33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Dahlan Iskan Tolak Duduk di Kursi Raja

     DIARAK. Dahlan Iskan bersama Istri diarak menggunakan Kereta Paksi Naga Lima dari Hotel Aston ke Gedung Bagas Raya, Kedawung-Cirebon untuk bertemu sekitar 5.000 relawan dalam acara Temu Relawan se Wilayah III Cirebon.

DIARAK. Dahlan Iskan bersama Istri diarak menggunakan Kereta Paksi Naga Lima dari Hotel Aston ke Gedung Bagas Raya, Kedawung-Cirebon untuk bertemu sekitar 5.000 relawan dalam acara Temu Relawan se Wilayah III Cirebon.

CIREBON – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan istri, Nafsiah Sabri, diarak oleh lima ribu relawan Demi Indonesia (REDI) di Cirebon, Sabtu (23/11). Pengarakan ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Dahlan sebagai peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Namun, saat ingin diarak naik kereta kencana, Dahlan justru menolak duduk di kursi raja yang sudah disiapkan oleh panitia. Mantan Dirut PLN itu malah minta duduk di kursi pengemudi biasa atau kusir.

“Saya naik ini saja,” ucap Dahlan sembari menunjuk arah kusir. Penolakan ini membuat warga terheran-heran sekaligus membuat panitia kelabakan. Sebab, tempat duduk kusir itu tidak memiliki panjatan.

Beruntung seorang panitia berbadan kekar yang melihat Dahlan kesulitan untuk naik ke atas kereta, langsung menyodorkan kakinya. “Naik kaki saya pak,” katanya sembari menyodorkan kedua tangannya.

Sambil meminta maaf, Dahlan akhirnya memanjat kaki panitia itu dan sukses naik ke kusir. Sesaat kemudian, giliran Dahlan yang menolong istrinya menaiki kereta. Pria asal Magetan ini beserta istri langsung menyambut massa dengan melambaikan tangan selama diarak keliling Cirebon.

Seorang tokoh masyarakat di Cirebon menilai penolakan Dahlan duduk di kursi raja itu sebagai isyarat yang baik. Di mana saat nanti berkuasa, Dahlan tak akan serakah.

“Kelak kalau beliau ditakdirkan menjadi presiden, beliau tidak akan bertindak seperti raja atau penguasa. Beliau akan menjadi abdi, menjadi kusir yang bertanggung jawab mengarahkan jalannya kereta serta menjaga keselamatan penumpangnya,” kata tokoh pendidik itu yang enggan disebutkan namanya. (chi/jpnn)

     DIARAK. Dahlan Iskan bersama Istri diarak menggunakan Kereta Paksi Naga Lima dari Hotel Aston ke Gedung Bagas Raya, Kedawung-Cirebon untuk bertemu sekitar 5.000 relawan dalam acara Temu Relawan se Wilayah III Cirebon.

DIARAK. Dahlan Iskan bersama Istri diarak menggunakan Kereta Paksi Naga Lima dari Hotel Aston ke Gedung Bagas Raya, Kedawung-Cirebon untuk bertemu sekitar 5.000 relawan dalam acara Temu Relawan se Wilayah III Cirebon.

CIREBON – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan istri, Nafsiah Sabri, diarak oleh lima ribu relawan Demi Indonesia (REDI) di Cirebon, Sabtu (23/11). Pengarakan ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Dahlan sebagai peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Namun, saat ingin diarak naik kereta kencana, Dahlan justru menolak duduk di kursi raja yang sudah disiapkan oleh panitia. Mantan Dirut PLN itu malah minta duduk di kursi pengemudi biasa atau kusir.

“Saya naik ini saja,” ucap Dahlan sembari menunjuk arah kusir. Penolakan ini membuat warga terheran-heran sekaligus membuat panitia kelabakan. Sebab, tempat duduk kusir itu tidak memiliki panjatan.

Beruntung seorang panitia berbadan kekar yang melihat Dahlan kesulitan untuk naik ke atas kereta, langsung menyodorkan kakinya. “Naik kaki saya pak,” katanya sembari menyodorkan kedua tangannya.

Sambil meminta maaf, Dahlan akhirnya memanjat kaki panitia itu dan sukses naik ke kusir. Sesaat kemudian, giliran Dahlan yang menolong istrinya menaiki kereta. Pria asal Magetan ini beserta istri langsung menyambut massa dengan melambaikan tangan selama diarak keliling Cirebon.

Seorang tokoh masyarakat di Cirebon menilai penolakan Dahlan duduk di kursi raja itu sebagai isyarat yang baik. Di mana saat nanti berkuasa, Dahlan tak akan serakah.

“Kelak kalau beliau ditakdirkan menjadi presiden, beliau tidak akan bertindak seperti raja atau penguasa. Beliau akan menjadi abdi, menjadi kusir yang bertanggung jawab mengarahkan jalannya kereta serta menjaga keselamatan penumpangnya,” kata tokoh pendidik itu yang enggan disebutkan namanya. (chi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/