25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Dua TV Swasta Mulai Ditinggal Pemirsa

potret media

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Profesor riset pada Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego mengkritisi dua stasiun televisi swasta nasional yang dinilai memonopoli ruang publik secara berlebihan.

“Satu televisi swasta yang bermarkas di Jakarta Barat menghabiskan jam tayangnya dengan menyuguhkan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden serta tim suksesnya,” kata Indria Samego, di Gedung Nusantara IV, komplek Parlemen Senayan Jakarta, Senin (2/6).

Televisi swasta lainnya yang bermarkas di Jakarta Timur, setiap hari, lanjut Samego, diisi dengan tayangan pasangan calon presiden dan wakil presiden serta tim suksesnya lainnya.

Bahkan menurut Samego, dua televisi itu sama sekali tidak merasa bersalah menayangkan gambar yang monoton, padahal tidak ada manfaatnya bagi masyarakat.

“Anehnya, penyelenggara pemilu bahkan institusi negara yang oleh konstitusi bertugas mengawasi tayangan televisi diam saja. Mereka terkesan saling lempar tanggung jawab,” tegas dia.

Karena itu, Indria Samego mengaku lebih sering meninggalkan tayangan dua televisi swasta itu dengan cara memindahkan channel televisinya ke asing. (fas/jpnn)

potret media

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Profesor riset pada Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego mengkritisi dua stasiun televisi swasta nasional yang dinilai memonopoli ruang publik secara berlebihan.

“Satu televisi swasta yang bermarkas di Jakarta Barat menghabiskan jam tayangnya dengan menyuguhkan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden serta tim suksesnya,” kata Indria Samego, di Gedung Nusantara IV, komplek Parlemen Senayan Jakarta, Senin (2/6).

Televisi swasta lainnya yang bermarkas di Jakarta Timur, setiap hari, lanjut Samego, diisi dengan tayangan pasangan calon presiden dan wakil presiden serta tim suksesnya lainnya.

Bahkan menurut Samego, dua televisi itu sama sekali tidak merasa bersalah menayangkan gambar yang monoton, padahal tidak ada manfaatnya bagi masyarakat.

“Anehnya, penyelenggara pemilu bahkan institusi negara yang oleh konstitusi bertugas mengawasi tayangan televisi diam saja. Mereka terkesan saling lempar tanggung jawab,” tegas dia.

Karena itu, Indria Samego mengaku lebih sering meninggalkan tayangan dua televisi swasta itu dengan cara memindahkan channel televisinya ke asing. (fas/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/