan mempersiapakan acara resepsi pernikahan, namun takdir tidak dapat ditolak, Allah yang tahu tentang kehidupan dan mati seorang hambanya,” tutur pria yang mengaku pakcik korban. (ilu/smg/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/