MALANG – Kedatangan Menteri BUMN Dahlan Iskan di Pabrik Gula (PG) Krebet Baru Bululawang, Minggu (26/1) disambut oleh ribuan orang. Tidak hanya karyawan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), tetapi juga warga sekitar Kecamatan Bululawang. Kehadiran mantan Dirut PLN ini, seakan mengobati rasa rindu para Dahlanis (sebutan pendukung Dahlan Iskan) yang ada di Malang Raya, Jawa Timur.
Dahlan Iskan yang tiba di Malang pagi hari dengan naik kereta api dari Solo ini, langsung menuju PG Krebet Baru Bululawang. Setelah ganti pakaian, DI langsung menuju panggung senam yang ada di halaman pabrik. Di tempat itu sudah banyak ribuan orang yang menunggu kehadirannya.
Dengan didampingi enam orang instruktur senam, DI langsung naik panggung dan memimpin senam ala Dahlan Iskan. Beberapa lagu populer seperti ‘dirijek-dirijek aja, nyamuk-nyamuk nakal dan nasib anak bujangan, mengiringi gerakan senam yang diikuti ribuan peserta senam.
Termasuk gerakan senam skydance, yang membuat semangat peserta makin luar biasa. “Gerakan senam satu ini semuanya pasti bisa. Karena cuma empat gerakan saja dan mencari pasangan di sebelahnya,” ajak DI kepada peserta senam sebelum memulai senam skydance.
Sebelum memberangkatkan peserta gerak jalan sehat, Dahlan Iskan, memanggil beberapa orang perwakilan karyawan yang tergabung dalam PT RNI, untuk naik ke panggung. Mereka diminta goyang Caesar dengan dinilai dua juri instruktur senam, Farida Ariyani dan Ellen Yuliana. Bagi yang goyangannya paling semangat, langsung mendapat hadiah dari Dahlan Iskan.
Disela acara senam, pria kelahiran Magetan 17 Agustus 1951 ini, mendapat kejutan dari kerajaan kera yang diusung PKPTR (Pusat Koperasi Tebu Rakyat) yang berada di bawah binaah PG Krebet Baru Malang. Prajurit kerajaan kera ini, menyuguhkan tarian dan memberikan cindera mata untuk Dahlan Iskan.
DI yang kagum dengan prajurit kerajaan kera ini, langsung turun panggung. Satu persatu prajurit dari kerajaan kera disalami dan diajak foto. Usai bersalaman dengan Dahlanis, DI lalu menuju ke lokasi start jalan sehat. Dia menunjuk empat anak yang berprestasi di sekolah untuk mewakili pelepasan balon ke udara.
Begitu juga saat diminta mengibarkan bendera start. DI meminta peserta yang lahir pada 26 Januari. Tetapi karena tidak ada akhirnya meminta peserta yang sedang hamil. “Ayo siapa yang sedang hamil silahkan mendekat nanti saya kasih hadiah uang Rp 500 ribu,” ujarnya.
Dua wanita hamil yang kemarin beruntung berjabat tangan dan mendapat hadiah dari Dahlan Iskan, adalah Hami Khoriyah, yang mengandung anak ketiga dengan usia kehamilan lima bulan. Dan Tri Lusiana, yang hamil anak pertama dengan usia kehamilan sama. “Saya tidak menyangka akan mendapat rejeki dari pak Menteri,” tutur Tri Lusiana, warga Kecamatan Bululawang.
Usai memberangkatkan peserta gerak jalan, Dahlan Iskan, meresmikan pembangunan Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI di PG Krebet Baru. Pembangunan kantor baru ini adalah bentuk kerjasama antara PG Rajawali I dengan Bank BRI. KCP Bank BRI ini, nantinya akan melayani pembayaran gaji karyawan dan pembayaran tebu petani.
