29 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Rupiah Tembus Rp12.000 per Dolar

Rupiah. Pakar menilai belum ada sentimen positif yang bisa mengangkat kepercayaan pasar.
Rupiah. Pakar menilai belum ada sentimen positif yang bisa mengangkat kepercayaan pasar.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Nilai mata uang rupiah terus turun ke level Rp12.000 per dolar Amerika Serikat, mencatatkan rekor terendah selama lima tahun terakhir.

Data kurs tengah Bank Indonesia menunjukan pada Kamis (05/12), nilai rupiah turun dari Rp11.960 pada hari sebelumnya menjadi Rp12.018.

Depresiasi ini turut mempengaruhi lesunya perdagangan saham. Hingga siang hari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampak memerah dan turun sekitar 0,98% dari perdagangan sebelumnya.

Pakar menilai salah satu faktor utama pelemahan ini adalah ketidakpercayaan pelaku usaha dan investor pasar uang terhadap pemerintah dalam mengatasi defisit neraca perdagangan.

Selain itu, tingginya permintaan dolar pada akhir tahun juga menjadi faktor yang memperburuk sentimen tersebut.

“Tiap akhir tahun banyak perusahaan membayar utang-utang mereka dalam bentuk dolar sehingga permintaan naik,” kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika kepada wartawan BBC Indonesia, Christine Franciska.

 

SEMENTARA

“Harapan saya ini [kenaikan] ini hanya sementara saja hingga awal tahun karena secara teoritis level rupiah sekitar Rp10.500 per dolar,” sambungnya.

Akhir November lalu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo Klik meminta masyarakat tidak panik dan mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih tetap terjaga.

Pelemahan rupiah yang terjadi sejak Juni lalu ini ditanggapi oleh pemerintah dengan membuat Klik empat paket kebijakan ekonomi. Bank Indonesia pun menaikan suku bunga hingga 7,5% untuk membatasi peredaran rupiah di pasar.

Namun secara keseluruhan, Erani melihat pemerintah lamban dalam melakukan reformasi struktural, terutama dalam upaya penaikan daya saing ekspor sehingga defisit neraca perdagangan bisa diperkecil. (NET)

Rupiah. Pakar menilai belum ada sentimen positif yang bisa mengangkat kepercayaan pasar.
Rupiah. Pakar menilai belum ada sentimen positif yang bisa mengangkat kepercayaan pasar.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Nilai mata uang rupiah terus turun ke level Rp12.000 per dolar Amerika Serikat, mencatatkan rekor terendah selama lima tahun terakhir.

Data kurs tengah Bank Indonesia menunjukan pada Kamis (05/12), nilai rupiah turun dari Rp11.960 pada hari sebelumnya menjadi Rp12.018.

Depresiasi ini turut mempengaruhi lesunya perdagangan saham. Hingga siang hari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampak memerah dan turun sekitar 0,98% dari perdagangan sebelumnya.

Pakar menilai salah satu faktor utama pelemahan ini adalah ketidakpercayaan pelaku usaha dan investor pasar uang terhadap pemerintah dalam mengatasi defisit neraca perdagangan.

Selain itu, tingginya permintaan dolar pada akhir tahun juga menjadi faktor yang memperburuk sentimen tersebut.

“Tiap akhir tahun banyak perusahaan membayar utang-utang mereka dalam bentuk dolar sehingga permintaan naik,” kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika kepada wartawan BBC Indonesia, Christine Franciska.

 

SEMENTARA

“Harapan saya ini [kenaikan] ini hanya sementara saja hingga awal tahun karena secara teoritis level rupiah sekitar Rp10.500 per dolar,” sambungnya.

Akhir November lalu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo Klik meminta masyarakat tidak panik dan mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih tetap terjaga.

Pelemahan rupiah yang terjadi sejak Juni lalu ini ditanggapi oleh pemerintah dengan membuat Klik empat paket kebijakan ekonomi. Bank Indonesia pun menaikan suku bunga hingga 7,5% untuk membatasi peredaran rupiah di pasar.

Namun secara keseluruhan, Erani melihat pemerintah lamban dalam melakukan reformasi struktural, terutama dalam upaya penaikan daya saing ekspor sehingga defisit neraca perdagangan bisa diperkecil. (NET)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/