24 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Jalan Nasional Siantar-Parapat Tertimbun Longsor lagi, Pemudik Terjebak Macet

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MACET: Personel Polantas Polres Tebingtinggi mengatur lalu lintas di persimpangan pintu Tol Tebingtinggi-Medan yang mengalami kemacetan, tepatnya Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Minggu (30/12).

SUMUTPOS.CO – Longsor kembali terjadi di jalan nasional Pematangsiantar-Parapat. Akibatnya, para pemudik terjebak macet, tepatnya di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara,Minggu (30/12) malam.

CURAH hujan yang cukup tinggi menyebabkan material longsor tediri dari tanah dan bebatuan dari perbukitan di sekitar ruas jalan nasional Pematangsiantar- Parapat menutupi badan jalan sehingga sulit dilintasi. Akibatnya, kemacetan arus lalulintas dari Pematangsiantar menuju Parapat dan sebaliknya dilaporkan cukup panjang.

Sejumlah kendaraan dari arah Parapat menuju Pematangsiantar terpaksa melintasi jalur alternatif dari Girsang keluar ke Simpang Palang. “Kendaraan yang datang dari Parapat menuju Pematangsiantar dialihkan melintasi jalan alternatif dari Girsang keluar ke Simpang Palang,” sebut seorang pengguna jalan, R Parhusip.

Dia mengaku tidak mengetahui pasti kondisi longsor yang menyebabkan jalan tidak bisa dilintasi. Karena kemacetan sudah cukup panjang mulai dari Parapat sehingga pengguna jalan harus mengambil inisiatif melalui jalan alternatif menuju Pematang Siantar.

Sekretaris Camat Girsang Sipanganbolon, Doni Sinaga membenarkan adanya longsor yang menyebabkan kemacetan arus lalulintas dan mengganggu kelancaran transportasi dari Parapat menuju Pematang Siantar dan sebaliknya.

“Memang kembali terjadi longsor di sekitar jembatan kembar di Desa Sibaganding dan sejauh ini belum dapat ditangani karena hujan deras masih turun,” ujar Doni, tadi malam sekira pukul 22.00 WIB.

Doni mengatakan, pihaknya bersama polisi dan TNI serta instansi terkait lainnya masih menunggu hujan reda untuk melakukan penanggulangan.

///Hindari Jalur Utama Medan-Berastagi

Sementara, memasuki libur Tahun Baru 2019, volume kendaraan di sejumlah ruas jalan mengalami peningkatan. Kemacatan pun diprediksi bakal terjadi, khususnya menuju lokasi wisata. Guna mengantisipasi terjadinya kemacetan, masyarakat diminta menghindari jalur utama.

Mulai Minggu (30/12), lalu lintas jalur Medan-Berastagi dan ruas jalan tol Medan-Tebingtinggi, mulai dipadati kendaraan. Bahkan, kemacetan pun tak terhindari lagi. Untuk itu mengantisipasi kemacetan di jalur Medan-Berastagi, Satlantas Polrestabes Medan mendirikan pos pantau dan spanduk imbauan agar masyarakat yang hendak menuju lokasi wisata menghindari jalur utama.

Kasatlantas Polrestabes Medan, AKBP Juli Prihantini mengatakan, pendirian pos pantau dan spanduk imbauan tersebar di sejumlah titik jalur wisata Berastagi. “Untuk mengantisipasi kemacetan yang diakibatkan laka lantas, bencana longsor, di jalur wisata menuju Berastagi, kami memasang spanduk imbauan dan pos pantau di beberapa titik,” ungkap Juli kepada wartawan, Minggu (30/12).

Disebutkannya, spanduk imbauan dan pos pantau itu, di antaranya, tersebar di Simpang Selayang, Simpang Hairos, Simpang Tuntungan, Simpang Durenpitu, Simpang Sayum, Simpang Sembahe, Simpang Tirtanadi, Simpang Cagar Alam, Simpang Masjid Akmal dan Simpang Amoy. Dirincikannya juga, ada 15 buah spanduk imbauan yang dipasang, di antaranya lima titik di daerah rawan longsor, lima titik di daerah rawan kecelakaan lalu lintas, dan lima titik lagi di daerah rawan macet.