“Selama ini, kalau mau ambil gaji atau menabung selalu di Malang. Tetapi dengan adanya KCP Bank BRI, tidak lagi ke Malang. Begitu juga dengan pembayaran tebu petani, yang selalu dibayarkan tunai kepada petani. Tetapi nanti, pembayaran tebu ke petani akan kami bayar lewat transfer. Sebab semua petani yang menjadi mitra akan kami bukakan rekening. Ini untuk mengurasi risiko petani, saat membawa uang dengan jumlah banyak,” jelas General Manager PG Krebet Baru Jolly Lapian.
Setelah peresmian pembangunan KCP Bank BRI yang ditandai dengan peletakan batu pertama, DI kemudian melihat dua hasil karya inovasi dari PG Krebet Baru. Yaitu Azhensho KB 013 JL serta UAV-Skywalker X8 dan UAV Pesawat photo udara sampai jarak 50 kilometer.
Dua karya yang masuk finalis lomba karya inovasi tersebut, mendapat apresiasi khusus dari Dahlan Iskan.
“Luar biasa, ini hebat…hebat sekali,” katanya saat melihat Azhensho, yang merupakan mesin pemotong tebu buatan Agus Zhakarinda, karyawan PG Krebet Baru.
Di hadapan DI dan rombongan, Agus yang merupakan alumni STMA Nganjuk, menjelaskan nama Azhensho KB 013 JL itu diambil dari namanya Agus Zhakarinda. Shenso merupakan pisau pemotong besar. KB 013 adalah singkatan Krebet Baru yang dibuat tahun 2013. Dan JL adalah singkatan General Manager PG Krebet Baru, Jolly Lapian yang sangat mendukung pembuatan mesin itu.
Mesin Azhensho itu, dibuat setelah termotifasi melihat seorang wanita tua renta yang menjadi tenaga tebang tebu. Serta minimnya tenaga tebang tebu laki-laki pada 2013. Dari situlah kemudian Agus, menciptakan alat penebang tebu dengan menggunakan mesin.
“Alat ini menghabiskan biaya Rp 41.950.000. Sebagian onderdilnya, saya juga memreteli mobil saya. Satu alat ini, setara dengan 40 – 50 orang tenaga borongan penebang tebu, untuk menebang satu hectare tebu. Dengan alat ini, maka bisa untuk mengantisipasi kejadian 2013 yang kesulitan mencari tenaga tebang tebu,” terang Agus.
Mendapat penjelasan itu, DI terus-terusan memberikan apresiasi. Bahkan dia meminta supaya mesin itu bisa diproduksi massal untuk semua pabrik gula. Untuk mesin, diminta kerjasama dengan BUMN lain yang memproduksi mesin. “Ini akan saya kenang terus. Bagus sekali. Ini harus diproduksi massal. Semua pabrik gula harus menggunakan alat ini. Namun saya minta untuk lebih disempurnakan dulu. Seperti rodanya bisa disesuaikan ketika digunakan saat musim hujan. Bahan bakarnya kalau bisa dirubah dari bensin menjadi LPG,” papar DI.
Mantan wartawan ini menambahkan, bahwa untuk melakukan modernisasi pertanian, memang harus diciptakan peralatan. Karena mencari orang tebang tebu atau panen padi sekarang ini sangat sulit. Namun dengan adanya alat Azhensho itu, perusahaan gula tidak akan lagi mengeluhkan kesulitan mencari tenaga tebang tebu.
“Memang sebelumnya sudah ada mesin tebang tebu impor dari luar negeri. Tetapi mesinnya sangat besar seperti truk, dan cocoknya untuk tebang tebu yang beribu-ribu hectare. Sementara tebu kita kan milik petani yang hanya beberapa hektare, nah mesin buatan pak Agus, sangat cocok untuk petani-petani kecil. Apalagi di mesin Azhensho itu, juga sudah dilengkapi alat untuk mengantisipasi tebu yang roboh karena terkena angin,” bebernya.(agp)