MEDAN, SUMUTPOS.CO -Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Sumatera 2017, akan diadakan selama 3 hari, 6-8 Oktober 2017 di Medan. Acara ini diselenggarakan dalam rangka menyukseskan Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) yang akan digelar di Surabaya, November mendatang.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Arief Budi Santoso didampingi Ketua Panitia FESyar Sumatera 2017 Harreis Meirizal Senin (2/10) di Medan kepada pers mengatakan, dari sejarah sejatinya penyebaran Islam di Sumatera merupakan awal dari penyebaran Islam di Nusantara. “Latar belakang sejarah dimaksud dan faktor lokasi geografis pulau Sumatera menjadi dasar penetapan tema FEsyar Sumatera 2017, yaitu membangun ekonomi syariah berlandaskan konektivitas regional,” ujar Arief Budi Santoso.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua rangkaian kegiatan yaitu Shari’a Economic Forum di sebuah hotel berbintang di Medan serta Shari’a Fair di Lapangan Merdeka. Disebutkan, Sharia Economic Forum terdiri dari Seminar Model Pemberdayaan Pesantren, Seminar Halal Industri (Logistik), Seminar Potensi Zakat dan Wakaf Regional, Sosialisasi Blueprint Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah serta Workshop Training of Trainers Modul Zakat, Modul Wakaf, dan Modul Usaha Mikro Islami.
“Sedangkan Shari’a Fair adalah kegiatan expo dan dimeriahkan grand final lomba Da’i Cilik, Duta Ekonomi Syariah, Kesenian Daerah, Kreasi Busana, Berbalas Pantun, Kaligrafi serta entrepreneur muda berbasis syariah diikuti seluruh finalis dari provinsi se-Sumatera,” sebutnya.
Dikatakannya, geliat perkembangan ekonomi Islam di Tanah Air yang lebih dikenal dengan istilah Ekonomi Syariah, semakin hari semakin pesat. Dukungan masyarakat luas terhadap sistem ekonomi alternatif terbukti terus menguat.
Menurutnya, minat masyarakat mempelajari Ekonomi Syariah atau berekonomi secara syariah menunjukkan bahwa kehadirannya memang dibutuhkan dan menjadi tumpuan harapan perubahan kehidupan ke arah lebih baik.
Ekonomi dan keuangan syariah, sambungnya, bukanlah suatu konsep eksklusif yang hanya ditujukan untuk umat Islam, namun merupakan suatu konsep inklusif berdimensi universal yang secara aktif melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam pergerakan roda perekonomian.
“Nilai-nilai ekonomi syariah dalam kegiatan ekonomi telah lama menjadi ruh bagi pengembangan dan pelaksanaan sistem ekonomi yang sesuai nilai-nilai luhur bangsa berlandaskan Pancasila,” tambahnya.
Berbagai program edukasi dan sosialisasi ini, kata dia, merupakan salah satu wujud upaya nyata mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dan meningkatkan perannya dalam mendorong serta mendukung pertumbuhan dan ketahanan perekonomian daerah maupun nasional.
Dijelaskannya, kondisi ini menjadi salah satu permasalahan utama yang harus diatasi guna mewujudkan perekonomian yang tumbuh berkualitas dan berkesinambungan. “Kami meyakini, sistem ekonomi dan keuangan syariah yang diperkuat kebijakan dan perangkat instrumen yang dapat mendukung distribusi sumber daya dan kesempatan, mengoptimalkan investasi berdaya guna, dan mendorong partisipasi sosial untuk kepentingan publik, merupakan salah satu jawaban yang tepat,” paparnya.
Khusus dalam rangka optimalisasi proses edukasi dan komunikasi, imbuhnya, Bank Indonesia menginisiasi Festival Ekonomi Syariah (FESyar) yang dilakukan di berbagai wilayah regional. Sebagai sarana menampilkan dan mempromosikan produk maupun kegiatan terkait ekonomi syariah secara terstruktur di seluruh wilayah Indonesia. (ila/ram)