26 C
Medan
Friday, May 31, 2024

Kembangkan UMKM Syariah, BI Gali Potensi Produk Halal

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bank Indonesia (BI) terus mengembangkan potensi produk-produk halal di Sumatera Utara (Sumut). Dengan luas dan jumlah penduduk, banyak potensi yang dimiliki Sumut untuk menghasilkan produk halal unggulan. Apalagi, ekonomi syariah sangat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.

“Kita mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi syariah baru di Sumut. Kita tidak terfokus di pesantren, kita terus kembangkan pelaku-pelaku usaha syariah, UMKM syariah kita lakukan,” sebut Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumatera Utara (KPw Sumut) Wiwiek Sisto Widayat kepada wartawan di Medan, Selasa (30/9).

Wiwiek menjelaskan di Sumut ini, ada beberapa produk-produk halal unggulan, yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi seperti makanan, minuman, fashion hingga pertanian. Potensi produk halal tersebut, BI pun melakukan pembinaan untuk meningkatkan produktifitas.

“Di Sumut ada beberapa hal, bisa unggulan pertama makanan dan minuman. Konsumsi hal besar, untuk kontribusi Produk Regional Domestik Bruto (PDRB) kita. Artinya, kita pisahkan yang mana syariah dan mana konvensional akan berkontri besar kepada ekonomi kita,” jelas Wiwiek.

Menurut Wiwiek fashion pada industri pengolahan halal sesuai dengan syariah juga menjadi sorotan BI untuk dikembangkan. Karena, melihat pengguna fashion muslim dan muslimah di Sumut banyak.

“Fashion itu banyak, seorang wanita atau ibu-ibu dari atas sampai bawa berapa itu item dipakai itu. Sudah berapa yang syar’i. Memang susah beli jilbab harus syar’i, beli bedak harus syar’i dan komestik harus syar’i. Mungkin agak sedikit mahal dari produk-produk non halal,” tutur Wiwiek.

Untuk produk halal, BI juga menjalani kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan sertifikasi halal kepada pelaku usaha disetiap produk halal tersebut. Dengan itu, sudah ada legalitas produk halal tersebut.

“Halal Food, halal produk. Ekonomi ini, perlu proses dan perlu biaya tambahan. Kita kembangkan sisi pertanian, produksi beras organik bersertifikasi halal. Kita selama bulan lalu, kapasitas kepada industri-industri agar kita mendapatkan sertifikat halal. Begitu juga, di pertanian harus kita dapatkan,” jelas Wiwiek.

Pengembangan juga dilakukan BI disektor pariwisata. Wiwiek mengatakan Halal Tourism sangat berpotensi untuk dijadikan pertumbuhan ekonomi di Sumut.”Halal Tourism, halal wisata sangat potensi ini bisa kita kembangkan. Kita juga mengembangkan investasi halal dan ekspor halal,” tandasnya. (gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bank Indonesia (BI) terus mengembangkan potensi produk-produk halal di Sumatera Utara (Sumut). Dengan luas dan jumlah penduduk, banyak potensi yang dimiliki Sumut untuk menghasilkan produk halal unggulan. Apalagi, ekonomi syariah sangat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.

“Kita mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi syariah baru di Sumut. Kita tidak terfokus di pesantren, kita terus kembangkan pelaku-pelaku usaha syariah, UMKM syariah kita lakukan,” sebut Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumatera Utara (KPw Sumut) Wiwiek Sisto Widayat kepada wartawan di Medan, Selasa (30/9).

Wiwiek menjelaskan di Sumut ini, ada beberapa produk-produk halal unggulan, yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi seperti makanan, minuman, fashion hingga pertanian. Potensi produk halal tersebut, BI pun melakukan pembinaan untuk meningkatkan produktifitas.

“Di Sumut ada beberapa hal, bisa unggulan pertama makanan dan minuman. Konsumsi hal besar, untuk kontribusi Produk Regional Domestik Bruto (PDRB) kita. Artinya, kita pisahkan yang mana syariah dan mana konvensional akan berkontri besar kepada ekonomi kita,” jelas Wiwiek.

Menurut Wiwiek fashion pada industri pengolahan halal sesuai dengan syariah juga menjadi sorotan BI untuk dikembangkan. Karena, melihat pengguna fashion muslim dan muslimah di Sumut banyak.

“Fashion itu banyak, seorang wanita atau ibu-ibu dari atas sampai bawa berapa itu item dipakai itu. Sudah berapa yang syar’i. Memang susah beli jilbab harus syar’i, beli bedak harus syar’i dan komestik harus syar’i. Mungkin agak sedikit mahal dari produk-produk non halal,” tutur Wiwiek.

Untuk produk halal, BI juga menjalani kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan sertifikasi halal kepada pelaku usaha disetiap produk halal tersebut. Dengan itu, sudah ada legalitas produk halal tersebut.

“Halal Food, halal produk. Ekonomi ini, perlu proses dan perlu biaya tambahan. Kita kembangkan sisi pertanian, produksi beras organik bersertifikasi halal. Kita selama bulan lalu, kapasitas kepada industri-industri agar kita mendapatkan sertifikat halal. Begitu juga, di pertanian harus kita dapatkan,” jelas Wiwiek.

Pengembangan juga dilakukan BI disektor pariwisata. Wiwiek mengatakan Halal Tourism sangat berpotensi untuk dijadikan pertumbuhan ekonomi di Sumut.”Halal Tourism, halal wisata sangat potensi ini bisa kita kembangkan. Kita juga mengembangkan investasi halal dan ekspor halal,” tandasnya. (gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/