SUMUTPOS.CO – Dukungan masyarakat membanjir untuk mendorong Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menjadi presiden. Salah satunya, dengan peresmian Rumah Dahlan Iskan (RDI) tingkat Jatim di Jalan Bali nomor 24 kemarin (30/11). RDI seluas 1500 meter persegi tersebut dirancang menjadi rumah masyarakat untuk bisa mengaspirasikan berbagai gagasan.
Sekitar pukul 08.00 peresmian RDI dimulai. Setelah seremonial potong tumpeng, acara dilanjutkan dengan sesi pelatihan, yakni karakter building, pemantapan jaringan, dan manajemen konflik.
Pelatihan tersebut diikuti sekitar 41 peserta dari 38 kabupaten dan kota se-Jatim. Di antaranya, Pacitan, Sidoarjo, Gresik, Tuban, Bojonegoro, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, dan Banyuwangi.
Tampak, puluhan peserta itu begitu antusias untuk mengikuti berbagai pelatihan yang diisi oleh sejumlah tokoh, diantaranya Yoso Wiyarno, Suryadi, dan Ani Purwati. Bahkan, saat sesi istirahat peserta terlibat diskusi-diskusi kecil.
Tidak begitu lama, Dahlan datang di peluncuran RDI tersebut. Tidak ingin mengganggu jalannya pelatihan, Dahlan langsung duduk diantara kursi peserta. Peserta pun mengerti jika mentri BUMN itu tidak ingin menganggu jalannya acara.
Beberapa menit kemudian, tiba giliran Dahlan untuk memberikan sambutan. Dahlan mengatakan, pihaknya tidak akan memberikan pengarahan apapun. Namun, mantan dirut PLN tersebut tidak ingin jika ada keraguan terhadap dirinya terkait personal, kinerja, atau pun korupsi. “Saat ini keraguan apapun silahkan tanyakan,” ujarnya pada puluhan peserta.
Akhirnya, tanpa teding aling-aling salah satu peserta asal Sidoarjo bernama Masrulloh langsung bertanya. Dia meminta penjelasan terkait keikutsertaannya di konvesi Partai Demokrat dan kemampuannya dalam memimpin bangsa.
Langsung saja, Dahlan merespon bahwa tidak ada partai lain yang menawari dirinya seserius ini. Jadi, dirinya tidak meminta untuk menjadi pemimpin, melainkan diminta. “Saya tidak pernah meminta, bahkan tiga hari sebelum penutupan pendaftaran konvesi, saya belum juga mendaftar,” paparnya.
Terkait kemampuan, jelasnya, pihaknya telah memimpin PLN selama 2 tahun. Dari BUMN tersebut dirinya belajar begitu banyak terkait sumber daya energi. Dia mengatakan, tidak lagi persoalan konsep, namun hanya tinggal melakukan yang terbaik. “Selain itu saya juga belajar banyak di BUMN, hampir semua hal saya telah lakoni,” paparnya.
Soal menjadi presiden, dia mengatakan bahwa pihaknya memang memiliki keinginan menjadi presiden. Namun, tidak terlalu ngebet menjadi pemimpin bangsa tersebut. “Apa enaknya menjadi presiden, dimaki-maki banyak orang saat menjabat,” celetuknya sembari diiringi tawa peserta.
Setelah hampir 30 menit sesi tanya jawab, Dahlan langsung undur diri. Bersama rombongannya, Dahlan meninggalkan RDI. Sejumlah peserta sempat meminta foto bersama dan tanda tangan dari orang nomor satu di BUMN tersebut.
Sementara itu Ketua Biro Seni dan Budaya Tim Rumah Dahlan Iskan Jatim M Yunus Al Williy menjelaskan bahwa peluncuran RDI tersebut merupakan terobosan untuk bisa mendapatkan berbagai gagasan dari masyarakat untuk bisa memperbaiki birokrasi yang bertele-tele. “Jargon RDI itu kerja kerja kerja,” paparnya disela-sela acara.
Jika, lanjutnya, ada masyarakat yang ingin menyampaikan gagasan yang bermanfaat, maka RDI akan mengakomodir. Dia mengatakan bahwa setiap gagasan yang bermanfaat tentu akan didukung penuh. Seperti, pelatihan PKL, bersih-bersih lingkungan, dan penghijauan kota. “Silahkan usulkan gagasan ke rumah ini,”jelasnya.
Lalu, bagaimana caranya masyarakat bisa mengusulkan gagasan? Yunus mengatakan bahwa masyarakat bisa datang langusng ke rumah yang ada di Jalan Bali nomor 24. Untuk contact personnya bisa menghubungi nomor 08123229431. “Hubungi nomor saya saja, kalau mau datang juga silahkan,” ujarnya.
Bahkan, RDI juga membuka kesempatan selebar-lebarnya untuk masyarakat yang ingin bergabung. Dia mengatakan, jika masyarakat ingin bergabung dengan RDI ini tentu akan sangat membantu. “Membuat perubahan tentu perlu kerjasama semua pihak,” jelasnya.
Menurut dia, RDI juga dibentuk karena masyarakat ingin adanya perubahan terutama terkait pemimpin bangsa. Pemimpin itu bukan lagi dilayani, namun melayani masyarakat. “Rumah ini tempat menyatukan kekuatan,” paparnya.
Rencananya, RDI tersebut akan secara bertahap didirikan di berbagai kota di Indonesia. Dia mengatakan, nantinya di setiap provinsi akan ada satu RDI yang membawahi RDI kota dan kabupaten. “Setelah itu RDI tingkat kecamatan dan kelurahan juga akan dibentuk. Tentu bertahap,” tuturnya. (idr/jpnn)