“Harapannya, pemasangan spanduk dan pos ini untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin menikmati liburannya menuju sejumlah lokasi wisata di Berastagi,” katanya.

Juli menyebut, pos pantau itu nanti bisa dimanfaatkan pengguna jalan yang mengalami kendala dalam perjalanan. “Seperti mobil mogok, bisa meminta bantuan ke sana. Kemudian bila ada yang ingin istirahat juga bisa. Tentu untuk mendapatkan informasi seputaran arus lalu lintas di jalan boleh juga mendatangi pos pantau,” sebutnya.

Sementara, Kapolsek Pancurbatu Kompol Faidir Chaniago mengimbau agar masyarakat yang hendak berwisata ke Berastagi agar melalui jalur-jalur alternatif. “Sejak hari ini (Minggu, 30 Desember 2018) volume kendaraan mulai meningkat. Maka dari itu, saya berharap masyarakat bisa menggunakan jalur alternatif itu berada di KM 14,5 Jalan Jamin Ginting. Tidak jauh dari wisata pemandian Hairos, persis di sebelah kiri setelah Hairos,” terangnya.

Untuk memudahkan pengendara mengetahui jalur alternatif tersebut polisi telah memberikan tanda berupa spanduk di jalur alternatif. Jalan ini terangnya, nantinya akan tembus di kawasan Durenpitu, Desa Sugau, Pancurbatu. “Jadi, terutama mobil pribadi dan sepeda motor, supaya lancar silahkan lewat jalan ini,” ujarnya.

Ia mengatakan, Pasar Pancurbatu bakal menjadi titik macet. Kemacetan terjadi dikarenakan penyempitan badan jalan akibat pasar tumpah. “Dengan adanya jalur alternatif ini, mudah-mudahan perjalanan warga sekalian tidak terganggu hingga sampai di tempat tujuan,” katanya seraya menyatakan utamakan keselamatan daripada kecepatan.

Anggota Komisi D DPRD Sumut, Baskami Ginting meminta pemerintah menjaga ketat kondisi lalu lintas dan infrastruktur di jalur yang diperkirakan padat kendaraan. Hal ini terkait menjelang pergantian tahun yang biasanya membuat jalur Medan-Berastagi macet. “Pasti lalu lintas sedang padat-padatnya ini. Apalagi untuk lintas Medan-Karo (Medan-Berastagi), itu biasanya menjelang akhir tahun sering macet,” ujar Baskami, Minggu (30/12).

Dikatakan Baskami, kondisi jalan tidak terlalu lebar terutama di lokasi tikungan tajam di kawasan Sembahe menuju Sibolangit dan dari Bandar Baru menuju Penatapan. Sehingga ketika ada hambatan di jalan seperti mobil truk mogok, kerap menimbulkan antrean panjang kendaraan. “Kalau sudah ada saja yang berhenti (mogok) di jalan, pasti macet. Karena jalurnya di beberapa titik itu sempit. Sementara yang lewat itu, termasuk truk ukuran besar,” sebutnya.

Karenanya, ia meminta agar pemerintah memberikan penjagaan ketat di jalur tersebut. Seperti mengatur lalu lintas jika terjadi titik macet. Sehingga kendaraan yang antre, tidak mengambil jalur kanan dan menyebabkan kemacetan semakin para. “Inilah kebiasaan kalau sudah antre, selalu ada yang mau memotong dari kanan. Padahal di depan jadi bertambah macet, karena dari arah depan, tidak bisa bergerak. Inilah yang harus dijaga dan diatur,” kata dia.

Begitu juga dengan masyarakat, dia mengimbau untuk tetap menjaga jarak aman serta tidak mengambil jalur kanan jika terjadi antrean kendaraan. Karena masalah yang selama ini terjadi di jalur wisata itu adalah saat kondisi padat. “Makanya waktu itu kita dorong agar usulan dari masyarakat untuk dibangun jalan layang. Jadi yang dari Sembahe ke Sibolangit bisa lancar. Begitu juga di Penatapan. Walaupun tidak bisa 2019, setidaknya sudah disetujui untuk 2020. Tetapi yang penting, menghadapi Tahun Baru ini, petugas harus siaga 24 jam,” pungkasnya.

