SUMUTPOS.CO – Denmark membakar ribuan ton sampah yang diimpor dari Inggris sebagai sumber energi untuk pemanas rumah.
Situs internet nasional DR melaporkan hal ini sepertinya akan menjadi kecenderungan di masa depan.
Sebuah mesin pembakar di kota Frederikshavn, Denmark utara, yang dijalankan perusahaan AVO, mengandalkan impor limbah dari Inggris tahun lalu.
Pada tahun 2013, Denmark mengambil sekitar 200.000 ton sampah dari Inggris, menurut badan perlindungan lingkungan negara itu.
Limbah tidak berbahaya itu sebagian besar berasal dari tempat pembangunan, termasuk kayu, papan dan plastik dari Manchester.
“Saya perkirakan kami memiliki 600 ton di sini yang memberikan bahan yang cukup untuk diubah menjadi energi pemanas dan listrik,” tutur manajer operasi AVO, Orla Frederiksen, kepada DR.
Pemanasan dari pembakaran limbah lebih murah dibandingkan gas alam, kata direktur perusahaan Tore Vedelsdal.
“Pihak Inggris tertarik karena mereka kekurangan tungku pembakar dan harus membayar pajak yang tinggi bagi penimbunan limbah di dalam lubang,” tambah Vedelsdal. (BBC)
SUMUTPOS.CO – Denmark membakar ribuan ton sampah yang diimpor dari Inggris sebagai sumber energi untuk pemanas rumah.
Situs internet nasional DR melaporkan hal ini sepertinya akan menjadi kecenderungan di masa depan.
Sebuah mesin pembakar di kota Frederikshavn, Denmark utara, yang dijalankan perusahaan AVO, mengandalkan impor limbah dari Inggris tahun lalu.
Pada tahun 2013, Denmark mengambil sekitar 200.000 ton sampah dari Inggris, menurut badan perlindungan lingkungan negara itu.
Limbah tidak berbahaya itu sebagian besar berasal dari tempat pembangunan, termasuk kayu, papan dan plastik dari Manchester.
“Saya perkirakan kami memiliki 600 ton di sini yang memberikan bahan yang cukup untuk diubah menjadi energi pemanas dan listrik,” tutur manajer operasi AVO, Orla Frederiksen, kepada DR.
Pemanasan dari pembakaran limbah lebih murah dibandingkan gas alam, kata direktur perusahaan Tore Vedelsdal.
“Pihak Inggris tertarik karena mereka kekurangan tungku pembakar dan harus membayar pajak yang tinggi bagi penimbunan limbah di dalam lubang,” tambah Vedelsdal. (BBC)