26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sumut Inflasi 6,12 Persen, Lebih Tinggi dari Nasional

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Pusat Statistik Sumatera Utara sudah merilis data tahunan dan bulanan kemarin (2/1/2023) melalui virtual. Dari data yang disampaikan oleh Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin, Inflasi pada bulan Desember 2022 di Sumatera Utara mencapai 1,5% secara bulanan atau month to month. Sementara secara tahunan atau year on year mencapai 6,12%.  inflasi year on year (yoy) gabungan lima kota di Sumut.

Kelima kota tersebut yakni Sibolga, Pematangsiantar, Medan, Padangsidimpuan dan Gunungsitoli sebesar 6,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,77.

“Dari lima kota IHK di Sumut, inflasi yoy tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 6,43 persen dengan IHK sebesar 115,10 dan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 5,74 persen dengan IHK sebesar 114,65,” kata Nurul.

Sedangkan Medan inflasi sebesar 6,10 persen, Padangsidempuan 6,40 persen dan Pematangsiantar 6,16 persen. Sedangkan inflasi secara nasional sebesar 5,51 persen.

Disebutkannya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya seluruh indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,35 persen.

Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 4,66 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,49. Pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 5,29 persen.

Demikian juga pada kelompok kesehatan sebesar 1,91 persen; kelompok transportasi sebesar 18,73 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen.

Selain itu pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 8,05 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,56 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,09 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,12 persen.

Nurul Hasanudin menjelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Desember 2022, antara lain bensin, angkutan udara, beras, rokok kretek filter, angkutan dalam kota, ikan dencis, dan tomat.

Tingkat inflasi month to month (mtm) Desember 2022 sebesar 1,50 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) Desember 2022 sebesar 6,12 persen dengan komoditas penyumbang inflasi yakni tomat 0,17 persen, cabai merah 0, 12 persen, ikan dencis 0, 11 persen, daging ayam dan telur ayam 0,09 persen.

Menurut Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara Capaian inflasi Sumatera Utara yang tinggi tersebut jauh di atas realisasi capaian inflasi nasional yang sebesar 0,66%. “Saya sendiri pun sempat berkeyakinan kalau inflasi di Sumatera Utara itu berkisar 0.5% di bulan desember 2022 kemarin” kata Gunawan.

Menurut Gunawan, andil inflasi yang terbesar masih didatangkan dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Dimana andilnya 1.38%.

“Memang dari hasil pemantauan kita di lapangan selama desember, sejumlah harga kebutuhan makanan pokok seperti sayur sayuran, kebutuhan protein, minyak goreng hingga beberapa kebutuhan lainnya mengalami peningkatan harga yang tinggi” tambahnya.

Terlebih untuk jenis harga sayur sayuran yang lompatan harganya hingga mencapai 3 kali lipat dari harga normal. Sementara itu, untuk harga rokok sebelumnya sudah mengalami kenaikan dan menyumbang inflasi di wilayah Sumatera Utara. Tetapi lagi lagi harga rokok kembali memicu kenaikan inflasi di desember 2022 kemarin. Laju tekanan inflasi sebesar itu telah membuat capaian inflasi Sumatera Utara sebesar 6.12% selama tahun 2022. (mag-1/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Pusat Statistik Sumatera Utara sudah merilis data tahunan dan bulanan kemarin (2/1/2023) melalui virtual. Dari data yang disampaikan oleh Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin, Inflasi pada bulan Desember 2022 di Sumatera Utara mencapai 1,5% secara bulanan atau month to month. Sementara secara tahunan atau year on year mencapai 6,12%.  inflasi year on year (yoy) gabungan lima kota di Sumut.

Kelima kota tersebut yakni Sibolga, Pematangsiantar, Medan, Padangsidimpuan dan Gunungsitoli sebesar 6,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,77.

“Dari lima kota IHK di Sumut, inflasi yoy tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 6,43 persen dengan IHK sebesar 115,10 dan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 5,74 persen dengan IHK sebesar 114,65,” kata Nurul.

Sedangkan Medan inflasi sebesar 6,10 persen, Padangsidempuan 6,40 persen dan Pematangsiantar 6,16 persen. Sedangkan inflasi secara nasional sebesar 5,51 persen.

Disebutkannya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya seluruh indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,35 persen.

Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 4,66 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,49. Pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 5,29 persen.

Demikian juga pada kelompok kesehatan sebesar 1,91 persen; kelompok transportasi sebesar 18,73 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen.

Selain itu pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 8,05 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,56 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,09 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,12 persen.

Nurul Hasanudin menjelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Desember 2022, antara lain bensin, angkutan udara, beras, rokok kretek filter, angkutan dalam kota, ikan dencis, dan tomat.

Tingkat inflasi month to month (mtm) Desember 2022 sebesar 1,50 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) Desember 2022 sebesar 6,12 persen dengan komoditas penyumbang inflasi yakni tomat 0,17 persen, cabai merah 0, 12 persen, ikan dencis 0, 11 persen, daging ayam dan telur ayam 0,09 persen.

Menurut Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara Capaian inflasi Sumatera Utara yang tinggi tersebut jauh di atas realisasi capaian inflasi nasional yang sebesar 0,66%. “Saya sendiri pun sempat berkeyakinan kalau inflasi di Sumatera Utara itu berkisar 0.5% di bulan desember 2022 kemarin” kata Gunawan.

Menurut Gunawan, andil inflasi yang terbesar masih didatangkan dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Dimana andilnya 1.38%.

“Memang dari hasil pemantauan kita di lapangan selama desember, sejumlah harga kebutuhan makanan pokok seperti sayur sayuran, kebutuhan protein, minyak goreng hingga beberapa kebutuhan lainnya mengalami peningkatan harga yang tinggi” tambahnya.

Terlebih untuk jenis harga sayur sayuran yang lompatan harganya hingga mencapai 3 kali lipat dari harga normal. Sementara itu, untuk harga rokok sebelumnya sudah mengalami kenaikan dan menyumbang inflasi di wilayah Sumatera Utara. Tetapi lagi lagi harga rokok kembali memicu kenaikan inflasi di desember 2022 kemarin. Laju tekanan inflasi sebesar itu telah membuat capaian inflasi Sumatera Utara sebesar 6.12% selama tahun 2022. (mag-1/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/