+

///Polantas Kewalahan Atur Lalin

Kepadatan lalu lintas juga terjadi di Tol Medan-Tebingtinggi, Minggu (30/12). Kenderaan yang hendak keluar dari gerbang Tebingtinggi terjebak di persimpangan pintu tol. Pasalnya, kendaraan dari jalan lintas Sumatera (Jalinsum) tepatnya di Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), juga mengalami kemacetan. Akibatnya, pintu masuk dan keluar tol Tebingtinggi-Seirampah macet.

Personel Polantas sempat kerepotan mengatur arus lalu lintas di pertigaan pintu tol. Kemacetan ini di perparah dengan membandelnya sopir-sopir truk yang hendak mendahului kendaraan, sehingga menambah kemacetan.

Mengatasi hal tersebut, Polantas Polres Tebingtinggi terpaksa menutup jalur dari Tebingtinggi menuju Sei Rampah, tepatnya di pertigaan pintu tol Tebingtinggi untuk menghindari semakin banyaknya penumpukan kendaraan di pintu tol.

Semua kendaraan, baik truk, sepeda motor, dan bus penumpang serta mobil pribadi dari arah Tebingtinggi menuju Medan diarahkan masuk jalan tol dan sebelum pintu penggunaan e-tol, pengemudi memutar arah jalan keluar dan menuju arah Sei Rampah menuju Medan.

Kemacetan juga disebabkan badan jalan di pertigaan keluar jalan tol sangat kecil. Bukan itu saja, penyebab kemacetan disebabkan juga keluar lalu lalang kendaraan pribadi yang beristirahat di masjid Perkebunan Rambutan yang tidak jauh dari pintu tol.

Ditambah lagi, pedagang lemang yang memadati dua jalur Jalinsum sehingga mempersempit jalan, begitu juga pengemudi kendaraan yang berhenti membeli lemang dan kartu e-tol semangkin menambah daftar kemacetan di wilayah tersebut.

Amatan Sumut Pos, antre kendaraan dari Sei Rampah menuju Tebingtinggi berjalan perlahan dengan kecepatan 15 km per jam dan antrean kendaraan dengan padat merayap sejauh hampir 2 km. Sedangkan kendaraan yang datang dari Tebingtinggi menuju Medan melalui pintu tol antre hampir sepanjang 1 km hingga mencapai depan Terminal Bandar Kajum di Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi.

Seorang petugas Polantas Polres Tebingtinggi mengaku kewalahan mengatur arus lalu lintas, baik yang datang dari arah Medan menuju Tebingtinggi maupun sebaliknya. “Kami Polantas Polres Tebingtinggi bersama anggota lainnya sibuk mengatur arus Lalin dari mulai siang dan diprediksi hingga pukul 22.00 WIB malam ini,” jelas petugas Polantas itu.

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi AKP Enda Iwan mengatakan, pihaknya terus menyiagakan personel mengatur lalu lintas. Sebelumnya, mereka juga sudah mendirikan Pos Pam Natal dan Tahun Baru 2019 di pertigaan pintu tol Tebingtinggi-Kualanamu. “Sebenarnya tidak ada kemacetan berarti, memang ada penumpukan kendaraan yang sifatnya masih dikatakan padat merayap tetapi bisa diatasi oleh personel yang bertugas dalam mengatur arus lalu lintas di sana,” jelasnya.

//3.156 Penumpang Tiba di Belawan

Jumlah penumpang di Pelabuhan Belawan juga mengalami lonjakan. Bahkan, jumlah penumpang KM Kelud nyaris mencapai kapasitas dispensasi jumlah penumpang yang ditetapkan Kementrian Perhubungan, 3.164 orang.

Menurut data yang diperoleh Sumut Pos, sebanyak 3.156 penumpang tiba di Terminal Bandar Deli, Pelabuhan Belawan menggunakan jasa angkutan KM Kelud, Minggu (30/12) siang pukul 11.00 WIB.

Seluruh penumpang yang tiba, tampak berdesakan turun menggunakan garbarata. Petugas gabungan berada di areal terminal, memantau proses keluarnya penumpang dari KM Kelud.

