29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Harga Sayur Mayur Naik

MEDAN- Memasuki bulan Maret, harga sayuran di pasar tradisional Medan melambung. Seorang pedagang sekaligus agen sayur-sayuran asal Karo di pusat pasar Kota Medan, Sitepu, Minggu  (3/3) mengatakan sepekan terakhir, harga sayur-sayuran dan kebutuhan dapur seperti cabai, bawang, tomat terus naik.

PEDAGANG SAYUR: Sejumlah pedagang sayur mayur menjajakan dagangannya  pusat pasar Kota Medan, beberapa waktu lalu. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PEDAGANG SAYUR: Sejumlah pedagang sayur mayur menjajakan dagangannya di pusat pasar Kota Medan, beberapa waktu lalu. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

“Semua harga serba naik, sebenarnya Januari juga sudah terasa, tapi udah 3 hari ini di bulan Maret harga meningkat lagi,” ujarnya.

Lanjutnya, kenaikan harga ini sama sekali tidak ada pengaruhnya dengan Pilgubsu yang akan berlangsung di Sumut. Namun hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan konsumen akan beberapa kebutuhan pokok tersebut.

“Sama sekali nggak ada kaitannya sama Pemilu. Untuk awal bulan, harga semakin naik, inikan bulan muda jadi orang belanjapun meningkat. Permintaan meningkat tapi stok terbatas, makanya harga naik,” ujarnya.

Tambahnya, keterbatasan akan komoditas sayur-sayuran tersebut juga disebabkan oleh pengaruh cuaca. “Keterbatasan barang ini juga dipengaruhi oleh alam, cuaca yang nggak menentu. Sekarang kan musim hujan, banyak yang gagal panen juga, apalagi kebutuhan lain juga naik harga.  Kami jugakan nggak bisa bertahan di harga itu,” katanya.

Beberapa sayur mayur yang mengalami kenaikan itu adalah kentang mencapai Rp5.000 per kilo, untuk eceran Rp7.000 per kilogram, sayur putih Rp2 ribu dari harga sebelumnya Rp1500 dan untuk eceran dijual Rp3.500. Kemudian harga tomat naik 100 persen dari harga sebelumnya Rp5 ribu per kilogram menjadi Rp10 ribu per kilogram.

Pantauan lainnya, cabai merah saat ini sudah mencapai Rp28 ribu per kilogram dari sebelumnya cuma Rp22 ribu, cabe rawit dari Rp28 ribu per kilogram jadi Rp30 ribu per kilogram, bawang merah Rp28 ribu per kilogram dari sebelumnya cuma Rp18 ribu per kilogram, apalagi bawang putih, dari Rp26 ribu per kilogram jadi Rp34 ribu per kilogram.

Akibat kenaikan ini, tambahnya ia mengalami kerugian karena para pedagang eceran mengurangi jumlah barang yang mereka belikan. “Jelas kami rugi, biasanya pedagang eceran itu ngambil sampai 3 goni tomat tapi ini hanya beli 1 goni, malah ada yang nggak berani jual tomat karena takut nggak laku dan busuk,” katanya.

Hal sama juga disampaikan oleh pedagang sayur di Pusat Pasar, Saragih. Dikatakannya, akibat kenaikan harga sayur-sayuran tersebut, pemasukannya berkurang drastis, namun untuk awal bulan ini, pelanggannya kembali normal.  “Sepi kali sepekan terakhir ini, tapi awal bulan ini pelanggan kembali normal, mungkin karena awal bulan,” katanya.

Diharapkannya, kenaikan serta kelangkahan barang ini dapat dengan cepat ditangani oleh pemerintah.

“Yah harapannya kepada pemeritah agar cepat dan sigap mengatasi kenaikan dan kelangkahan sayur mayur ini . Petani lokal itu harus didorong agar terus meningkatkan kualitas produknya.  Jadi nggak ada gagal panen, nggak ada keterbatasan barang, juga untuk barang yang diimpor ke Jawa, dibatasi sehingga kebutuhan lokal dapat terpenuhi,” katanya.(mag-13)

MEDAN- Memasuki bulan Maret, harga sayuran di pasar tradisional Medan melambung. Seorang pedagang sekaligus agen sayur-sayuran asal Karo di pusat pasar Kota Medan, Sitepu, Minggu  (3/3) mengatakan sepekan terakhir, harga sayur-sayuran dan kebutuhan dapur seperti cabai, bawang, tomat terus naik.

