25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Emas Belum Menjanjikan

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS--Seorang pemilik usaha menunjukan batangan emas di salah satu toko emas di pasar Pringgan Medan, Jumat (14/14)
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS–Seorang pemilik usaha menunjukan batangan emas di salah satu toko emas di pasar Pringgan Medan, Jumat (14/14)

MEDAN, SUMUTPOS.CO  – Memasuki tahun 2017, diharapkan dapat memberikan asa baru pada iklim investasi khususnya di Sumatera Utara (Sumut) dan salah satunya investasi emas. Namun, kondisi iklim investasi emas pada tahun ini diprediksi belum menjanjikan.

Menurut ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, harga emas masih terpuruk sementara rupiah mulai menguat terhadap mata uang US Dolar. Kombinasi keduanya menekan kinerja harga logam mulia yang saat ini berkutat di angka Rp500 ribuan per gramnya.

“Harga emas kita saat ini sudah terkoreksi sekitar Rp18 ribu per gram dibandingkan posisi satu hingga dua minggu kemarin. Ditambah lagi, pelemahan harga emas dunia,” ujarnya, kemarin.

Diutarakan Gunawan, ada peluang di mana harga emas sangat berpotensi mengalami koreksi seiring dengan kemungkinan bahwa The FED (bank sentral Amerika Serikat) akan menaikkan suku bunga acuannya. Secara keseluruhan emas masih kalah menarik dibandingkan dengan US Dolar.

Walau demikian, memang bukan seterusnya harga emas akan terpuruk dalam jangka panjang. Tetap dalam momen tertentu harga emas memiliki peluang untuk kembali mengalami kenaikan (rebound). Namun, jika Donal Trump, presiden AS terpilih benar-benar merealisasikan semua janji kampanyenya maka harga emas berpeluang turun dalam jangka panjang.

“Meskipun pelaku pasar juga tidak begitu yakin 100 persen semua janji kampanye Trump direalisasikan, namun secara keseluruhan emas tetap memiliki peluang untuk membentuk tren turun. Akan tetapi, kenaikan harga emas tetap berpeluang terjadi meski dalam volatilitas jangka pendek semata. Hal inilah yang menjadi sinyalemen kuat di mana emas belum menarik diinvestasikan dalam jangka panjang,” sebut Gunawan.

Untuk itu, kata pengamat ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut ini, masyarakat sebaiknya bijak jika ingin berinvestasi di emas. Sebab, banyak kemungkinan harga emas masih sangat berpeluang turun atau mungkin stagnan dalam angka tertentu untuk waktu yang cukup lama.

“Masyarakat sebaiknya mencari instrumen investasi lain terlebih dahulu yang lebih menjanjikan. Pasalnya, sejumlah proyeksi terhadap logam mulia hingga kini masih memandang emas sebagai instrumen yang kurang menjanjikan di tahun 2017,” cetus Gunawan.

Dia menambahkan, terkecuali nantinya ada kejutan terkait kebijakan atau permintaan tertentu yang bisa merubah ekspektasi emas. Namun, sejauh ini ekspektasi terkait logam mulia tersebut masih minim sekali, khususnya ekspektasi terkait dengan pemulihan harga emas itu sendiri. (ris/ram)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS--Seorang pemilik usaha menunjukan batangan emas di salah satu toko emas di pasar Pringgan Medan, Jumat (14/14)
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS–Seorang pemilik usaha menunjukan batangan emas di salah satu toko emas di pasar Pringgan Medan, Jumat (14/14)

MEDAN, SUMUTPOS.CO  – Memasuki tahun 2017, diharapkan dapat memberikan asa baru pada iklim investasi khususnya di Sumatera Utara (Sumut) dan salah satunya investasi emas. Namun, kondisi iklim investasi emas pada tahun ini diprediksi belum menjanjikan.

Menurut ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, harga emas masih terpuruk sementara rupiah mulai menguat terhadap mata uang US Dolar. Kombinasi keduanya menekan kinerja harga logam mulia yang saat ini berkutat di angka Rp500 ribuan per gramnya.

“Harga emas kita saat ini sudah terkoreksi sekitar Rp18 ribu per gram dibandingkan posisi satu hingga dua minggu kemarin. Ditambah lagi, pelemahan harga emas dunia,” ujarnya, kemarin.

Diutarakan Gunawan, ada peluang di mana harga emas sangat berpotensi mengalami koreksi seiring dengan kemungkinan bahwa The FED (bank sentral Amerika Serikat) akan menaikkan suku bunga acuannya. Secara keseluruhan emas masih kalah menarik dibandingkan dengan US Dolar.

Walau demikian, memang bukan seterusnya harga emas akan terpuruk dalam jangka panjang. Tetap dalam momen tertentu harga emas memiliki peluang untuk kembali mengalami kenaikan (rebound). Namun, jika Donal Trump, presiden AS terpilih benar-benar merealisasikan semua janji kampanyenya maka harga emas berpeluang turun dalam jangka panjang.

“Meskipun pelaku pasar juga tidak begitu yakin 100 persen semua janji kampanye Trump direalisasikan, namun secara keseluruhan emas tetap memiliki peluang untuk membentuk tren turun. Akan tetapi, kenaikan harga emas tetap berpeluang terjadi meski dalam volatilitas jangka pendek semata. Hal inilah yang menjadi sinyalemen kuat di mana emas belum menarik diinvestasikan dalam jangka panjang,” sebut Gunawan.

Untuk itu, kata pengamat ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut ini, masyarakat sebaiknya bijak jika ingin berinvestasi di emas. Sebab, banyak kemungkinan harga emas masih sangat berpeluang turun atau mungkin stagnan dalam angka tertentu untuk waktu yang cukup lama.

“Masyarakat sebaiknya mencari instrumen investasi lain terlebih dahulu yang lebih menjanjikan. Pasalnya, sejumlah proyeksi terhadap logam mulia hingga kini masih memandang emas sebagai instrumen yang kurang menjanjikan di tahun 2017,” cetus Gunawan.

Dia menambahkan, terkecuali nantinya ada kejutan terkait kebijakan atau permintaan tertentu yang bisa merubah ekspektasi emas. Namun, sejauh ini ekspektasi terkait logam mulia tersebut masih minim sekali, khususnya ekspektasi terkait dengan pemulihan harga emas itu sendiri. (ris/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/