JAKARTA – Program percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia diperkirakan membutuhkan banyak modal. Salah satu sumber pendanaan yang diharapkan pemerintah adalah berasal dari luar negeri.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan menyebut salah satunya berasal dari JP Morgan Chase & Co, salah satu perusahaan finansial tertua di dunia. “Tentunya diminta kalau bisa seperti JP Morgan memberikan atensi kalau bisa bantuan, karena ini kan kebutuhan dananya kan nggak kecil,” ujar Gita usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima CEO JP Morgan Chase & Co Jamie Dimon di Kantor Presiden, kemarin (3/5).
Gita mengungkapkan, BUMN sudah diminta melakukan pembiayaan program yang disebut MP3EI itu sebesar USD100 miliar dari kebutuhan Rp835 triliun. Sumber pembiayaan lain berasal dari non-BUMN atau swasta. “Belum lagi yang dari luar negeri. Ini kan semua perlu pinjaman itu saya rasa peran dari JP Morgan,” katanya.
Namun menurut Gita, dalam pertemuan tersebut, belum muncul komitmen nilai atau nominal dari JP Morgan.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, komitmen yang muncul dalam pertemuan adalah keinginan JP Morgan men-supprot MP3EI. Selain itu juga pendanaan dalam bidang infrastruktur. Hatta mengungkapkan, hampir tiap kuartal JP Morgan membawa investor untuk mencari proyek di Indonesia. Jika sebelumnya hanya tiga investor dalam satu tahuan, saat ini mencapai lima investor. “Jadi kita harus banyak men-create project pembangunan kita terutama untuk infrastruktur,” kata Hatta.
Meski saat ini Indonesia belum sampai pada investment grade, namun pasar disebut Hatta sudah mengakuinya. “Itu sudah terbukti ketika kemarin bond-nya kita itu dikenakan rate hanya sekitar 5 persen. Bayangkan pada beberapa dua atau tiga tahun lalu sampai kena 11 persen,” urai Hatta. Hal itu, kata dia menunjukkan bukti Indonesia sebagai tempat investasi yang baik. (fal/jpnn)