MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ajang bergengsi bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) se-Sumatera, Malaysia dan Singapura, Al Ahmadi Award tahun 2016, masih terus bergulir. Kini, ajang yang digagas Batam Pos Entrepreneur School (BPES) yang bekerja sama dengan Sumut Pos Grup dan Riau Pos Grup tengah memasuki babak penyisihan.
Untuk itu, diharapkan wakil dari Sumatera Utara (Sumut) yang ambil bagian dapat memborong beberapa piala dari ajang yang sudah berlangsung tahun kelima ini. Pasalnya, dalam tahun keempat atau 2015 lalu, peserta dari Sumut memboyong 4 trophy dari 8 kategori yang diperebutkan.
Keempat pemenang dari Sumut tersebut di antaranya, 3 orang untuk kategori UKM (Medan, Batubara dan Padang Sidempuan dengan bidang bisnis talenta inovatif, jasa dan industri serta agribisnis. Kemudian 1 lagi, pelaku usaha bidang jasa dari Universitas Negeri Medan.
Salah seorang juri Al Ahmadi Award 2016, Aditya ST mengungkapkan, peserta dari Sumut memiliki potensi besar untuk menang. Oleh karena itu, dia optimis wakil dari Sumut akan mendominasi lagi.”Sejauh ini peserta untuk Medan yang lolos ada 6 dari 12 orang yang mendaftar. Keenam peserta yang lolos ini merupakan kategori young start up business (pebisnis muda). Sedangkan kategori UKM, sepertinya tidak ada yang melaju ke tahap selanjutnya. Padahal, pada ajang tahun lalu pemenang dari Sumut didominasi dari kategori UKM ini. Namun demikian, diyakini peserta dari Sumut kategori young start up business dapat meraih beberapa juara 1,” ungkap Aditya yang merupakan juri untuk wilayah Medan.
Dia menyebutkan, keenam wakil dari Sumut ini memiliki kekuatan masing-masing konsep bisnis yang ditawarkan. Beberapa di antaranya, seperti peserta pertama, Omajang dengan produk agribisnis yang menawarkan ikan teri, terasi, dan kerupuk khas Tanjung Balai. Keunggulan Omajang kuat di sisi produksi sampai pemasaran. Sebab, selain ada di Sumut, mereka juga terdapat di luar provinsi yakni di daerah Pulau Jawa.
Peserta kedua merupakan kakak beradik, yang menawarkan bisnis empek-empek. Sang kakak jago dalam memasak, sedangkan adiknya unggul dalam memasarkan produk secara online. Produk kuliner yang ditawarkan dua bersaudara ini harganya cukup terjangkau dan rasanya enak.
Selanjutnya, peserta ketiga dengan usaha keripik pisang sale. Lalu, keempat bidang bisnis tour and travel, yang merupakan anak muda hobi jalan-jalan. Dia berprinsip melalui hobinya harus dapat menghasilkan. Karena itu, dia membuka usaha jasa tersebut.
Berikutnya, peserta kelima yang merupakan kumpulan anak muda berjumlah 5 orang dengan hobi fotograpi. Mereka ini membuka usaha jasa bidang foto dalam berbagai acara, seperti wedding, peresmian dan sebagainya, dengan biaya yang dapat disesuaikan oleh konsumen atau alias tidak mahal.
“Menurut saya, masing-masing dari mereka cukup kuat potensi bisnisnya. Namun, jika disuruh memilih maka akan dipilih peserta yang bergerak di bidang agribisnis dengan produk ikan teri, terasi dan kerupuk khas Tanjung Balai. Sebab, produk mereka menggali potensi lokal yang mewakili daerahnya sendiri. Selain itu, peserta dengan produk kuliner yakni empek-empek,” ujar Aditya yang juga pemenang Al Ahmadi Award tahun 2015.
Diutarakannya, peluang usaha dari masing-masing peserta Medan sangat bagus ke depannya. Namun, kembali lagi kepada individunya. “Kalau hanya sekedar mengikuti ajang ini saja dan mencari keuntungan sesaat, tentunya sangat disayangkan. Tetapi, bila didalami dengan sungguh-sungguh dan diperluas lagi, maka usaha mereka akan berkembang menjadi besar,” cetusnya.
Sementara, juri lainnya Rudi Hilwa menuturkan, untuk daerah Batubara ada 3 peserta yang lolos dari sekitar 12 yang mendaftar. Peserta pertama, merupakan kategori UKM dengan usaha agribisnis di bidang kelapa sawit. Jadi, mereka mengolahnya menjadi minyak, obat, dan sabun. Selain itu, sabutnya dan juga lidi.”Minyak, obat, dan sabun sudah dipasarkan tetapi hanya di lingkup lokal. Namun, untuk lidi dan sabut kelapa sudah diekspor keluar negeri, seperti Pakistan dan New Zealand. Peserta ini merupakan kategori UKM yang satu-satunya lolos dari 6 peserta asal Batubara yang mendaftar,” ungkap Rudi.