Kepala Pelni Cabang Medan, Firdaus mengatakan, untuk hari terakhir kedatangan KM Kelud dari Tanjung Priok dan Batam tujuan Belawan masih menjalani lonjakan. Akomodasi laut itu akan kembali berangkat menuju Batam dan Tanjung Priok dengan membawa sebanyak 2.614 penumpang. “Untuk keberangkatan perdana pada awal tahun, KM Kelud kembali melakukan keberangkatan dari Belawan tujuan Batam pada 5 Januari 2019 mendatang. Untuk saat ini, belum ada kendala dan masalah untuk kapal yang membawa arus mudik akhir tahun ini,” ungkap Firdaus.

Namun, sejak berlangsungnya arus mudik Natal dan Tahun Baru, tidak terlihat pihak kepolisian di areal Terminal Bandar Deli, Pelabuhan Belawan. “Kita heran juga, kenapa dari kemarin Polisi tidak terlihat di dalam areal terminal. Kalau belajar pengalaman tahun sebelumnya, jangankan hari besar, hari biasa pun Polisi selalu melakukan pengawasan,” kata Simon Barus saat menjemput keluarganya.

Maskipun tidak ada pihak kepolisian, petugas keamana gabungan lainnya tetap bersiaga mengawasi lonjakan penumpang. Seperti halnya Bea Cukai mengecek barang bawaan penumpang dan petugas TNI AL mengawasi penumpang yang tiba dan akan berangkat.

Humas Otoritas Pelabuhan Belawan, Nurleli Nasution dikonfirmasi soal pengamanan di Terminal Bandar Deli, pihaknya sudah melakukan kordinasi pengamanan gabungan dengan seluruh instansi keamanan termasuk polisi.

“Polisi kita libatkan, kalau mereka tidak berada di dalam areal terminal, kita kurang tahu. Yang jelas, mereka ada posko di luar terminal, kalau ada tindakan kejahatan atau pidana, tinggal diserahkan ke posko. Jadi, bukan tidak kita libatkan dalam pengamanan,” ungkap Nurleli.

Sementara, Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan yang dikonfirmasi melalui via telepon tidak menjawab. (dvs/ian/bal/fac)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MACET: Personel Polantas Polres Tebingtinggi mengatur lalu lintas di persimpangan pintu Tol Tebingtinggi-Medan yang mengalami kemacetan, tepatnya Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Minggu (30/12).

SUMUTPOS.CO – Longsor kembali terjadi di jalan nasional Pematangsiantar-Parapat. Akibatnya, para pemudik terjebak macet, tepatnya di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara,Minggu (30/12) malam.

CURAH hujan yang cukup tinggi menyebabkan material longsor tediri dari tanah dan bebatuan dari perbukitan di sekitar ruas jalan nasional Pematangsiantar- Parapat menutupi badan jalan sehingga sulit dilintasi. Akibatnya, kemacetan arus lalulintas dari Pematangsiantar menuju Parapat dan sebaliknya dilaporkan cukup panjang.

Sejumlah kendaraan dari arah Parapat menuju Pematangsiantar terpaksa melintasi jalur alternatif dari Girsang keluar ke Simpang Palang. “Kendaraan yang datang dari Parapat menuju Pematangsiantar dialihkan melintasi jalan alternatif dari Girsang keluar ke Simpang Palang,” sebut seorang pengguna jalan, R Parhusip.

Dia mengaku tidak mengetahui pasti kondisi longsor yang menyebabkan jalan tidak bisa dilintasi. Karena kemacetan sudah cukup panjang mulai dari Parapat sehingga pengguna jalan harus mengambil inisiatif melalui jalan alternatif menuju Pematang Siantar.

Sekretaris Camat Girsang Sipanganbolon, Doni Sinaga membenarkan adanya longsor yang menyebabkan kemacetan arus lalulintas dan mengganggu kelancaran transportasi dari Parapat menuju Pematang Siantar dan sebaliknya.

“Memang kembali terjadi longsor di sekitar jembatan kembar di Desa Sibaganding dan sejauh ini belum dapat ditangani karena hujan deras masih turun,” ujar Doni, tadi malam sekira pukul 22.00 WIB.

