29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Sumut Pengekspor Sarang Burung Walet Terbesar se-Indonesia

Biro Hu1mas & Keprotokolan Setdaprovsu / Fahmi Aulia
PECAHKAN KENDI:Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah didampingi Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia Ali Jamil Harahap, dan OPD terkait dan para eksportir asal Sumatera Utara memecahkan kendi pertanda pelepasan Ekspor Komoditi Pertanian Sumatera Utara di Terminal Kargo Angkasapura II Bandara Kualanamu Deliserdang Sumatera Utara, Jumat (01/03).

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah melepas 1 ton Sarang Burung Walet (SBW) senilai Rp41,4 miliar untuk diekspor ke Tiongkok, Jumat (1/3).

Khusus ekspor SBW yang langsung ke Tiongkok, saat ini Provinsi Sumatera Utara menduduki peringkat pertama dari 6 pintu pengeluaran. Catatan Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Barantan) di tahun 2018, volume ekspor SBW yang langsung ke Tiongkok melalui Bandara Kualanamu Medan mencapai 20,86 ton, Soekarno Hatta sebanyak 15,96 ton, Surabaya sebanyak 14,87 ton, Semarang sebanyak 14,79 ton dan Bandara Pontianak sebanyak 18 Kg.

“Dahulu Sumut terkenal dengan ekspor Crude Palm Oil (CPO) terbesar di Indonesia, hari ini kita pun berbangga karena satu per satu komoditi pertanian mulai diakui kualitasnya, ini luar biasa dan harus kita dukung bersama,” ujar Wagub Musa Rajekshah.

Menurut Wagub, komoditi apapun yang diekspor nantinya akan berdampak kepada masyarakat kita pelaku pertanian dan peternakan. Semakin banyak yang dihasilkan, maka akan semakin banyak juga yang di ekspor dan harga pun akan berpengaruh hingga tingkat bawah.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil menjelaskan, bahwa Sumut memasok 31 persen ekspor SBW nasional, terdapat dua perusahaan dengan volume pengiriman tahun 2017 sebanyak 13,7 ton dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 20,86 ton. Pada tahun 2019 ini diharapkan ekspor SBW ke Tiongkok dari Medan semakin meningkat dengan penambahan 1 pabrik pengolahan SBW yang telah teregistrasi ke Tiongkok.

“Kami menargetkan di tahun 2019 dapat meningkat hingga 100 persen dengan penambahan satu rumah walet dan rumah produksi yang telah di registrasi oleh Tiongkok,” ujar Ali.

Tidak hanya SBW, Kepala Balai Karantina Medan, Hafni Zahara menyampaikan data komoditas pertanian lain yang dilepas kali ini yaitu sarang bubuk daun mengkudu 3 ton senilai Rp 420 Juta, lilium 5.156 Kg senilai Rp 7,7 M dan bunga potong Dracena 393.000 batang senilai Rp 1,3 M.

Hafni menambahkan, bahwa komoditas unggulan ekspor Karantina Medan untuk karantina hewan adalah sarang burung walet, pada tahun 2018 ekspor SBW melalui Bandara Kualanamu mencapai 265,231 ton senilai tidak kurang dari Rp 4,183 triliun. Sementara untuk Karantina Tumbuhan adalah bibit lilium sebanyak 13.895 kg dengan nilai Rp 215 miliar.

Dalam acara pelepasan ekspor SBW tersebut, turut hadir Muchrid Nasution (Anggota DPRD Sumut), Bintang Hidayat (Kepala Otoritas Bandara International Kualanamu Deliserdang), Azhar Harahap (Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut) dan Dahler Lubis (Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumut). (prn/han)

Biro Hu1mas & Keprotokolan Setdaprovsu / Fahmi Aulia
PECAHKAN KENDI:Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah didampingi Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia Ali Jamil Harahap, dan OPD terkait dan para eksportir asal Sumatera Utara memecahkan kendi pertanda pelepasan Ekspor Komoditi Pertanian Sumatera Utara di Terminal Kargo Angkasapura II Bandara Kualanamu Deliserdang Sumatera Utara, Jumat (01/03).

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah melepas 1 ton Sarang Burung Walet (SBW) senilai Rp41,4 miliar untuk diekspor ke Tiongkok, Jumat (1/3).

Khusus ekspor SBW yang langsung ke Tiongkok, saat ini Provinsi Sumatera Utara menduduki peringkat pertama dari 6 pintu pengeluaran. Catatan Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Barantan) di tahun 2018, volume ekspor SBW yang langsung ke Tiongkok melalui Bandara Kualanamu Medan mencapai 20,86 ton, Soekarno Hatta sebanyak 15,96 ton, Surabaya sebanyak 14,87 ton, Semarang sebanyak 14,79 ton dan Bandara Pontianak sebanyak 18 Kg.

“Dahulu Sumut terkenal dengan ekspor Crude Palm Oil (CPO) terbesar di Indonesia, hari ini kita pun berbangga karena satu per satu komoditi pertanian mulai diakui kualitasnya, ini luar biasa dan harus kita dukung bersama,” ujar Wagub Musa Rajekshah.

Menurut Wagub, komoditi apapun yang diekspor nantinya akan berdampak kepada masyarakat kita pelaku pertanian dan peternakan. Semakin banyak yang dihasilkan, maka akan semakin banyak juga yang di ekspor dan harga pun akan berpengaruh hingga tingkat bawah.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil menjelaskan, bahwa Sumut memasok 31 persen ekspor SBW nasional, terdapat dua perusahaan dengan volume pengiriman tahun 2017 sebanyak 13,7 ton dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 20,86 ton. Pada tahun 2019 ini diharapkan ekspor SBW ke Tiongkok dari Medan semakin meningkat dengan penambahan 1 pabrik pengolahan SBW yang telah teregistrasi ke Tiongkok.

“Kami menargetkan di tahun 2019 dapat meningkat hingga 100 persen dengan penambahan satu rumah walet dan rumah produksi yang telah di registrasi oleh Tiongkok,” ujar Ali.

Tidak hanya SBW, Kepala Balai Karantina Medan, Hafni Zahara menyampaikan data komoditas pertanian lain yang dilepas kali ini yaitu sarang bubuk daun mengkudu 3 ton senilai Rp 420 Juta, lilium 5.156 Kg senilai Rp 7,7 M dan bunga potong Dracena 393.000 batang senilai Rp 1,3 M.

Hafni menambahkan, bahwa komoditas unggulan ekspor Karantina Medan untuk karantina hewan adalah sarang burung walet, pada tahun 2018 ekspor SBW melalui Bandara Kualanamu mencapai 265,231 ton senilai tidak kurang dari Rp 4,183 triliun. Sementara untuk Karantina Tumbuhan adalah bibit lilium sebanyak 13.895 kg dengan nilai Rp 215 miliar.

Dalam acara pelepasan ekspor SBW tersebut, turut hadir Muchrid Nasution (Anggota DPRD Sumut), Bintang Hidayat (Kepala Otoritas Bandara International Kualanamu Deliserdang), Azhar Harahap (Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut) dan Dahler Lubis (Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumut). (prn/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/