BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Peserta konvensi calon presiden capres Partai Demokrat (PD), Dahlan Iskan mengaku tidak mengalami kesulitan dalam memaparkan gagasannya maupun menjawab pertanyaan saat debat konvensi di Bandung, Rabu (5/2) malam. Mantan Dirut PLN yang kini menjadi Menteri BUMN itu pun optimistis dapat memenangi konvensi dan.
“Enggak ada kesulitan, sejauh ini masih yakin,” kata Dahlan Iskan, saat ditemui usai debat konvensi di Hotel Harris, Bandung.
Meski namanya terus mencuat di berbagai survei dibanding peserta konvensi lainnya, Dahlan tak mau takabur. Pria yang dijuluki sebagai ‘Mr Turnaround’ oleh harian terkemuka Singapura, Strait Times itu menyerahkan sepenuhnya hasil akhir kepada komite konvensi.
“Di survei-survei itu kan bilangnya begitu (unggul dibanding peserta konvensi lainnya, red). Ya nanti hasilnya akan ketahuan di survei konvensi,” katanya.
Dalam seri debat konvensi di Bandung, para kontestan memaparkan gagasannya dalam memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan di Indonesia. Topik debat kali ini adalah seputar politik dan ekonomi.
Dahlan Iskan mengatakan, demokrasi dan kesejahteraan masyarakat bukanlah suatu pilihan. Sebab sejak dulu Indonesia sudah memilih melakukan demokrasi.
“Waktu saya mendengar pertanyaan tadi ini, apakah ini pertanyaan pancingan atau bukan. Kita semua tahu bahwa demokrasi atau sejahtera dulu, itu pertanyaan sudah tidak relevan lagi. Kita sudah sepakat untuk memilih jalan demokrasi,” ujar Dahlan, saat debat.
Pilihan itu, kata Dahlan, tergantung pada masing-masing negara. Ada pula negara yang memilih agar masyarakatnya sejahtera lebih dulu baru demokrasi, ataupun sebaliknya.
“Jadi sebetulnya pilihan itu terserah kita, ada yang sejahtera dulu dan berjalan baik negaranya dan ada yang memilih sebaliknya, juga berjalan baik,” terang dia.
Yang terpenting saat ini, kata Dahlan, bagaimana masyarakat bisa saling mengisi demokrasi lebih baik lagi agar tidak terjadi benturan-benturan kepentingan.
“Kita (Indonesia-red) intinya sudah memilih, kita enggak bisa mundur lagi, karena terlalul mahal kalau kita mundur. Yang terpenting bagaimana mengisinya agar kita jadi negara demokrasi dan sejahtera. Lebih baik kita sepakat untuk memilih demokrasi dan mendewasakan demokrasi, termasuk konvensi ini,” serunya.
Kalaupun ada keributan ataupun kesalahpahaman, hal itu wajar adanya. Karenanya pria asal Magetan ini mengajak masyarakat agar bisa lebih mendewasakan diri.
“Memang awal demokrasi kita sering ribut bukan main, misalnya sering ngomong orang dan memfitnah apa saja. Tapi itu normal sebagai negara demokrasi, itu tugas kita bersama gimana mendewasakan demokrasi,” imbuhnya.
Dahlan Iskan juga memaparkan apa yang akan dilakukannya bila terpilih jadi presiden.
“Apa yang dilakukan pak (presiden) SBY sangat luar biasa. Orang boleh mencaci maki pak SBY, tapi ekonomi Indonesia di bawah pak SBY luar biasa. Ini tidak boleh dibelokkan,” kata Dahlan.
Karena itu, jika dia menggantikan SBY, dia berjanji akan meneruskan apa yang sudah dilakukan pendahulunya itu. Menteri BUMN itu mengaku akan bekerja keras menjaga agar pertumbuhan ekonomi tidak menurun.
Dahlan lantas menyinggung mengapa di tengah pertumbuhan ekonomi yang melejit terjadi defisit neraca perdagangan.
Menurutnya, hal itu terjadi karena kelas ekonomi menengah di Indonesia terus tumbuh. Tapi produksi dalam negeri tidak bisa mencukupi kebutuhan kelas menengah itu.
“Akibatnya kita impor besar-besaran dan lebih tinggi dari ekspornya. Akhirnya neraca perdagangan Indonesia defisit,” ujarnya.
Nah, jika dia jadi terpilih jadi presiden dia mengaku akan berupaya membuat neraca perdagangan surplus. “Kalau saya dipercaya jadi presiden, kita mengurangi impor besar-besaran dan meningkatkan ekspor besar-besaran pula,” kata Dahlan.
Saat mendapatkan pertanyaan tentang masalah pertanian dalam debat capres peserta konvensi partai Demokrat, Dahlan Iskan mengaku ingin menangis.
“Saya ingin menangis setelah mendapatkan berita duka baru-baru ini tentang kesejahteraan petani,” kata Dahlan.
Kabar itu adalah berita tentang wacana dihapuskannya subsidi pupuk organik untuk petani oleh Komisi IV DPR. “Saya benar-benar ingin menangis,” kata Dahlan dengan suara bergetar.
Menurut Dahlan, jika kebijakan itu benar-benar diputuskan, maka itu sangat bertentangan dengan upaya pemerintah yang ingin meningkatkan kesejahteraan para petani.
Menurutnya, jika harga pupuk organik tinggi, maka petani lebih memilih menggunakan pupuk non organik. padahal jenis pupuk non organik berdampak buruk pada tanah pertanian.
Nah, jika kualitas tanah buruk, maka ujung-ujungnya produktifitas pertanian menurun dan kesejahteraan petani pun bernasib sama.
“Saat ini produktifitas pertanian kita rendah, petani kita hanya memproduksi 5-7 ton per hektar. Mestinya bisa lebih. Yakni sekitar 9-10 ton perhektar,” kata Dahlan.
Dahlan mengaku dirinya sedang memikirkan cara untuk mengatasi persoalan itu. Katanya, dia sudah menyiapkan road map untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Jadi jika saya terpilih jadi presiden roadmap itu akan saya jalankan. Tapi yang jelas, kesejahteraan petani harus dimulai dari sekarang,” ujarnya lantas disambut pekikan dari pendukungnya. “Hidup Dahlan, hidup petani..,” seru relawan Dahlan Iskan. (chi/mas/jpnn)