PEDAGANG SAYUR: Sejumlah pedagang sayur mayur menjajakan dagangannya  pusat pasar Kota Medan, beberapa waktu lalu. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PEDAGANG SAYUR: Sejumlah pedagang sayur mayur menjajakan dagangannya di pusat pasar Kota Medan, beberapa waktu lalu. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

“Semua harga serba naik, sebenarnya Januari juga sudah terasa, tapi udah 3 hari ini di bulan Maret harga meningkat lagi,” ujarnya.

Lanjutnya, kenaikan harga ini sama sekali tidak ada pengaruhnya dengan Pilgubsu yang akan berlangsung di Sumut. Namun hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan konsumen akan beberapa kebutuhan pokok tersebut.

“Sama sekali nggak ada kaitannya sama Pemilu. Untuk awal bulan, harga semakin naik, inikan bulan muda jadi orang belanjapun meningkat. Permintaan meningkat tapi stok terbatas, makanya harga naik,” ujarnya.

Tambahnya, keterbatasan akan komoditas sayur-sayuran tersebut juga disebabkan oleh pengaruh cuaca. “Keterbatasan barang ini juga dipengaruhi oleh alam, cuaca yang nggak menentu. Sekarang kan musim hujan, banyak yang gagal panen juga, apalagi kebutuhan lain juga naik harga.  Kami jugakan nggak bisa bertahan di harga itu,” katanya.

Beberapa sayur mayur yang mengalami kenaikan itu adalah kentang mencapai Rp5.000 per kilo, untuk eceran Rp7.000 per kilogram, sayur putih Rp2 ribu dari harga sebelumnya Rp1500 dan untuk eceran dijual Rp3.500. Kemudian harga tomat naik 100 persen dari harga sebelumnya Rp5 ribu per kilogram menjadi Rp10 ribu per kilogram.

Pantauan lainnya, cabai merah saat ini sudah mencapai Rp28 ribu per kilogram dari sebelumnya cuma Rp22 ribu, cabe rawit dari Rp28 ribu per kilogram jadi Rp30 ribu per kilogram, bawang merah Rp28 ribu per kilogram dari sebelumnya cuma Rp18 ribu per kilogram, apalagi bawang putih, dari Rp26 ribu per kilogram jadi Rp34 ribu per kilogram.

Akibat kenaikan ini, tambahnya ia mengalami kerugian karena para pedagang eceran mengurangi jumlah barang yang mereka belikan. “Jelas kami rugi, biasanya pedagang eceran itu ngambil sampai 3 goni tomat tapi ini hanya beli 1 goni, malah ada yang nggak berani jual tomat karena takut nggak laku dan busuk,” katanya.

Hal sama juga disampaikan oleh pedagang sayur di Pusat Pasar, Saragih. Dikatakannya, akibat kenaikan harga sayur-sayuran tersebut, pemasukannya berkurang drastis, namun untuk awal bulan ini, pelanggannya kembali normal.  “Sepi kali sepekan terakhir ini, tapi awal bulan ini pelanggan kembali normal, mungkin karena awal bulan,” katanya.

Diharapkannya, kenaikan serta kelangkahan barang ini dapat dengan cepat ditangani oleh pemerintah.

“Yah harapannya kepada pemeritah agar cepat dan sigap mengatasi kenaikan dan kelangkahan sayur mayur ini . Petani lokal itu harus didorong agar terus meningkatkan kualitas produknya.  Jadi nggak ada gagal panen, nggak ada keterbatasan barang, juga untuk barang yang diimpor ke Jawa, dibatasi sehingga kebutuhan lokal dapat terpenuhi,” katanya.(mag-13)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/