Doni mengatakan, pihaknya bersama polisi dan TNI serta instansi terkait lainnya masih menunggu hujan reda untuk melakukan penanggulangan.

///Hindari Jalur Utama Medan-Berastagi

Sementara, memasuki libur Tahun Baru 2019, volume kendaraan di sejumlah ruas jalan mengalami peningkatan. Kemacatan pun diprediksi bakal terjadi, khususnya menuju lokasi wisata. Guna mengantisipasi terjadinya kemacetan, masyarakat diminta menghindari jalur utama.

Mulai Minggu (30/12), lalu lintas jalur Medan-Berastagi dan ruas jalan tol Medan-Tebingtinggi, mulai dipadati kendaraan. Bahkan, kemacetan pun tak terhindari lagi. Untuk itu mengantisipasi kemacetan di jalur Medan-Berastagi, Satlantas Polrestabes Medan mendirikan pos pantau dan spanduk imbauan agar masyarakat yang hendak menuju lokasi wisata menghindari jalur utama.

Kasatlantas Polrestabes Medan, AKBP Juli Prihantini mengatakan, pendirian pos pantau dan spanduk imbauan tersebar di sejumlah titik jalur wisata Berastagi. “Untuk mengantisipasi kemacetan yang diakibatkan laka lantas, bencana longsor, di jalur wisata menuju Berastagi, kami memasang spanduk imbauan dan pos pantau di beberapa titik,” ungkap Juli kepada wartawan, Minggu (30/12).

Disebutkannya, spanduk imbauan dan pos pantau itu, di antaranya, tersebar di Simpang Selayang, Simpang Hairos, Simpang Tuntungan, Simpang Durenpitu, Simpang Sayum, Simpang Sembahe, Simpang Tirtanadi, Simpang Cagar Alam, Simpang Masjid Akmal dan Simpang Amoy. Dirincikannya juga, ada 15 buah spanduk imbauan yang dipasang, di antaranya lima titik di daerah rawan longsor, lima titik di daerah rawan kecelakaan lalu lintas, dan lima titik lagi di daerah rawan macet.

“Harapannya, pemasangan spanduk dan pos ini untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin menikmati liburannya menuju sejumlah lokasi wisata di Berastagi,” katanya.

Juli menyebut, pos pantau itu nanti bisa dimanfaatkan pengguna jalan yang mengalami kendala dalam perjalanan. “Seperti mobil mogok, bisa meminta bantuan ke sana. Kemudian bila ada yang ingin istirahat juga bisa. Tentu untuk mendapatkan informasi seputaran arus lalu lintas di jalan boleh juga mendatangi pos pantau,” sebutnya.

Sementara, Kapolsek Pancurbatu Kompol Faidir Chaniago mengimbau agar masyarakat yang hendak berwisata ke Berastagi agar melalui jalur-jalur alternatif. “Sejak hari ini (Minggu, 30 Desember 2018) volume kendaraan mulai meningkat. Maka dari itu, saya berharap masyarakat bisa menggunakan jalur alternatif itu berada di KM 14,5 Jalan Jamin Ginting. Tidak jauh dari wisata pemandian Hairos, persis di sebelah kiri setelah Hairos,” terangnya.

Untuk memudahkan pengendara mengetahui jalur alternatif tersebut polisi telah memberikan tanda berupa spanduk di jalur alternatif. Jalan ini terangnya, nantinya akan tembus di kawasan Durenpitu, Desa Sugau, Pancurbatu. “Jadi, terutama mobil pribadi dan sepeda motor, supaya lancar silahkan lewat jalan ini,” ujarnya.

Ia mengatakan, Pasar Pancurbatu bakal menjadi titik macet. Kemacetan terjadi dikarenakan penyempitan badan jalan akibat pasar tumpah. “Dengan adanya jalur alternatif ini, mudah-mudahan perjalanan warga sekalian tidak terganggu hingga sampai di tempat tujuan,” katanya seraya menyatakan utamakan keselamatan daripada kecepatan.