Ia melanjutkan, untuk dua peserta lagi merupakan kategori pebisnis muda, yaitu kerajinan dari kerang dan kuliner. Untuk kerajinan dari kerang, di mana peserta mengolah kulit kerang secara kreatif hingga menjadi pernak-pernik untuk suvenir. Misalnya, pot bunga, tempat tisu, tempat kue, asbak, dan banyak lagi. Sedangkan peserta ketiga yakni bidang kuliner, yang membuat abon dari ikan lele, dan kue brownies berbagai rasa.
“Kami berharap wakil dari Batubara dapat meraih juara pada ajang ini. Karena, dari peserta memiliki potensi dan keunggulan masing-masing yang dapat ditonjolkan,” tukas Rudi.
Sebelumnya, Al Ahmadi Award yang ke-5 ini resmi diluncurkan oleh Direktur Ekskutif BPES, Lisya Anggraini di Gedung Graha Pena, awal September lalu, (8/9). Kata Lisya, Al Ahmadi Award ini digelar sebagai salah satu realisasi untuk memberikan apresiasi kepada para pelaku UKM dan pebisnis muda secara berkelanjutan. Selain itu, mencari bibit-bibit pelaku KM yang didorong menjadi inspirator. Sebab, nantinya, para pelaku UKM dan pebisnis muda se-Sumatera bertemu dengan pelaku UKM Malaysia dan Singapura.
“Ajang ini bertujuan mencari pasar, relasi dan bisnis baru. Sebab, di tengah masuknya era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pasar bisnis tidak lagi lingkup nasional. Akan tetapi, mencakup Asean dan internasional atau dunia. Oleh karena itu, banyak peluang bisnis yang berkembang di negara lain. Untuk itu, melalui ajang ini diharapkan bisa memanfaatkan peluang tersebut,” ujar Lisya.
Diutarakannya, untuk menjadi peserta, ada dua kategori yakni kategori UKM dan kategori young start up business . Untuk kategori UKM, syaratnya para UKM yang sudah menjalankan usaha minimum 2 tahun. Sedangkan ketegori pebisnis muda, yaitu mahasiswa dan anak muda berusia 18-25 tahun se-Sumatera yang sudah menjalankan usahanya minimun 1 tahun.
“Informasi pendaftaran lomba ini dapat diakses melalui Facebook Al Ahmadi Award 2016. Untuk hadiah yang diberikan mendapatkan trophy Al Ahmadi bagi juara pertama. Kemudian, bagi nominator terbaik berkesempatan mengikuti temu bisnis ke luar negeri (Singapura- Malaysia-Thailand) dan eksibisi dengan pelaku bisnis se-Sumatera,” ungkapnya.
Lisya menyebutkan, dalam penilaian kompetisi ini dimulai dari verifikasi berkas administrasi rencana bisnis peserta. Selanjutnya, verifikasi faktual. Di mana, tahap penilaian kedua ini melakukan kroscek ke lapangan tentang bisnis yang dijalankan peserta.”Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pada tahap verifikasi faktual banyak peserta yang tidak lolos. Sebab, apa yang disampaikan pada verifikasi berkas administrasi, tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Artinya, konsep bisnis mereka bagus tetapi kenyatannya hancur. Namun ada juga sebaliknya, konsep biasa saja tetapi faktnya luar biasa,” papar Lisya.
Dia melanjutkan, bagi peserta yang lolos dua tahapan tersebut berhak mengikuti proses final. Para finalis akan berangkat ke Batam. “Puncak ajang ini pada akhir November 2016 mendatang. Di mana, para peserta yang berhasil lolos ke babak final akan diberangkatkan ke Batam untuk menghadiri seminar entrepreneurship bertajuk ‘Strategi Keluar dari Krisis dan Peluang Bisnis 2017’. Dalam seminar itu, menghadirkan Menteri Kelautan Susi Puji Astuti, Ketua Himpunan Pengusaha Indonesia Pusat Bahlil Ladaha, Ketua Kadin Nasional Malaysia, Singapore Malay Chamber of Commmerce and Industry. Turut hadir 500 orang pelaku usaha se-Sumatera, Malaysia dan Singapura, mahasiswa, guru atau pengajar serta instansi pemerintah,” sebutnya. (ris/ila)