BELAWAN- Musim penghujan yang terus berkepanjangan di Sumatera Utara menyebabkan produksi ikan teri di Belawan menurun. Dampaknya, selain harga komoditas olahan hasil laut tersebut mengalami kenaikan sekitar 15 persen dari harga sebelumnya, permintaan konsumen pun tidak terpenuhi akibat produksi terganggu, Rabu (28/11) kemarin.
Anto (38), salah seorang pengusaha ikan teri olahan di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB) mengatakan, hujan berkepanjangan hingga sekarang ini membuat produski ikan teri terganggu. Ini mengakibatkan hasil produksi teri pengusahan pada umumnya hanya mengandalkan panas matahari sebagai alat pengeringan menjadi terhambat.
“Proses pengeringan saat ini terus terhambat, karena hujan terus menerus terjadi akibatnya proses pengeringan yang biasanya kalau musim panas hanya memakan waktu paling lama dua hari, tapi sekarang lebih bahkan sampai empat hari baru ikan teri yang dijemur kering,” katanya.
Lamanya proses pengeringan dipicu oleh kondisi cuaca membuat kualitas ikan teri olahan kurang maksimal. Selain itu, musim penghujan yang terjadi belakangan ini juga berdampak terhadap hasil produksi pengeringan salah satu komoditas hasil laut ini.
“Kalau soal kualitas kurang bagus, pelanggan terkadang bisa memahami. Cuma yang menjadi kendala justru pesanan pelanggan yang tinggi tidak dapat terpenuhi. Ini dikarenakan pasokan ikan teri basah hasil tangkap nelayan turun akibat di laut terjadi musim ombak,” ungkap dia.
Disebutkannya, dalam per hari biasa dirinya mendapat pasokan bahan produksi ikan teri basah dari nelayan sebanyak 200 kilogram, namun belakangan ini pasokan ikan teri hasil tangkapan nelayan hanya diperolehnya 75 kg hingga 100 kg pada setiap harinya.(mag-17)