Anggota Komisi D DPRD Sumut, Baskami Ginting meminta pemerintah menjaga ketat kondisi lalu lintas dan infrastruktur di jalur yang diperkirakan padat kendaraan. Hal ini terkait menjelang pergantian tahun yang biasanya membuat jalur Medan-Berastagi macet. “Pasti lalu lintas sedang padat-padatnya ini. Apalagi untuk lintas Medan-Karo (Medan-Berastagi), itu biasanya menjelang akhir tahun sering macet,” ujar Baskami, Minggu (30/12).

Dikatakan Baskami, kondisi jalan tidak terlalu lebar terutama di lokasi tikungan tajam di kawasan Sembahe menuju Sibolangit dan dari Bandar Baru menuju Penatapan. Sehingga ketika ada hambatan di jalan seperti mobil truk mogok, kerap menimbulkan antrean panjang kendaraan. “Kalau sudah ada saja yang berhenti (mogok) di jalan, pasti macet. Karena jalurnya di beberapa titik itu sempit. Sementara yang lewat itu, termasuk truk ukuran besar,” sebutnya.

Karenanya, ia meminta agar pemerintah memberikan penjagaan ketat di jalur tersebut. Seperti mengatur lalu lintas jika terjadi titik macet. Sehingga kendaraan yang antre, tidak mengambil jalur kanan dan menyebabkan kemacetan semakin para. “Inilah kebiasaan kalau sudah antre, selalu ada yang mau memotong dari kanan. Padahal di depan jadi bertambah macet, karena dari arah depan, tidak bisa bergerak. Inilah yang harus dijaga dan diatur,” kata dia.

Begitu juga dengan masyarakat, dia mengimbau untuk tetap menjaga jarak aman serta tidak mengambil jalur kanan jika terjadi antrean kendaraan. Karena masalah yang selama ini terjadi di jalur wisata itu adalah saat kondisi padat. “Makanya waktu itu kita dorong agar usulan dari masyarakat untuk dibangun jalan layang. Jadi yang dari Sembahe ke Sibolangit bisa lancar. Begitu juga di Penatapan. Walaupun tidak bisa 2019, setidaknya sudah disetujui untuk 2020. Tetapi yang penting, menghadapi Tahun Baru ini, petugas harus siaga 24 jam,” pungkasnya.

+

///Polantas Kewalahan Atur Lalin

Kepadatan lalu lintas juga terjadi di Tol Medan-Tebingtinggi, Minggu (30/12). Kenderaan yang hendak keluar dari gerbang Tebingtinggi terjebak di persimpangan pintu tol. Pasalnya, kendaraan dari jalan lintas Sumatera (Jalinsum) tepatnya di Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), juga mengalami kemacetan. Akibatnya, pintu masuk dan keluar tol Tebingtinggi-Seirampah macet.

Personel Polantas sempat kerepotan mengatur arus lalu lintas di pertigaan pintu tol. Kemacetan ini di perparah dengan membandelnya sopir-sopir truk yang hendak mendahului kendaraan, sehingga menambah kemacetan.

Mengatasi hal tersebut, Polantas Polres Tebingtinggi terpaksa menutup jalur dari Tebingtinggi menuju Sei Rampah, tepatnya di pertigaan pintu tol Tebingtinggi untuk menghindari semakin banyaknya penumpukan kendaraan di pintu tol.

Semua kendaraan, baik truk, sepeda motor, dan bus penumpang serta mobil pribadi dari arah Tebingtinggi menuju Medan diarahkan masuk jalan tol dan sebelum pintu penggunaan e-tol, pengemudi memutar arah jalan keluar dan menuju arah Sei Rampah menuju Medan.

Kemacetan juga disebabkan badan jalan di pertigaan keluar jalan tol sangat kecil. Bukan itu saja, penyebab kemacetan disebabkan juga keluar lalu lalang kendaraan pribadi yang beristirahat di masjid Perkebunan Rambutan yang tidak jauh dari pintu tol.

Ditambah lagi, pedagang lemang yang memadati dua jalur Jalinsum sehingga mempersempit jalan, begitu juga pengemudi kendaraan yang berhenti membeli lemang dan kartu e-tol semangkin menambah daftar kemacetan di wilayah tersebut.

