30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

DPR Berpolemik, Pengusaha Ketakutan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Situasi politik  yang terjadi sepekan terakhir membuat banyak investor ketakutan masuk Indonesia.

Terlebih ketika penetapan Undang-Undang pilkada yang menimbulkan polemik antara koalisi Prabowo-Hatta dengan koalisi Jokowi-Jusuf kalla.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Wanita Shinta Widjaja Kamdani mengaku sangat menyesalkan hal tersebut. Sebab, akibat polemik politik yang terus terjadi membuat pengusaha dari luar maupun dalam negeri ketakutan.

Para pengusaha kemudian harus berfikir ulang untuk melakukan sebuah keputusan  besar akibat kondisi politik yang masih belum dapat dipastikan.

“Dunia usaha yang tadinya tidak ikut-ikut politik jadi sangat keberatan (atas polemic yang terjadi). Karena ini sangat berdampak. Sekarang saja sudah kelihatan kok. Perusahaan-perusahaan kita mau keluarin isu obligasi gak bisa (takut), kurs seperti ini, stock exchange juga,” keluh Shita saat ditemui usai acara Seminar on getting india right: how Indonesia can harness strategic and economic opportunities di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin.

Ketakutan itu diakuinya semakin menguat setelah melihat kondisi di parlemen yang semakin bergejolak. Ia mengatakan, bahwa para pengusaha takut program-program pemerintah ke depan yang telah sejalan dengan dunia usaha akan terhambat.

Sebab, tak dimungkiri akan banyak sandungan yang akan menghadang di DPR, mengingat banyaknya koalisi Prabowo-Hatta yang  duduk di sana.

“Yang lebih menghawatirkan apakah parlemen bisa impact pada pemerintah selanjutnya dalam menjalankan program-program yang disusun sebelumnya. Apakah itu akan impact ke depan,” ungkapnya.

Selain ketakutan, lanjut dia, rasa malu juga muncul akibat polemik politik yang terjadi di Indonesia. Sebab, politik terlihat lebih dikedepankan dari pada demokrasi.

Oleh karenanya, perempuan yang pernah masuk daftar 50 pebisnis wanita Asia paling berpengaruh versi Forbes itu meminta agar semua pihak untuk dapat saling menahan diri. Ia menghimbau agar pihak-pihak yang berkepentingan dalam masalah politik di Indonesia dapat mengesampingkan ego masing-masing.

“Kami dari dunia usaha menghimbau janganlah kemudian masalah politik ini berakibat buruk bagi dunia usaha. Sayang kerja keras yang sudah kita lakukan jadi sia-sia. Kami harap dua belah pihak dapat melihat Indonesia secara menyeluruh, gak liat partai politik sendiri-sendiri,” tutur managing director PT Sintesa Group itu. (mia)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Situasi politik  yang terjadi sepekan terakhir membuat banyak investor ketakutan masuk Indonesia.

Terlebih ketika penetapan Undang-Undang pilkada yang menimbulkan polemik antara koalisi Prabowo-Hatta dengan koalisi Jokowi-Jusuf kalla.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Wanita Shinta Widjaja Kamdani mengaku sangat menyesalkan hal tersebut. Sebab, akibat polemik politik yang terus terjadi membuat pengusaha dari luar maupun dalam negeri ketakutan.

Para pengusaha kemudian harus berfikir ulang untuk melakukan sebuah keputusan  besar akibat kondisi politik yang masih belum dapat dipastikan.

“Dunia usaha yang tadinya tidak ikut-ikut politik jadi sangat keberatan (atas polemic yang terjadi). Karena ini sangat berdampak. Sekarang saja sudah kelihatan kok. Perusahaan-perusahaan kita mau keluarin isu obligasi gak bisa (takut), kurs seperti ini, stock exchange juga,” keluh Shita saat ditemui usai acara Seminar on getting india right: how Indonesia can harness strategic and economic opportunities di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin.

Ketakutan itu diakuinya semakin menguat setelah melihat kondisi di parlemen yang semakin bergejolak. Ia mengatakan, bahwa para pengusaha takut program-program pemerintah ke depan yang telah sejalan dengan dunia usaha akan terhambat.

Sebab, tak dimungkiri akan banyak sandungan yang akan menghadang di DPR, mengingat banyaknya koalisi Prabowo-Hatta yang  duduk di sana.

“Yang lebih menghawatirkan apakah parlemen bisa impact pada pemerintah selanjutnya dalam menjalankan program-program yang disusun sebelumnya. Apakah itu akan impact ke depan,” ungkapnya.

Selain ketakutan, lanjut dia, rasa malu juga muncul akibat polemik politik yang terjadi di Indonesia. Sebab, politik terlihat lebih dikedepankan dari pada demokrasi.

Oleh karenanya, perempuan yang pernah masuk daftar 50 pebisnis wanita Asia paling berpengaruh versi Forbes itu meminta agar semua pihak untuk dapat saling menahan diri. Ia menghimbau agar pihak-pihak yang berkepentingan dalam masalah politik di Indonesia dapat mengesampingkan ego masing-masing.

“Kami dari dunia usaha menghimbau janganlah kemudian masalah politik ini berakibat buruk bagi dunia usaha. Sayang kerja keras yang sudah kita lakukan jadi sia-sia. Kami harap dua belah pihak dapat melihat Indonesia secara menyeluruh, gak liat partai politik sendiri-sendiri,” tutur managing director PT Sintesa Group itu. (mia)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/