Amatan Sumut Pos, antre kendaraan dari Sei Rampah menuju Tebingtinggi berjalan perlahan dengan kecepatan 15 km per jam dan antrean kendaraan dengan padat merayap sejauh hampir 2 km. Sedangkan kendaraan yang datang dari Tebingtinggi menuju Medan melalui pintu tol antre hampir sepanjang 1 km hingga mencapai depan Terminal Bandar Kajum di Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi.

Seorang petugas Polantas Polres Tebingtinggi mengaku kewalahan mengatur arus lalu lintas, baik yang datang dari arah Medan menuju Tebingtinggi maupun sebaliknya. “Kami Polantas Polres Tebingtinggi bersama anggota lainnya sibuk mengatur arus Lalin dari mulai siang dan diprediksi hingga pukul 22.00 WIB malam ini,” jelas petugas Polantas itu.

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi AKP Enda Iwan mengatakan, pihaknya terus menyiagakan personel mengatur lalu lintas. Sebelumnya, mereka juga sudah mendirikan Pos Pam Natal dan Tahun Baru 2019 di pertigaan pintu tol Tebingtinggi-Kualanamu. “Sebenarnya tidak ada kemacetan berarti, memang ada penumpukan kendaraan yang sifatnya masih dikatakan padat merayap tetapi bisa diatasi oleh personel yang bertugas dalam mengatur arus lalu lintas di sana,” jelasnya.

//3.156 Penumpang Tiba di Belawan

Jumlah penumpang di Pelabuhan Belawan juga mengalami lonjakan. Bahkan, jumlah penumpang KM Kelud nyaris mencapai kapasitas dispensasi jumlah penumpang yang ditetapkan Kementrian Perhubungan, 3.164 orang.

Menurut data yang diperoleh Sumut Pos, sebanyak 3.156 penumpang tiba di Terminal Bandar Deli, Pelabuhan Belawan menggunakan jasa angkutan KM Kelud, Minggu (30/12) siang pukul 11.00 WIB.

Seluruh penumpang yang tiba, tampak berdesakan turun menggunakan garbarata. Petugas gabungan berada di areal terminal, memantau proses keluarnya penumpang dari KM Kelud.

Kepala Pelni Cabang Medan, Firdaus mengatakan, untuk hari terakhir kedatangan KM Kelud dari Tanjung Priok dan Batam tujuan Belawan masih menjalani lonjakan. Akomodasi laut itu akan kembali berangkat menuju Batam dan Tanjung Priok dengan membawa sebanyak 2.614 penumpang. “Untuk keberangkatan perdana pada awal tahun, KM Kelud kembali melakukan keberangkatan dari Belawan tujuan Batam pada 5 Januari 2019 mendatang. Untuk saat ini, belum ada kendala dan masalah untuk kapal yang membawa arus mudik akhir tahun ini,” ungkap Firdaus.

Namun, sejak berlangsungnya arus mudik Natal dan Tahun Baru, tidak terlihat pihak kepolisian di areal Terminal Bandar Deli, Pelabuhan Belawan. “Kita heran juga, kenapa dari kemarin Polisi tidak terlihat di dalam areal terminal. Kalau belajar pengalaman tahun sebelumnya, jangankan hari besar, hari biasa pun Polisi selalu melakukan pengawasan,” kata Simon Barus saat menjemput keluarganya.

Maskipun tidak ada pihak kepolisian, petugas keamana gabungan lainnya tetap bersiaga mengawasi lonjakan penumpang. Seperti halnya Bea Cukai mengecek barang bawaan penumpang dan petugas TNI AL mengawasi penumpang yang tiba dan akan berangkat.

Humas Otoritas Pelabuhan Belawan, Nurleli Nasution dikonfirmasi soal pengamanan di Terminal Bandar Deli, pihaknya sudah melakukan kordinasi pengamanan gabungan dengan seluruh instansi keamanan termasuk polisi.

“Polisi kita libatkan, kalau mereka tidak berada di dalam areal terminal, kita kurang tahu. Yang jelas, mereka ada posko di luar terminal, kalau ada tindakan kejahatan atau pidana, tinggal diserahkan ke posko. Jadi, bukan tidak kita libatkan dalam pengamanan,” ungkap Nurleli.

Sementara, Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan yang dikonfirmasi melalui via telepon tidak menjawab. (dvs/ian/bal/fac)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/